Mengapa Ada Banyak Kisah Umat Terdahulu dalam Al-Qur’an?

Mengapa Ada Banyak Kisah Umat Terdahulu dalam Al-Qur’an?

Kisah umat terdahulu paling banyak diceritakan di dalam al-Qur’an. Kalau diperhatikan, ayat-ayat yang berisi tentang kisah umat terdahulu lebih banyak disebutkan di dalam al-Qur’an ketimbang ayat-ayat hukum. Kenapa demikian?

Mengapa Ada Banyak Kisah Umat Terdahulu dalam Al-Qur’an?
Al-Qur’an

Kisah umat terdahulu paling banyak diceritakan di dalam al-Qur’an. Kalau diperhatikan, ayat-ayat yang berisi tentang kisah umat terdahulu lebih banyak disebutkan di dalam al-Qur’an ketimbang ayat-ayat hukum. Kita jarang sekali menemukan penjelasan hukum yang sangat detail di dalam al-Qur’an. Ayat tentang warisan mungkin salah satu dari sedikit ayat yang berbicara tentang hukum secara detail.

Penjelasan detail hukum biasanya banyak ditemukan di dalam hadis Nabi. Karenanya, hadis disepakati mayoritas ulama sebagai sumber hukum kedua setelah al-Qur’an. Andaikan kita hanya berpatokan pada al-Qur’an, tidak merujuk pada hadis, ada banyak ibadah yang tidak ditemukan penjelasan rincinya di dalam al-Qur’an. Penjelasan detail tentang shalat saja tidak ada di dalam al-Qur’an. Bagaimana cara shalat adanya di dalam hadis Nabi.

Syekh Izzuddin bin Abdul Salam, salah seorang ulama terkenal di dalam Islam dan memiliki banyak karya, menjelaskan bahwa di antara tujuan Allah menuturkan kisah-kisah umat terdahulu itu adalah sebagai nasehat dan motivasi bagi hambanya. Kisah-kisah yang berisi tentang keburukan tujuannya adalah sebagai nasehat, sementara kisah-kisah yang berisi kebaikan tujuannya agar diikuti oleh umat Nabi Muhammad.

Hal ini sebagaimana dijelaskan Allah dalam surat Yusuf ayat 111. Allah berfirman, ““Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS: Yusuf ayat 111)

Kisah di dalam al-Qur’an bukan tanpa tujuan, bukan sekedar obrolan belaka, di dalam kisah itu terdapat makna yang sangat dalam. Para ulama menjelaskan kisah yang ada di dalam al-Qur’an bisa saja mengandung perintah dan larangan tergantung pada konteks ayat.

Karenanya, kalau kita membaca ayat-ayat yang berkaitan dengan kisah-kisah umat sebelum Nabi Muhammad, kita harus mengambil hikmah dari kisah tersebut, supaya apa yang terjadi pada mereka itu tidak terjadi pada kita. Kalau ada kisah yang baik, kita bisa tiru dan terapkan dalam kehidupan, tapi kalau kisahnya berisi tentang keburukan, jangan kita ikuti perilaku kaum yang ada di dalam kisah tersebut.