Pulangnya Habib Rizieq Syihab (HRS) ke Indonesia tidak saja menandai bahwa pelariannya ke Mekah telah purna, tetapi juga memunculkan klater baru virus Corona. Betapa tidak, sejak awal tiba di Indonesia HRS sudah dikerubungi massa yang tidak sedikit.
Tak cukup sampai di situ, acara kumpul-kumpul berlanjut di kediamannya, Petamburan, Jakarta Pusat. Segera setelah itu, rentetan acara maulid Nabi juga digelar secara masal laiknya situasi biasa.
Kini, sedikitnya 80 orang terkonfirmasi positif COVID-19. Mereka itu adalah bagian dari kerumunan wilayah Petamburan dan Tebet Jakarta terkait acara yang dihadiri oleh Habib Rizieq.
Sebelumnya, Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo meminta Dinas Kesehatan di daerah memperhatikan kasus virus Corona di kerumunan pendukung baik itu di Jakarta maupun Bogor. Kasus positif Lurah Petamburan Setiyanto, bisa menjadi titik awal tracing kasus.
“Mulailah dengan tracing dari Lurah Petamburan. Selanjutnya tes massal dari keluarga inti semua yang positif,” ucap Doni Monardo dalam dalam rapat virtual (zoom) seperti dalam keterangan pers BNPB, Sabtu (21/11).
Sementara itu, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Budi Hidayat menyebutkan bahwa menurut hasil pemeriksaan melalui tes PCR yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, terdapat 50 kasus positif COVID-19 di Tebet dan 30 kasus di Petamburan dalam kerumunan tersebut. Ini dia sampaikan dalam konferensi pers di Graha BNPB Jakarta yang dipantau melalui daring, Minggu (22/11).
Lebih jauh, data pemeriksaan tes PCR yang dilakukan di laboratorium kesehatan daerah hingga 21 November 2020 juga masih menunggu hasil 15 kasus yang berasal dari kerumunan yang terjadi di Megamendung Bogor, Jawa Barat.
“Kerumunan pada kegiatan yang dilakukan dalam rangka acara keagamaan dan nikahan tersebut, Kementerian Kesehatan mengimbau bagi siapa saja yang mengikuti dan siapapun yang merasa kontak erat dengan orang yang hadir agar melakukan isolasi mandiri selama 14 hari,” kata Budi.
Kepada masyarakat yang menghadiri kegiatan dan terlibat dalam kerumunan bersama Habib Rizieq di Bandara Soekarno-Hatta, Petamburan, Tebet, dan Mega Mendung, Budi menyarankan agar mereka isolasi mandiri untuk meminimalkan risiko penularan COVID-19 yang lebih luas.
Dia juga mengingatkan apabila masyarakat yang melakukan isolasi mandiri dan mengalami gejala COVID-19, seperti batuk, pilek, sesak napas, sakit tenggorokan, serta hilang indra penciuman dan perasa agar segera mengunjungi Puskesmas terdekat untuk melakukan pemeriksaan tes PCR.
Di saat bersamaan, Pemerintah dikabarkan telah menyiapkan pusat karantina di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet maupun hotel yang telah disediakan. Dan, Kementerian Kesehatan juga meminta kepada tokoh masyarakat, tokoh agama, dan pimpinan daerah agar bisa memberikan contoh dan teladan bagi masyarakat luas dalam penerapan protokol kesehatan.
Dia juga menerangkan bahwa Kementerian Kesehatan kini tengah melakukan pemantauan penularan COVID-19 secara ketat di wilayah Petamburan, Bandara Soekarno-Hatta, Tebet, dan Mega Mendung.
“Kita harus berupaya bersama dalam pencegahan penularan COVID-19 agar wabah penyakit ini segera bisa kita atasi,” kata Budi.
Yah, kan, panjang jadinya. Sudah dibilang kalau iman sama imun itu beda kok ya tetap aja ngeyel.