Mengenal Spiritualitas Gus Dur dan Dakwah Supernatural Gus Miek

Mengenal Spiritualitas Gus Dur dan Dakwah Supernatural Gus Miek

Mengenal Spiritualitas Gus Dur dan Dakwah Supernatural Gus Miek

“Kerinduan kepada realisasi potensi kebaikan pada diri manusia inilah yang menurut saya menjadikan Gus Miek supernatural” ungkap Gus Dur di buku kumpulan tulisannya, Gus Dur Menjawab Perubahan Zaman.

Pertalian Gus Dur dengan ulama. kyai-kyai kampung agaknya tidak usah diragukan lagi, ia tumbuh dan besar di lingkungan pesantren-pesantren kampung yang kental dengan nilai kesederhanaan, keikhlasan, kemandirian, peka sosial, gotong royong dll.

Demikian juga, yang mengantarkan Gus Dur akrab dengan Gus Miek atau yang bernama lengkap KH Chamim Jazuli.

Gus Miek dilahirkan di Kediri, Jawa Timur pada 17 Agustus 1940. Gus Miek dikenal luas oleh masyarakat sebagai sosok yang memiliki keistimewaan spiritual dan metode dakwahnya yang unik.

Pertautan Gus Dur dan Gus Miek kiranya dapat dipertemukan dengan jalur-jalur dakwah dan visi kemanusiannnya.

Gus Dur atas dasar kemanusiaannya kerap kali berdialog dengan tokoh lintas agama dan budaya.

Sementara Gus Miek, menerjemahkan dakwah tidak sekedar formal keagamaan saja, tetapi turun langsung ke lapisan masyarakat yang sering diabaikan, menghampiri mereka yang ada di pojok pasar, terminal hingga tempat hiburan malam.

Itulah yang dimaksud dengan kerinduan Gus Dur kepada Gus Miek. Dakwah inklusif Gus Miek tidak memilih siapa yang layak mendapatkan kebaikan dan nasihat, sebab bagi Gus Miek, setiap manusia punya potensi kebaikan.

Seperti yang diucap Gus Dur “Kerinduan kepada realisasi potensi kebaikan pada diri manusia” adalah landasan dakwah inklusif Gus Miek, mencari dan membangkitkan kebaikan dari siapa saja tanpa menghakimi atau membatasi pada kalangan tertentu.

Dakwah inklusif yang dibawakan Gus Miek sebagai tanda bahwa Islam yang diajarkan kyai kampung bersifat humanis dan merangkul semua kalangan. Tidak ada sekat di antara mereka yang saleh atau dianggap berdosa, dua-duanya merindukan kebaikan.

Ini tampak manakala Gus Miek tidak lagi melihat kesalahan orang yang berbeda keyakinan. Kata Gus Dur, “Ayu Wedayanti yang Hindu diberlakukannya sama dengan Neno Warisman yang muslimah, karena ia yakin kebaikan sama berada pada dua orang penyanyi tersebut,” ungkap Gus Dur.

Supernatural Gus Miek

Masyarakat luas khususnya kalangan pesantren menilai Gus Miek memiliki nilai spiritual yang tinggi, karenanya Gus Miek tidak jarang dimintakan doa, ingin naik pangkat harus didukung olehnya, mau dapat jodoh diminta berkahnya dll. Tak jarang juga, keanehan-keanehan muncul dalam laku-laku hidup Gus Miek. Dalam istilah pesantren, ini biasa dikenal dengan sebutan khariqul ‘adah.

Khariqul ‘adah yang dimaksud di sini, bukan keanehan-keanehan yang menyalahi prinsip agama, tetapi suatu tindakan yang bisa dibilang tidak wajar untuk dilakukan oleh manusia pada umumnya.

Gus Dur sendiri, menilai khariqul ‘adah atau supernatural yang dimiliki Gus Miek itu terbangun dari dakwahnya yang inklusif. Maksudnya, kerinduan Gus Miek kepada realisasi potensi kebaikan dalam diri manusia menjadikannya supernatural.

Begini, kata Gus Dur, “super karena dia mampu mengatasi segala macam jurang pemisah dan tembok penyekat antara sesama manusia. Dan natural karena yang Gus Miek harapkan adalah kebaikan bagi manusia.”

Kiranya melalui teladan Gus Dur dan Gus Miek kita dapat belajar bahwa dakwah bukan sekadar mengajak dan membaca teks agama, melainkan juga soal teladan hidup, kesederhanaan dan semacamnya.

Lewat Gus Miek, kita dapat belajar bahwa jalan menuju Tuhan bisa ditemukan di banyak tempat, bahkan sekalipun tempat yang tidak disangka-sangka asalkan hati tulus pada kebaikan dan kemanusiaan.