Meskipun sudah ditangkap oleh kepolisian, Muslim Cyber Army (MCA) masih terus bergerak di internet dan menebar kebencian. Aktivitas itu dilaporkan oleh Jaringan Relawan kebebasan berekspresi di Asia Tenggara atau yang biasa disebut SAFEnet, Selasa (20/4). Laporan itu diberi tajuk Memindai Aktivitas MCA dalam Kontestasi Sosial-Politik di Indonesia.
SAFEnet melakukan monitoring dan aktivitas MCA ini sejak bulan Januari 2017 hingga sekarang. Data ini didapatkan oleh relawan dalam bentuk wawancara korban hingga menggunakan mesin seperti Social Network Analysis.
“Tujuan dari monitoring ini bukan untuk menghambat kebebasan berekspresi dan berkumpul netizen sesuai agama dan pilihan politik, melainkan memastikan siapa dari jaringan MCA yang terlibat dalam sejumlah tindak pidana online harrashment, hate speech sampai doxing,” tulis laporan itu.
Laporan tersebut juga menyebutkan ada lebih dari 100 orang warganet yang mengalami persekusi.
“Sekalipun polisi telah menangkap 14 orang yang diduga MCA lewat serangkaian aksi hukum belakangan ini, MCA masih bergerak,” lanjut laporan tersebut.
SAFEnet pun melanjutkan bahwa MCA nii ada yang memilih untuk berkamuflase dan mengganti nama mereka supaya tidak mudah terdeteksi. Meski begitu, jejak digital pun masih tampak di beberapa akun yang terafiliasi dengan beberapa kelompok.
Satu hal menarik dalam pindaian MCA ini adalah keterkaitan dengan politik. Dalam laporan tersebut diterakan tentang akun-akun yang diduga MCA ini mulai bergerak untuk masuk ke ranah politik, khususnya ketika musim Pilkada mulai marak seperti hari ini.
“Secara kolektif MCA tampak jelas sedang bermain di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, tiga provinsi yang dalam waktu dekat akan mengadakan Pilkada Serentak 2018,” lanjutnya.
SAFEnet juga memindai di media sosial terkini dan menunjukkan bagaimana akun-akun MCA yang kebanyakan berupa robot atau bot (istilah dalam media sosial yang digerakkan mesin dan terkadang anonim-red)d an bergerak mendukung salah satu paslon di Jawa Barat tepat sesudah pengumuman di media massa.
“Selagi aktor-aktor politik di balik MCA tidak diungkap agak susah bagi kami untuk membayangkan masyarakat akan merasa aman di tahun-tahun politik mendatang,” tutupnya.
SAFEnet sendiri adalah jaringan penggerak kebebesan berekspresi online di se-Asia Tenggara. Organisasi ini memiliki misi untuk mempromosikan dan melindungi kebebasan ekspresi, baik individu maupun organisasi. Terkait laporan ini, sila klik di sini.