Berdoa setelah shalat sangat dianjurkan. Hal ini sebagaimana yang sudah dicontohkan Rasulullah. Meskipun berdoa bisa kapanpun dan dimanapun, tapi setelah shalat adalah waktu terbaik untuk berdoa. Ada beberapa doa setelah shalat yang dibiasakan Rasulullah. Dalam hadis disebutkan:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْعُو يَقُولُ رَبِّ أَعِنِّي وَلَا تُعِنْ عَلَيَّ وَانْصُرْنِي وَلَا تَنْصُرْ عَلَيَّ وَامْكُرْ لِي وَلَا تَمْكُرْ عَلَيَّ وَاهْدِنِي وَيَسِّرْ الْهُدَى لِي وَانْصُرْنِي عَلَى مَنْ بَغَى عَلَيَّ رَبِّ اجْعَلْنِي لَكَ شَكَّارًا لَكَ ذَكَّارًا لَكَ رَهَّابًا لَكَ مِطْوَاعًا لَكَ مُخْبِتًا إِلَيْكَ أَوَّاهًا مُنِيبًا رَبِّ تَقَبَّلْ تَوْبَتِي وَاغْسِلْ حَوْبَتِي وَأَجِبْ دَعْوَتِي وَثَبِّتْ حُجَّتِي وَسَدِّدْ لِسَانِي وَاهْدِ قَلْبِي وَاسْلُلْ سَخِيمَةَ صَدْرِي
Artinya:
“Dari Ibnu Abbas (w. 68 H) ia berkata; Nabi SAW berdoa dengan mengucapkan: (Ya Allah, bantulah aku dan jangan Engkau bantu (musuhku) untuk mengalahkanku, dan tolonglah aku dan jangan Engkau tolong musuhku untuk mengalahkanku, buatlah tipu daya untuk keberhasilanku dan jangan Engkau membuat tipu daya untuk mencelakai diriku. Berilah aku petunjuk dan mudahkanlah petunjuk untukku, dan tolonglah aku melawan orang yang melampui batas terhadapku. Wahai Tuhanku, jadikanlah aku orang yang senantiasa bersyukur kepadaMu, senantiasa ingat kepadaMu, senantiasa takut serta taat kepadaMu, bertaubat kepadaMu, dan senantiasa kembali kepadaMu. Wahai Tuhanku, terimalah taubatku, cucilah dosaku, dan kabulkan doaku, kokohkan hujjahku, luruskan lidahku, tunjukilah hatiku, dan hilangkanlah kedengkian hatiku.!)” (HR: Al-Tirmidzi)
Islam memiliki waktu yang diyakini mustajab untuk berdoa, salah satunya ialah ketika selesai melaksanakan shalat fardhu, pada hadis di atas merupakan salah satu doa yang Rasulullah SAW panjatkan setelah salam.Doa di atas juga dijelaskan dalam Tuhfah al-Ahwadzi sebagai doa untuk melindungi diri dari segala jenis musuh baik dari dunia, syaitan, jin, dan manusia.
Yang dimaksud dengan ‘tipu daya yang dapat mencelakainya’ pada doa di atas adalah bentuk istidraj yang baginya merupakan suatu ketaatan yang diterima padahal perbuatan tersebut ditolak. Dan maksud ‘petunjuk’ di atas bermakna agar ditunjukkan ke jalan kebaikan, dan diberikan kemudahan untuk meraih kebaikan tersebut sehingga tidak merasa berat dan tidak merasa disibukkan untuk melakukan kebaikan sehingga akan tumbuh rasa ikhlas dalam dirinya.
Doa tersebut juga berisi permohonan untuk dijadikan orang yang bersyukur atas segala nikmat yang diberikan dan agar dijadikan sebagi orang yang ikhlas.
Makna kata “awahan” pada hadis di atas ialah dijadikan sebagai orang yang sedih dan menyesal akan maksiat yang telah dilakukan. Sedangkan kata “muniban” memiliki makna yang sama seperti lafadz “awahan” yang artinya bertaubat. Dan maksud dari permohonan untuk dikokohkan hujjahnya ialah agar dikuatkan argumentasinya untuk menghadapi musuh di dunia dan untuk menghadapi pertanyaan dari dua malaikat di alam kubur. Itulah sedikit keterangan yang kita temukan dalam kitab Tuhfah al-Ahwadzi dari salah satu doa yang Rasulullah SAW baca setelah shalat.
Semoga doa tersebut dapat kita amalkan dan menjadi salah satu doa yang dikabulkan oleh Allah SWT.
[One Day One Hadis program dari Pesantren Ilmu Hadis Darus-Sunnah yang didirikan Almarhum Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Ya’qub, MA. Pesantren Darus-Sunnah saat ini dalam tahap pengembangan dan pembangunan, bagi yang mau berdonasi silahkan klik link ini]