Mesut Ozil, pekan lalu mengunjungi Indonesia. Pada kunjungan pertamanya, pemain Jerman kelahiran Turki satu ini melakukan beberapa agenda, termasuk menghadiri shalat Jumat berjamaah di masjid Istiqlal. Selain itu, Ozil juga diundang oleh beberapa media lokal untuk menghadiri sesi wawancara eksklusif.
Dalam wawancara, Ozil menerima berbagai pertanyaan tentang dirinya, mulai dari karir di dunia sepak bola, keluarga, hingga kehidupan sebagai seorang muslim di Eropa. Sebagaimana diketahui, Ozil merupakan satu dari sekian banyak pesepakbola yang sukses meniti karir di Eropa bersama banyak nama popular lain seperti Karim Benzema (Real Madrid), Mohammed Salah (Liverpool), dan beberapa pemain lain.
Saat seorang wartawan Metro Tv menunjukkan fotonya dengan gestur berdoa dan bertanya arti foto tersebut, Ozil menjawab, “Itu saya dan agama saya. Saya selalu menjaga agama saya, juga arah hidup saya. Ini tentang hidup yang saya jalani dan saya bangga dengan itu.”
Mesut Ozil memang dikenal sebagai salah seorang pemain muslim yang terang-terangan menunjukkan identitas keagamaannya, seperti berdoa sebelum pertandingan, bahkan ia sering vokal membela hak-hak warga Palestina yang mengalami penindasan oleh Israel.
Selanjutnya, wartawan tersebut menunjukkan foto Ozil bersama keluarganya, ia pun berkata, “Keluarga, istri, dan anak, saya sangat bangga pada mereka. Di akhir perjalanan anda yang panjang, Anda akan menemukan seseorang yang tepat, dan istri saya adalah orang tersebut. Saya bersyukur kepada Tuhan karena memiliki anak yang cantik dan saya bangga dengan keluarga saya.”
Saat ditanya tentang mobil, ia mengaku bahwa dirinya sempat menyukai mobil sport, namun setelah ia berkeluarga ia lebih menyukai family car (mobil keluarga), tentu karena lebih nyaman digunakan untuk bepergian bersama keluarga.
Meski karirnya sebagai pesepakbola terbilang sukses, Ozil tetap bersikap rendah hati. Saat ditanya, “Bagaimana Anda ingin dikenang? Apakah ingin dikenang sebagai the King of Assist (istilah dalam sepak bola untuk menyebut operan kepada rekan yang berbuah gol)?” ia menjawab, “Saya ingin dikenang sebagai orang baik. Hanya itu saja.”
Ia juga menilai kesuksesan yang dimiliki tidak semata-mata buah dari hasil kerja kerasnya.
“Sejak kapan anda menyadari bakat yang anda miliki? Atau, apakah Anda meyakini bahwa itu pemberian dari Tuhan?” Tanya seorang wartawan CNN Indonesia.
“Tentu saja, itu merupakan anugerah dari Tuhan. Saya menyadari bakat itu saat berusia sekitar 14 atau 15 tahun.” Jawab Ozil. Di matanya, kesuksesan tidak hanya didapatkan hanya dengan bermodal bakat tanpa kerja keras atau sebaliknya kerja keras tanpa bakat, melainkan perpaduan antara bakat dan kerja keras.
Salah satu tantangan yang sering dihadapinya adalah ketika jadwal latihan maupun pertandingan yang tetap berlangsung ketika memasuki bulan Ramadhan. Namun, baginya hal tersebut bukanlah sebuah masalah. Menurutnya, selama seseorang mau berusaha untuk menyeimbangkan profesionalitas dalam karir dan kewajiban sebagai pemeluk agama, ia akan mampu melakukannya.