K.H Ahsin Sakho Sebutkan Dalil-dalil Peringatan Haul dalam Al-Quran

K.H Ahsin Sakho Sebutkan Dalil-dalil Peringatan Haul dalam Al-Quran

Berikut beberapa ayat yang dijadikan dalil peringatan haul dalam Al-Quran.

K.H Ahsin Sakho Sebutkan Dalil-dalil Peringatan Haul dalam Al-Quran
K.H Akhsin Sakho Muhammad saat peringatan Haul ke-7 K.H Ali Mustafa Yaqub

K.H Akhsin Sakho Muhammad, seorang pakar qiraat Indonesia menyebutkan bahwa peringatan haul itu bukanlah sesuatu yang bidah. Beberapa substansi yang ada dalam haul malah diajarkan dalam Al-Quran.

Hal ini disampaikan saat memberikan tausiyah peringatan Haul ke-7 Imam Besar Masjid Istiqlal 2005-2016, (alm) Prof. Dr. K.H Ali Mustafa Yaqub, MA, Sabtu (18/03) di Pesantren Darus Sunnah, Ciputat.

Menurut Kiai Ahsin, panggilan akrabnya, salah satu isi dari peringatan haul adalah mendoakan orang yang telah wafat.

“Haul itu, kan, tepung tahun, ya. Pertema itu adalah mendoakan. itu ada dalam Al-Quran,” terang dosen Ilmu Al-Quran dan Tafsir UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

Kiai Ahsin kemudian menyebutkan beberapa ayat yang menjadi landasan ajaran Al-Quran terkait doa untuk orang yang meninggal.

Pertama, surat al-Hasyr ayat 10:

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ ࣖ

Rabbanaghfirlana wali ikhwaninalladzina sabaquna bil iman, wa la taj’al fi qulubina ghillan lilladzina amanu innaka raufun rahim.

Artinya, “Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, Sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.” (Q.S al-Hasyr: 10)

Kedua, surat Nuh ayat 28

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلَا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلَّا تَبَارًا

Rabbighfirli wa li walidayya wa liman dakhala baitiya mukminan wa lil mukminina wal mukminat wa la tazidid dzalimina illa tabara

Artinya, “Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan”. (Q.S Nuh: 28)

Menurut mantan Rektor Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta ini, Nabi Nuh sudah diajarkan oleh Allah SWT untuk mendoakan semua orang mukmin. Baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia.

“Zaman Nabi Nuh itu sudah diajarkan untuk berdoa seperti itu. Tentu di situ tidak dijelaskan mukmin itu yang masih hidup atau yang sudah meninggal,” tutur penulis buku Manbaul Barakat fi Sab’il Qiraat ini.

Ketiga, surat Ibrahim ayat 41.

Bukan hanya Nabi Nuh, Nabi Ibrahim juga berdoa hal yang sama. Hal ini disebutkan dalam surat Ibrahim,

رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ

Rabbanaghfir li wa li walidayya wa lil mukminina yauma yaqumul hisab.

Artinya, “Ya Tuhan kami, ampunilah aku dan kedua ibu bapakku dan semua orang yang beriman pada hari diadakan perhitungan (hari Kiamat).” (Q.S Ibrahim: 41)

Kiai Ahsin menuturkan bahwa doa merupakan energi spiritual, terutama bagi orang yang sudah meninggal dunia. Bahkan menurutnya, orang yang sudah wafat sangat membutuhkan uluran pahala dari orang-orang yang masih hidup.

“Orang yag sudah meninggal sangat menantikan sekali uluran pahala uluran maghfirah dari ornag-orang yang masih hidup,” tuturnya.(AN)