Pelajaran penting bagi generasi muda bangsa Indonesia..
Bahwa negara Indonesia dibangun berdasarkan ikatan persaudaraan, persatuan, perbedaan dalam keberagaman.
Al-Qur’an sendiri bermuatan:
Memerintahkan….
Menganjurkan….
Mengajarkan…
Sebagai bangsa (nation ), kita bersatu, berdamai, tidak ada lagi permusuhan antar bangsa dengan mengatasnamakan ras, etnis, agama, dan suku. Karena para penjajah sudah terusir 72 tahun silam. Justru musuh terbesar kita saat ini adalah ego, hawa nafsu, serta merasa benar sendiri.
Sebagaimana sabda nabi sesusai Perang Badr:
Rasulullah berkata: “Kalian menuju kepada tujuan yang terbaik. Kalian menuju dari dari jihad yang lebih kecil kepada jihad yang lebih besar.” Mereka bertanya: “Apa itu jihad yang lebih besar?” Nabi menjawab: “Perjuangan seorang hamba melawan hawa nafsunya.”
Dalam Sejarah Fathul Makkah, Nabi menganjurkan untuk menjadi pribadi yang memaafkan segala kesalahan. Di Masjidil Haram seusai Fathul Makkah (terbebasnya kota Makkah dari kaum musyrikin), Nabi Saw menyampaikan khutbah di depan pintu Ka’bah dan di hadapan sekian banyak orang bahwa masjid adalah tempat yang aman.
Dalam khutbahnya, nabi bersaksi bahwa; “Tiada Tuhan selain Allah, Tiada sekutu bagi-Nya, Dia menepati janji-Nya, memenangkan hamba-Nya, dan Dia sendiri yang mengalahkan sekutu”. Beliau kemudian menetapkan pembatalan segala keistimewaan yang dimiliki oleh siapa pun pada masa jahiliyah.
Rasul saw kemudian membaca firman Allah QS Al-Hujurat 49: 13.
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Rasul Saw kemudian mengarahkan pembicaraan beliau kepada kaum musyrik yang harap-harap cemas. Beliau bertanya:
“Apa yang kalian duga yang akan Aku lakukan terhadap kalian?
“kami menanti yang baik. Engkau adalah saudara yang mulia dan putra saudara yang mulia,”jawab mereka.
“Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu , mudah-mudahan Allah mengampuni kamu! Kalian boleh pergi—kemana pun—kalian adalah orang-orang bebas.
Nabi saw berucap: nashbir wa laa nu’aqib. Kami bersabar dan kami tidak akan memberi sanksi. (HR. Ahmad).
Dalam piadatonya kepada ribuan tawanan perang, Rasulullah bersabda: “Hadza laisa yaumil malhamah, walakinna hadza yaumul marhamah, wa antumut thulaqo”. Wahai manusia, hari ini bukan hari pembantaian, melainkan hari ini adalah hari kasih sayang, dan kalian semua merdeka kembali ke keluarga kalian masing-masing.
Melihat khutbah nabi, umat Islam diperintahkan untuk:
1. Saling maaf-memaafkan
2. Menjaga tali persaudaraan dan persatuan
3. Menghargai keberagaman sebagai hamba dan ciptaan Tuhan
Umat Islam menjadi kuat karena:
1. Tidak gila kekuasaan dan duniawi
2. Mengalahkan ego pribadi demi kepentingan umum
3. Menghilangkan fanatik buta dan kebodohan
Kita bisa membayangkan Indonesia saat ini jika bangsa ini terpecah belah dan terjadi pertumpahan darah antar sesama saudara. Bukankah persatuan itu jauh lebih utama?
Maka, wahai pemuda Islam ayo semangat belajar, jangan fanatik buta dan memusuhi dengan cara membabi buta.
KUNCI KEMENANGAN DAKWAH NABI
Pelajari kunci kemenangan dan dakwah nabi dalam sejarah Fathul Makkah adalah mencintai sesama dengan rasa kasih sayang.
Mengingatkan kaum muslimin muslimah bahwa
1. Al-QUR’AN MEMERINTAHKAN
Menjaga persatuan itu penting
QS. Ali Imron 103
2. AL-QUR’AN MENGAJAK
Saling memaafkan, karena Allah menyukai orang yang berbuat kebajikan
QS. Annur 22
QS. Al A’raf 199
QS. Ali Imron 159
QS. Ali Imron 134
3. AL-QUR’AN MELARANG
Permusuhan dan berpecah belah
QS. Ali Imron 105
Ya Allah, Ya Robb, Ya Tuhan kami, jadikanlah bangsa ini tentram, penuh kedamaian, kesejukan dan mempunyai kepekaan untuk saling tolong menolong dalam kebaikan. Hindarkanlah kami dari fitnah dan sifat hasud yang dapat memecah belah kami. Kami memohon ampun serta berlindung hanya kepadaMu Ya Robbal Aalami