Tujuan tempat wisata utama bila kita berkunjung ke distrik Asakusa di Tokyo pastilah kuil Sensoji dengan gerbang Kaminarimonnya. Yap. Agama mayoritas di negeri matahari terbit itu adalah Budha. Meskipun demikian di sana kita juga dapat menemukan masjid. Bahkan di dekat kuil Sensoji ini ada masjid. Daar Al Arqam namanya, biasa disebut masjid Asakusa.
Masjid Asakusa dikelola oleh Japan Mosque Foundation (JMF) yang merupakan salah satu departemen yang ada di lembaga Islamic Circle of Japan. Masjid ini banyak dihadiri warga pendatang di Jepang, di antaranya warga Indonesia
Pada dasarnya, kehidupan muslim di Jepang bisa dikatakan masih dalam keadaan stabil dan tidak mendapat gangguan ataupun hambatan yang betul-betul menjadi masalah. Jepang memang bukan Negara yang. berpenduduk mayoritas Muslim namun kini kita dapat mudah menemukan Masjid atau Musholla. Selain itu kini juga sudah banyak restoran halal atau toko yang menjual bahan makanan halal
Di Jepang juga terdapat Islamic Center yang secara umum berfungsi sebagai center atau `markas` bagi orang-orang islam yang ada di Jepang. Kita bisa mendapatkan info-info sehubungan dengan keperluan Islam di Jepang, Misalnya info mengenai dokumen apa saja yang diperlukan untuk menyiapkan perkawinan secara Islam di Jepang, kelas-kelas pelajaran agama, konsultasi mengenai Islam atau kehidupan di Jepang, informasi yang penting terutama bagi pendatang.
Islamic Center of Japan adalah pusat keislaman dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat. Didirikan pada tahun 1966. Merupakan organisasi yang diakui secara hukum. Organisasi ini bersifat non-komersial dan bukan merupakan organisasi politik. Pengurus dipilih oleh anggota.
Sebagian besar masjid di Jepang dikelola oleh muslim-muslim dari Saudi Arabia, Pakistan, dan Turki. Karena kegiatan yang bising dan berisik di Jepang menjadi hal yang dilarang, maka suara-suara dari masjid tidak sampai ke luar masjid, tetapi hanya terdengar di dalam masjid saja.
Hal ini disebabkan orang Jepang paling tidak suka dengan suara keras dan berisik. Tak segan orang Jepang melaporkan tetangganya kepada polisi karena suara gaduh atau suara anak yang berisik. Bahkan tol yang berpotensi bising dengan suara kendaraan diberi benteng kedap suara. Masyarakat Jepang senang hidup dalam suasana sepi dan hening.
Hubungan antara agama Islam dengan Jepang hanya diketahui dari hubungan tersembunyi antara penduduk-penduduk Jepang dengan orang-orang muslim dari negara lain sebelum tahun 1868.
Agama Islam diketahui untuk pertama kali oleh penduduk Jepang pada tahun 1877 sebagai pemikiran agama, dan pada sekitar tahun itu, kehidupan Nabi Muhammad diterjemahkan dalam bahasa Jepang.
Dua orang Jepang muslim pertama ialah Mitsutaro Takaoka yang memeluk Islam pada tahun 1909 dan mengganti nama Omar Yamaoka setelah menunaikan haji, dan Bumpachiro Ariga yang pada tahun yang sama pergi ke India untuk berdagang yang kemudian memeluk Islam.
Sampai sekarang populasi umat muslim tidak banyak di Jepang. Manurut data statistik, sekitar 80% dari jumlah penduduk Jepang penganut Shinto. Sedangkan penduduk muslim di Jepang hanya 0,095% terdiri dari para pelajar dan berbagai jenis pekerjaan di kota-kota besar.
Lalu bagaimana dengan makanannya?
Menemukan restoran halal maupun bahan makanan halal di Jepang tidaklah sulit. Jepang memang mulai serius melirik dan menggarap pangsa pasar muslim, sehingga restoran halal mulai bermunculan terutama di kota-kota besar seperti Kobe, dan Tokyo.
Selain itu ciri khas makanan Jepang banyak menggunakan hasil laut. Masakan Jepang dengan menggunakan daging sapi baru dikenal sejak restorasi Meiji, karena pada era Meiji budaya Barat mulai mempengaruhi Jepang,
Jadi dapat dipastikan, jika kita ke Jepang, mencari makanan halal dengan bahan sumber laut seperti Sushi, Sashimi akan terbilang lebih mudah. Hal yang perlu dihindari saat makan Sushi dan Sashimi adalah saus yang mengandung mirin atau sake karena mengandung alkohol.
Apabila masih merasa ragu akan kehalalan makanan, direkomendasikan restoran Muslim yang rata-rata adalah restoran masakan India, Malaysia, Pakistan, dan Turki.
Harga makanan di Jepang juga beragam. Jika ingin berhemat kita dapat membeli bento atau nasi kotak di stasiun kereta atau minimarket yang dijual dengan harga 300-500 yen
Orang-orang Jepang sangat menghargai keberadaan kita sebagai pemeluk agama Islam. Peraturan bahwa daging babi dan sake dan sejenisnya adalah haram bagi orang Islam diketahui oleh kebanyakan orang Jepang. Setiap mengadakan kegiatan-kegiatan yang mengundang kaum muslim, makanan-makanan dan minuman-minuman biasanya akan dipisah antara yang haram dan yang tidak haram.
Begitu pula ketika teman-teman ingin membeli ataupun memakan makanan-makanan dan minuman-minuman yang dijual di toko-toko Jepang. Untuk daging, karena di Jepang dagingnya disembelih dengan tidak menggunakan cara yang diajarkan oleh Islam, maka semua daging (kecuali daging ikan tentunya) menjadi haram. Di Jepang terdapat cukup banyak toko-toko online yang dikelola mahasiswa Indonesia yang menyediakan makanan halal.