Kebersihan adalah sebagian dari iman. Tak terkecuali kebersihan gigi dan mulut. Untuk urusan satu ini, umat Islam telah mengenal istilah siwak sejak zaman dahulu. Dari Ali bin Abi Thalib, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba bila bersiwak lalu berdiri mengerjakan sholat, maka berdirilah seorang malaikat di belakangnya lalu mendengarkan bacaannya dengan saksama kemudian mendekatinya (atau dia mengucapkan kalimat seperti itu) hingga malaikat itu meletakkan mulutnya di atas mulut orang yang membaca Al Quran, maka tidaklah keluar dari mulutnya bacaan Al Quran itu melainkan langsung ke perut malaikat, oleh sebab itu bersihkanlah mulut-mulut kalian untuk membaca Al Quran.” (Shahih at-Tarhiib no 215)
Lalu, apa sebenarnya siwak ini? Siwak atau kerap disebut juga sebagai miswak, merupakan dahan pohon arak yang memiliki nama latin Salvadora persica. Fungsi umumnya adalah membersihkan mulut, gusi serta gigi. Pohon arak ini sendiri umum ditemukan di Semenanjung Arab, daerah-daerah kering Asia Barat sampai Afrika. Ukurannya kecil, tampak seperti belukar dan bercabang-cabang. Warna batangnya putih jika dikelupas dan terdiri dari banyak serat. Akarnya berwarna kecokelatan, beraroma mirip seledri dan rasanya agak pedas.
Sejak dulu, orang-orang di negara Muslim sudah terbiasa menggunakan siwak sebagai penyikat gigi. Di Madinah, misalnya, penjual siwak cukup banyak ditemukan sepanjang perjalanan menuju Masjid Nabawi. Istilah siwak juga merujuk pada pembersih gigi yang terbuat dari ranting pohon. Walau tampaknya sangat kuno, ternyata bersiwak memiliki manfaat dalam mencegah penyakit gusi.
Hukum bersiwak adalah sunnah karena merupakan anjuran dari Rasulullah. Bersiwak termasuk pekerjaan ringan namun memiliki banyak faedah, baik keduniaan maupun keakhiratan. Keduniaannya adalah mendapat kebersihan mulut, kesehatan gigi serta menghilangkan bau mulut. Sementara faedah keakhiratan ialah ittiba’ pada Nabi dan mendapat ridha Allah.
Kandungan dalam siwak sendiri sangat beragam. Di antaranya adalah pottasium, klorida, sodium bicarbonate, silika, fluoride, sulfur, trimethyl amine, vitamin C, tannins, salvadorine dan aneka mineral lainnya. Semuanya memiliki fungsi dalam membersihkan, menyehatkan serta memutihkan gigi. Pada pemakaian pertama, mungkin akan terasa agak pedas serta membakar karena adanya kandungan substansi antibakteri acid. Namun semakin rutin digunakan, sensasi rasa pedas ini akan berkurang.
Penggunaan siwak ini bahkan telah mendapat rekomendasi dari World Health Organization alias WHO. Pada 1986, WHO merekomendasikan siwak sebagai pembersih gigi serta mulut. Hal ini tak terlepas dari harganya yang murah serta penggunaan yang efektif pada area yang lazim. Ketersediaannya juga cukup mudah didapat dan secara umum memegang peran penting terkait kebersihan mulut.
Untuk bisa mendapat manfaatnya secara optimal, gunakan tangan kanan ketika menggunakan siwak. Bagian gigi yang dibersihkan meliputi bagian depan, sela-sela antar gigi, permukaan dalam serta permukaan yang digunakan untuk mengunyah. Sikat pula bagian gusi, lidah hingga langit-langit mulut karena titik-titik tersebut seringkali menjadi sarang bakteri. Bentuk bulu siwak adalah lurus serta pegangannya akan sedikit menyulitkan saat menyikat gigi bagian belakang. Pastikan tiap permukaan gigi telah tersikat bersih agar tidak ada sisa makanan menumpuk.
Ukuran panjang siwak yang ideal adalah antara 12 hingga 20 cm dengan tekstur tidak terlalu keras namun juga tidak terlalu lembut. Siwak bukan produk sekali pakai melainkan dapat digunakan hingga beberapa kali. Tiap dua atau tiga hari sekali, perbarui ujung siwak dengan memotong ujung serabut yang rusak. Ini karena ujung serabut siwak yang sudah digunakan akan kehilangan elastisitas serta berkurang pula kandungan kimiawinya. Jangan lupa untuk selalu bersihkan siwak menggunakan air setelah dipakai dan simpan di tempat yang kering.
Tertarik menggunakan siwak? Ranting pohon khusus untuk menyikat gigi ini bisa dibeli di pusat oleh-oleh haji di Indonesia. Produk yang dijual di Indonesia biasanya adalah per batang. Sementara apabila kita membeli langsung di Mekkah atau Madinah, penjual di sana akan menyediakan seikat siwak berisi 10 ranting.