Hampir 700 ribu orang pengungsi Rohingya berada di Bangladesh. Otoritas Myanmar dianggap bersala dalam konflik itu dan diharuskan memulangkan warga Rohingya kembali ke Rakhine, Myanmar. Tapi, apa lacur, hal itu hanyalah janji belaka.
Hal itulah yang menyebabkan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan teguran keras kepada Myanmar. Menurut PBB, Myanmar tidak serius mengurus hal ini dan terkesan membiarkan saja.
“Dari yang saya lihat dan dengar, tidak ada layanan kesehatan, kekhawatiran akan perlindungan, keberlanjutan pengusiran dan upaya kemungkinan untuk membawa mereka kembali ke Myanmar,” tutur Ursula Mueller, Wakil Sekretaris Jenderal PBB seperti dikutip dari Antara.
Ursula Mueller yang merupakan wakil PBB urusan kemanusiaan ini juga menegaskan kembali untuk Myanmar untuk berkomitmen pada warga mereka yang terusir ke Bangladesh ini. Ia juga mengingatkan kembali perjanjian repatriasi pengungsi Rohingnya yang telah disepakati antara Bangladesh dan Myanmar.
Dalam perjanjian itu disebutkan bahwa secara bertahap warga Rohingya akan dipulangkan ke Rakhine. Selain itu, pihak otoritas Myanmar akan memastikan segalanya berjalan aman, termasuk urusan keamanan.
Mueller sendiri mengunjungi Myanmar selama 6 hari dan diperbolehkan mengunjungi daerah paling mengerikan terdampak konflik itu, seperti di daerah Rakhine bagian selatan. Daerah ini pula yang dianggap paling berbahaya.
Di sana Mueller juga berjumpa dengan banyak orang dan berbincang dengan mereka. Ia juga berbicara dengan para jenderal, serta Aung San Suu Kyi, pemimpin kharismatik Myanmar.
“Saya minta pejabat Myanmar mengakhiri kekerasan dan pulangkan pengungsi dari Cox’s Bazar (Bangladesh) dengan sukarela dengan cara yang baik pula,” tambahnya.