Tidurnya orang yang sedang puasa itu ibadah. Ini adalah satu dari sekian banyak hadis dhoif yang populer di bulan Ramadan. Hadis yang disandarkan kepada Nabi tersebut dapat dijumpai dalam kitab Ihya Ulumuddin karya al-Gazali. Yang berdasarkan kritik al-Iraqi dalam kitab Fathul Kabir, hadis ini tidak kuat sanadnya sebab di dalamnya terdapat Sulaiman an Nakha’i seorang pendusta.
Meskipun sudah banyak kajian yang menjelaskan tentang kedhoifan hadis tersebut, tapi nampaknya hadis ini sudah menjadi pameo yang sering dijadikan alasan lebih baik tidur dari pada bergosip, marah, berdusta, atau melakukan hal-hal yang dapat mengurangi pahala puasa Ramadan.
Karena itu jika diperhatikan di masjid atau musola misalnya, jumlah orang yang tidur selepas solat jamaah meningkat dari pada bulan-bulan biasanya. Namun di luar dari alasan tadi, memang tidak dipungkiri bahwa saat puasa rasa kantuk memang sering bertandang. Padahal biasanya kantuk timbul jika kita merasa terlalu kenyang. Bukan saat perut kosong.
Penjelasan ilmiah mengenai hal ini terdapat dalam buku Hikmah Puasa Perspektif Hadis dan Medis. Setidaknya ada tiga sebab yang bisa mengakibatkan seseorang yang berpuasa suka mengantuk di siang hari Ramadan.
Pertama, tidak terbiasa bangun malam atau terpotongnya jatah tidur karena harus bangun sahur. Sedangkan bangun malam merupakan keharusan jika ingin mendapatkan keutamaan makan sahur. Perubahan pola tidur ini terjadi karena orang yang tidak terbiasa bangun malam akan merasakan adanya ‘utang’ tidur yang, biasanya, harus dibayar dengan penambahan waktu tidur, kapanpun itu.
Karena itu, kantuk di siang hari Ramadan sudah pasti menjadi masalah bagi seseorang yang tak terbiasa bangun di malam hari. jadi, mari melatih diri agar biasa bangun malam. “Karena seseungguhnya di malam hari terdapat waktu tertentu yang bila seorang memohon keapada Allah dari kebaikan dunia dan akhirat, maka Allah pasti akan memberikan kepadanya, dan hal tersebut ada di setiap malam.” (HR. Muslim)
Kedua, ibadah terlalu berlebihan di malam hari. Kita memang dianjurkan untuk memperbanyak zikir dan ibadah di bulan Ramadan, apalagi di 10 hari terakhir bulan Ramadhan, dimana keutamaan Lailatul Qadar Allah janjikan. Tapi, beribadahlah sesuai kadar kemampuan diri sebab tubuh kita juga memiliki hak untuk istirahat. “Beramallah dengan amal yang sesuai kemampuan kalian, maka sungguh Allah tidak akan bosan, hingga kalian yang bosan”. (HR. Bukhari)
Ketiga, pola makan yang tidak bagus saat berbuka dan sahur dapat mengakibatkan penyakit diabets, kolestrol, anemia dan gangguan fungsi hati. Penyakit-penyakit tersebut dapat menimbulkan efek lelah dan sering membuat efek kantuk berlebihan. Usahakanlah mengkonsumsi makanan berserat tinggi saat sahur seperti kurma yang memiliki kadar glukosa tinggi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Sebab kurma, menurut hasil penelitian The American Cancer Sociaty, adalah sumber serat pangan yang baik. Sehingga orang yang makan kurma pada waktu sahur akan menjadi segar dan tahan lapar lebih lama. “Sahurnya orang mukmin adalah buah kurma,” kata Nabi Saw. (HR. Abu Daud).[]
Neneng Maghfirah adalah Peneliti hadis di el-Bukhari Institute.