Masyumi Dideklarasikan Lagi, Begini Komentar Partai-Partai Berhalauan Islam

Masyumi Dideklarasikan Lagi, Begini Komentar Partai-Partai Berhalauan Islam

Masyumi Dideklarasikan Lagi, Begini Komentar Partai-Partai Berhalauan Islam

Bertepatan dengan dengan tasyakuran hari ulang tahun ke-75 Partai Masyumi, sejumlah tokoh Islam mendeklarasikan kembali Partai Masyumi pada Sabtu, 7 November 2020 lalu. Partai yang dulu sempat eksis di masanya itu kini dijuluki sebagai Masyumi reborn.

Turut serta dalam acara deklarasi yang digelar secara virtual ini, antara lain adalah Ketua Persiapan Pendirian Partai Islam Ideologis Masri Sitanggang, mantan penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua, dan tak ketinggalan deklarator Partai Ummat Amien Rais.

Ditandai dengan pembacaan naskah deklarasi oleh Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Partai Islam Ideologis (BPU-PPII), A Cholil Ridwan, deklarasi kelahiran kembali Partai Masyumi ini pun dibuka.

“Kami yang bertanda tangan di bawah ini, mendeklarasikan kembali aktifnya Partai Politik Islam Indonesia yang dinamakan Masyumi,” kata Cholil, dikutip dari Kompas.com.

Oleh sejumlah tokoh yang ikut membidani deklarasi, Masyumi reborn diharapkan mampu menjadi partai ideologis Islam yang berpengaruh seperti di masa lalu saat Masyumi sedang gagah-gagahnya.

“Alhamdulillah berkat rahmat Allah dan didorong keinginan luhur supaya umat Islam memiliki satu partai ideologis yang berpengaruh, maka sampai jugalah kita pada momen bersejarah, momen dimana berkumpulnya tokoh dan bangkitnya kekuatan partai Islam di Tanah Air,” terang Masri Sitanggang.

Dalam sebuah wawancara bersama Ketua Majelis Syuro Partai Masyumi Abdullah Hehamahua, CNNIndonesia.com merilis kilas balik pasang surut Masyumi hingga memantapkan lagi untuk kembali mendirikan Masyumi.

Menurut Hehamahua 2019 adalah tahun di mana rencana pembentukan Masyumi reborn Kembali menguat. Ini merupakan puncak dari wacana-wacana sebelumnya yang pernah ada tentang pembentukan Kembali partai masyumi.

“Tahun 2019 ketika saya dan beberapa teman yang aktif di Dewan Dakwah bertemu saat umrah di Madinah, Saudi. Dari pertemuan itu saya diundang oleh teman saya untuk menghadiri sebuah pertemuan untuk membentuk partai Islam baru setiba di Jakarta nanti,” kata Hemahua.

“Saat menghadiri rapat itu, saya katakan saya enggak setuju dibentuk partai baru. Karena hal itu tak sesuai hasil rekomendasi Mubes Dewan Dakwah tahun 1998 silam. Kemudian terjadi perdebatan teknis di internal dewan dakwah,” lanjut dia.

Sejurus kemudian, demikian Hemahua, Dewan Dakwah sepakat membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Partai Islam Ideologis (BPU-PPII) yang bertujuan membentuk partai Islam. Alhasil, BPUPPII merekomendasikan mendirikan kembali Partai Masyumi.

“Alhasil, kita tentukan tanggal deklarasi pembentukan kembali Partai Masyumi 7 November 2020. Awalnya ingin digelar di Yogyakarta sebagai tempat dibentuknya Masyumi di tahun 1945. Namun keadaan sedang pandemi. Maka disepakati kita tasyakuran saja 75 tahun Masyumi di kantor Dewan Dakwah, Jakarta Pusat sekalian mengumumkan kembalinya Masyumi,” terangnya.

Merespons lahirnya kembali Partai Masyumi ini, sejumlah petinggi partai Islam mengaku tidak khawatir atau terganggu.

“PAN tidak merasa terancam atau terganggu dengan kelahiran Partai Masyumi karena basis sosialnya berbeda. Meski dalam beberapa daerah ada segmen pemilih yang berhimpitan, di era demokrasi modern ini semua diserahkan kepada kebebasan pilihan politik rakyat,” terang Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi.

Senafas dengan Viva, salah satu elit partai bergambar Kakbah juga menyatakan sikap yang sama. “Kami yang di PPP tidak melihat kelahiran Partai Masyumi ini sebagai ancaman atau saingan terhadap PPP,” ujar Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani kepada Kompas.com.

Demikian halnya dengan sikap PKS, partai yang identik dengan wacana ideologis keislaman ini tidak merasa gundah gulana.

“Kami tidak merasa tersaingi dan/atau kemudian harus gundah gulana. Kami menyambut baik hadirnya kedua partai itu,” kata Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid.

Dan, komentar yang mungkin terbilang menarik justru hadir dari PKB. Tidak saja bersikap dingin dengan hadirnya Masyumi, PKB bahkan meragukan Masyumi bakal lolos ambang batas parlemen.

“Kami tidak khawatir tergerus, malah kami kurang yakin mereka bisa lolos syarat dan elektoral,” terang Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid.