“Nikmatkah hidup ini … Setelah segala yang fana terlepas, Ubanpun telah menyala, Semir juga tiada guna, Ketika tubuh semakin renta, rambut telah memutih, Mungkinkah meraih kenikmatan, di hari-hari yang mulai suram, Tanggalkan segala keburukan dari dirimu, Haram bagi jiwa bertaqwa tuk melakukanya”
Itulah salah satu lantunan syair karya Imam as-Syafi’i. Selain seorang pakar dalam bidang ilmu hadis Imam as-Syafi’i adalah seorang penyair yang hebat, syair-syair yang ditulisnya bukanlah sekedar syair-syair yang tidak bermakna melainkan di dalamnya terkandung berbagai nasehat bagi siapapun yang membacanya.
Di antara nasehat-nasehat yang terkandung di dalam syairnya, terdapat nasehat yang menjelaskan tentang keutamaan bersifat qana’ah, ridha akan takdir sebagai ketetapan dari Allah, kedermawanan, renungan, rintihan di malam hari, peringatan akan kematian, zakat dari jabatan, gambaran bahwa dunia hanyalah fatamorgana, bagaimana bersikap terhadap orang bodoh, kekayaan sejati dsb.
“Kau durhakai Tuhanmu, namun kau juga tampakkan cintamu, Ini mustahil di dalam akal sehat, Andai cintamu itu sejati, pasti kau buktikan dengan taat kepada–Nya, Sesungguhnya orang yang mencintai akan patuh dengan apa yang dicinta.”
Maksudnya, seorang pecinta Tuhan bukanlah hanya seorang yang berkata “Aku mencintainya” tanpa melakukan apapun yang yang diperintahkannya dan meninggalkan yang dilarangnya, tetapi seorang yang mencintai Tuhannya adalah seorang yang akan melakukan apa yang diperintahkannya dan menjauhi apa yang dilarangnya.
Sungguh indah nasehat-nasehat Imam as-Syafi’i yang terkandung dalam bait-bait syairnya. Selain nasehat-nasehat yang terkandung dalam untaian bait-bait syair milikinya terdapat nasehat-nasehat lainnya yang beliau tulis. Di antaranya adalah:
“Barangsiapa mengaku dapat menggabungkan dua cinta dalam hatinya, cinta dunia sekaligus cinta Allah , maka dia telah berdusta. ”
“Jika Ada seorang yang ingin menjual dunia ini kepada ku dengan nilai harga sekeping roti , niscaya aku tidak akan membelinya.”
“Bila kamu tak tahan penatnya belajar, maka kamu akan menanggung peritnya kebodohan.”
“Berapa ramai manusia yang masih hidup dalam kelalaian, sedangkan kain kafannya sedang ditenun.”
Itulah sebagian di antara nasehat-nasehat yang ditulis oleh Imam as-Syafi’i yang berkaitan dengan kehidupan, baik nasehat tentang hubungan antara manusia dengan sang penciptanya Allah Swt, maupun nasehat yang menjelaskan hubungan antara sesama manusia. Nasehat-nasehatnya ditulis dengan kata-kata yang mudah untuk difahami, baik oleh kalangan awam maupun cendekiawan.
Oleh: Nisa al-Fadlilah, disarikan dari buku “Biografi Empat Imam Mazhab: Riwayat Intelektual dan Pemikiran Mereka” yang ditulis oleh Ustadz Rizem Aizid