Hadirin Sidang Jumat yang Berbahagia
Di hari Jumat ini, kita sudah memasuki bulan Rabi’ul awal, bulan dimana Nabi Muhammad Saw dilahirkan. Sayup-sayup shalawat sudah mulai menggema di surau-surau dan masjid-masjid untuk menghormati manusia nomor satu di dunia. Oleh sebab itu, sangat cocok sekali bulan ini sebagai refleksi kita bersama, seberapa besarkah cinta kita kepada Nabi Muhammad melalui ajaran dan keteladanannya.
Nabi Saw diutus oleh Allah Swt tidak lain untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Sebagaimana sabda Nabi Saw.
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ
Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia (HR. Baihaqi)
Di dalam hadis lain, Nabi Saw bersabda
مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِيْ مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin di hari Kiamat
مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيْءَ.
melainkan akhlak yang baik, dan sesungguhnya Allah sangat membenci orang yang suka berbicara keji dan kotor.
Kedua hadis di atas memberi penjelasan kepada kita bahwa ciri dari akhlak yang mulia adalah tidak berkata keji dan kotor.
Hadirin sidang Jumat yang berbahagia
Dewasa ini, menjelang pilkada, terutama pilkada DKI Jakarta, aroma kebencian tidak bisa lagi dihindarkan. Orang mudah memaki sesama saudaranya sendiri hanya karena beda pilihan. Di media sosial banyak sekali kita temukan hal semacam umpatan, ejekan, dan hampir semua binatang terucap. Na’udzubillah min dzalik.
Bahkan yang terakhir, ulama khos asal Rembang tidak luput dimaki-maki oleh anak muda yang usianya sangat jauh di bawahnya, walaupun pada akhirnya orang tersebut meminta maaf dan bersilaturrahim ke kediaman kiai tersebut. Dan kejadian ini patut menjadi renungan bersama. Bahwasannya di media sosial walaupun itu dunia maya, namun hakikatnya kita sedang berinteraksi dengan orang yang nyata.
Oleh sebab itu, kita semua sebagai pengguna sosmed harus berhati-hati, jaga ucapan kita dari kebencian yang bisa menyebabkan perang saudara.
Saat ini pihak kepolisian juga sudah mengeluarkan surat edaran mengenai hukuman bagi para pengujar kebencian (hate speech). Harapan besar semoga bangsa Indonesia sadar dan menghindari perilaku penghinaan, melakukan pencemaran nama baik, menghasut, memprovokasi, dan menyebarkan berita bohong atau hoax.
Hadirin sidang jumat yang berbahagia
Seorang muslim dengan muslim lainnya adalah bersaudara, sehingga tidak sepantasnya ada kebencian yang mengakar dalam diri mereka, apalagi permusuhan yang bekepanjangan. Islam adalah rahmat bagi semuanya.
Allah Ta’ala berfirman di dalam QS. Al-Hujurat ayat 10:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
Sesungguhnya orang-orang Mukmin adalah bersaudara
فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ
Karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu,
وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat
Dengan demikian, Agama itu rahmat, bukan laknat dan ancaman. Agama itu ampunan, bukan terus menerus menyalahkan. Agama itu ketentaraman, bukan kegaduhan. Seorang Muslim yang gemar mencaci maki sesama makhluk ciptaan Allah sejatinya adalah penista agama, sebab ia telah menabrak tujuan utama agama. Yaitu kasih sayang.
Semoga kita semua menjadi golongan orang yang dipenuhi dengan kasih sayang. Karena kasih sayang adalah jalan menuju surga. Bahkan, diceritakan di dalam sebuah hadis nabi, ada seorang pendosa yang diampuni Allah karena memberi anjing yang kehausan. Dan itulah akhlakul karimah sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Saw. Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang beruntung dan selalu mendapatkan rahmat Allah Swt. Amin ya rabbal ‘alamin.
Penulis: Ustadz Aan Selfi (Pengasuh rubrik khotbah Islami.co)