Banyak orang yang menduga bahwa kisah Nabi Muhammad SAW paling banyak diceritakan dalam Alquran. Sebab Alquran adalah mukjizat yang diberikan kepada Rasulullah SAW. Namun sebenarnya, Nabi Musa AS adalah nabi yang kisahnya paling banyak diceritakan dalam Alquran. Nabi Musa disebutkan lebih dari 120 kali dalam kitab suci Alquran.
Kisah Nabi Musa AS banyak disebutkan dalam berbagai surah dan diceritakan dengan sangat rinci. Secara detail, kisah Nabi Musa AS diceritakan dalam surat Al-Baqarah, Al-A’raf, Thaha, dan al-Qashas. Mengapa Lalu mengapa kisah nabi Musa AS justru paling banyak disebutkan dalam Alquran? Rupanya ada tiga penyebab mengapa kisah nabi Musa AS banyak diceritakan dalam Alquran.
Penyebab pertama yaitu karena Musa AS adalah nabi yang paling banyak menerima ujian. Dalam surat Thaha ayat 40, Allah menyebutkan bahwa Nabi Musa AS adalah nabi yang paling banyak memiliki cobaan. Allah berfirman, “Aku akan mengujimu dengan berbagai macam ujian.” (QS. Thaha: 40)
Nabi Musa AS mengalami beragam kesulitan dalam hidupnya karena terlahir saat Mesir berada di bawah kepemimpinan Fir’aun. Fir’aun merupakan raja zalim yang menyebut dirinya sendiri sebagai tuhan. Sebagaimana disebutkan dalam Surat An-Nazi’at Ayat 24 Firaun berkata, “Akulah tuhanmu yang paling tinggi ” (QS. An-Nazi’at Ayat 24)
Saat itu, orang-orang Yahudi dan anak-anak Israel berada pada tingkatan terendah masyarakat Mesir serta menjadi budak dan pelayan. Dalam kondisi tersebut, Musa mengalami cobaan yang berat dengan menghadapi Firaun dan menghadapi kaum Bani Israil yang keras kepala. Kisah Nabi Musa AS banyak disebutkan dalam Al Qur’an agar menjadi bahan pelajaran bagi seluruh umat islam. Sebab kisah Nabi Musa AS tidak hanya berhubungan dengan dirinya sebagai pribadi, namun juga berhubungan dengan kaum yang diselamatkan dari pimpinan tirani yang zalim.
Kedua, karena kisah Nabi Musa AS memiliki kesamaan dengan kisah Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itulah kisah Nabi Musa AS mendapatkan perhatian khusus di dalam Al Qur’an. Apa yang terjadi pada bangsa Israel juga terjadi pada umat Nabi Muhammad. Dalam kehidupan Nabi Musa AS, Firaun mewakili rezim tirani yang bengis. Sementara itu dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW, para pemimpin suku Quraisy mewakili tirani yang menganiaya para budak dan orang yang lemah.
Kemudian yang ketiga, pengalaman hidup Nabi Musa AS dengan umatnya dapat memberi manfaat bagi umat islam. Salah satunya, agar tidak mencontoh perilaku Bani Israil yang keras kepala. Seperti saat umat Bani Israil begitu keras kepala dan berdebat tentang sapi. Saat itu Bani Israil diperintah Allah untuk menyembelih seekor sapi, namun mereka berbantah-bantah dan selalu menanyakan tentang spesifikasi sapi tersebut. Kisah tersebut akan mengajarkan umat islam untuk menghindari perdebatan tidak penting seperti yang dilakukan oleh umat Yahudi.
Demikianlah mengapa kisah Nabi Musa AS justru lebih banyak disebutkan dalam Al Qur’an dibandingkan dengan kisah Nabi Muhammad SAW. Pertama, yaitu karena Nabi Musa AS adalah Nabi yang paling banyak mendapatkan ujian, Nabi Musa AS memiliki kesamaan kisah perjuangan dengan Nabi Muhammad SAW. Pasalnya, Nabi Musa AS dan Nabi Muhammad SAW sama-sama berjuang melakukan pembebasan dari tirani yang zalim dan berjuang memimpin umatnya. Sedangkan yang ketiga, agar umat islam tidak keras kepala dan melakukan perdebatan-perdebatan tidak penting seperti yang dilakukan oleh kaum Bani Israil.
Wallahu a’lam.