Nabi SAW Hanya Berhaji Sekali Seumur Hidup

Nabi SAW Hanya Berhaji Sekali Seumur Hidup

Nabi SAW Hanya Berhaji Sekali Seumur Hidup

 Islami.co (Haji 2024) — Salah satu faktor waktu tunggu (waiting list) jemaah haji yang begitu panjang adalah adanya beberapa orang yang mendaftar haji berulang. Mereka adalah orang-orang yang cukup mapan. Sudah pernah berhaji, tetapi karena memiliki uang untuk ongkos haji, mereka pun mendaftar kembali.

Dalam hal haji berulang ini kita perlu menengok ke belakang, melihat kembali apakah Rasul haji berkali-kali atau hanya haji sekali?

Ternyata Rasulullah SAW tidak pernah haji berulang. Seumur hidup, Rasul SAW hanya pernah haji sekali dan itu adalah haji terakhir Nabi Muhammad SAW.

Dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim disebutkan ketika Qatadah bertanya kepada gurunya, yaitu Malik bin Anas. Salah satu pertanyaan Qatadah adalah berapa kali Nabi berhaji.

Mendengar pertanyaan dari salah satu murid terbaiknya, Anas bin Malik lalu menjawab bahwa Rasul hanya melakukan haji sekali seumur hidupnya.

“Rasulullah naik haji satu kali dan umrah empat kali,” terang Anas.

Haji yang dilakukan Nabi Muhammad SAW itu dikenal sebagai haji wada’, yaitu haji perpisahan. Karena setelah melakukan haji, Rasul kembali ke Madinah dan wafat di kota nabi tersebut.

Dalam sejarah, turunnya perintah haji kepada Nabi adalah pada tahun 9 Hijriyah. Pendapat ini adalah pendapat yang paling kuat. Tepat setelah 82 hari berhaji, Rasul SAW wafat. Hal inilah yang menjadikan alasan Nabi SAW hanya berhaji sekali seumur hidup.

Ada hikmah dibalik peristiwa hajinya Nabi Muhammad SAW yang hanya sekali seumur hidup. Menurut Kiai Ali Mustafa Yaqub, salah satunya, agar umat muslim tidak pergi haji berkali-kali dan sebaiknya menggunakan hartanya untuk melakukan ibadah sosial, seperti menyantuni anak yatim dan bersedekah kepada fakir miskin.

Kiai Ali berpendapat, jika haji berkali-kali adalah kebaikan, Nabi akan melakukan haji berulang-ulang.

“Sekiranya haji dan umroh berkali-kali itu baik, tentu Nabi Muhammad SAW lebih dahulu mengerjakannya. Sebab Rasulullah merupakan teladan terbaik (uswatun hasanah) bagi umatnya.” (K.H Ali Mustafa Yaqub)

Selain itu, diturunkannya perintah haji yang mendekati waktu wafatnya nabi, bisa menjadi sebab dan alasan bahwa haji berulang bukanlah sebuah kebiakan.

(AN)