Mo Salah Soal Tragedi di Gaza: Pembantaian Harus Dihentikan, Kemanusiaan Harus Menang

Mo Salah Soal Tragedi di Gaza: Pembantaian Harus Dihentikan, Kemanusiaan Harus Menang

Mo Salah Soal Tragedi di Gaza: Pembantaian Harus Dihentikan, Kemanusiaan Harus Menang

Mohamed Salah mengunggah video di akun media sosial miliknya. Dalam video tersebut, Salah menyatakan dirinya sulit untuk mencerna situasi yang terjadi.

“Tidak mudah berbicara di tengah situasi seperti ini, ada banyak rasa sakit hati dan juga ada banyak kebrutalan”.

“Saya menyerukan kepada para pemimpin di dunia untuk bersatu mencegah berlanjutnya pembantaian terhadap jiwa-jiwa yang tak bersalah,” katanya di Instagram dan X pada Kamis (19/10/2023) Waktu Indonesia Barat.

Kapten tim nasional Mesir tersebut sempat mendapat banyak kritikan karena tidak bersuara membela warga Palestina. Tidak sedikit kritikus berkampanye online untuk berhenti mengikuti Salah di media sosial.

Kritik itu tampak beralasan. Mo Salah merupakan atlet paling populer di dunia Arab saat ini. Ia menjadi pemain bola paling sukses di tanah Arab dengan raihan gelar Champions League dan Premier League bersama Liverpool.

Ia akhirnya menegaskan kepada 62,7 juta pengikutnya di Instagram dan 18,5 juta di X bahwa hal yang paling utama adalah kemanusiaan dan peperangan harus dihentikan karena banyak keluarga yang terpecah belah.

“Peningkatan situasi yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir sungguh sulit untuk disaksikan,” tutur bintang Liverpool tersebut.

Salah pun berharap bahwa aksi serangan ke Gaza dihentikan. Salah mengingatkan bahwa banyak keluarga yang terdampak akibat serangan ke Gaza.

“Pembantaian harus dihentikan. Banyak keluarga yang terpisah. Hal yang jelas saat ini harus dilakukan adalah bantuan kemanusiaan ke Gaza harus segera mendapat izin untuk disalurkan,” ucap anak asuh Jürgen Klopp tersebut.

Baginya, hal demikian memang tidak mudah dibicarakan mengingat begitu banyak kekerasan yang terjadi di sana. “Selalu tak mudah rasanya, untuk berbicara di situasi seperti ini, sudah terlalu banyak kekerasan dan kebrutalan yang menyayat hati,” katanya.

Gaza telah dikepung sejak 7 Oktober ketika pejuang Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel yang menewaskan sekitar 1.400 orang dan menawan beberapa warga Israel. Israel lalu meresponnya dengan menyatakan perang, dan menjadikan wilayah berpenduduk 2,3 juta orang itu menjadi sasaran pemboman tanpa henti. Sekitar 3.480 warga Palestina dipastikan tewas dalam serangan tersebut.

Presiden AS Joe Biden terbang ke Tel Aviv pada hari Rabu (18/10) dan mengatakan Israel telah menyetujui permintaannya untuk mengizinkan bantuan masuk ke Gaza dari Mesir di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang berkurangnya pasokan dan bantuan kemanusiaan.

Daerah kantong tersebut telah berjuang di bawah blokade Israel selama 16 tahun.

Mesir mengatakan akan mengizinkan 20 truk yang membawa bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza melalui penyeberangan Rafah di selatan wilayah tersebut.

“Yang jelas sekarang bantuan kemanusiaan ke Gaza harus segera diperbolehkan. Orang-orang di sana berada dalam kondisi yang mengerikan,” tambah Salah.

“Pemandangan di rumah sakit tadi malam sangat mengerikan. Masyarakat Gaza sangat membutuhkan makanan, air, dan pasokan medis.”

“Saya menyerukan kepada para pemimpin dunia untuk bersatu mencegah pembantaian lebih lanjut terhadap jiwa-jiwa yang tidak bersalah. Kemanusiaan harus menang.”