
Islami.co (Jakarta) — Kalis Mardiasih, aktivis perempuan menyebutkan bahwa pernikahan tidaklah menakutkan. Ia juga menyebut anggapan bahwa pernikahan menakutkan tidak akan pernah ada jika pernikahan itu disiapkan. Disiapkan bukan dalam arti hanya menyiapkan resepsi dan upacara-upacara sermonialnya saja, melainkan semua hal yang berkaitan dengan kehidupan pasca seremonial tersebut.
Hal ini diungkapkan Kalis saat mengisi salah satu sesi pada event Festival Keluarga Indonesia 2025 yang diselenggarakn pada tanggal 1-2 Februari 2025 di Hall Mall Kota Kasablanca, Jakarta Selatan.
“Mariege is not scary kalau kita bisa mempersiapkannya,” tutur Kalis.
Kalis juga menyebutkan bahwa beberapa hal terkadang bisa membuat biduk rumah tangga gagal ‘berlayar’ jauh, salah satunya adalah terlalu mengikuti standar konten-konten di Tiktok. Bahkan ada salah satu konten viral terkait perceraian yang sebabnya karena memegang standar yang terlalu tinggi.
“Ada tren maunya diratukan, definisinya diratukan itu dijemput pake mobil mewah, dikasih tas branded, dan lain sebagainya,” tambahnya.
Alissa Qotrunnada Wahid, putri Gus Dur yang bergerak di bidang sosial juga turut mengafirmasi Kalis. Ia menyebutkan bahwa pernikahan itu bukan menakutkan. Menurutnya, wajar jika ada yang menganggap bahwa pernikahan itu menakutkan, namun bukan berarti tidak mungkin membangun keluarga yang baik.
“Normal sih kita merasa takut. Bahwa itu bukanlah tidak mungkin, membangun keluarga yang lebih baik, keluarga maslahat itu bukan tidak mungkin,” ujar Alissa.
Menurut Alissa, ttu bisa dilakukan dengan proses, dengan adil, dengan seimbang, dengan kesalingan.
“Keluarga kita aman dari gempa-gempa yang menghancurkan keluarga-keluarga yang lain. Yang perlu kita lkukan adalah memperkuat bangunan kelurga kita. Dengan itu kita bosa selamat dunia dan akhirat,” tambahnya.
Alissa juga menanggapi hal yang dibincangkan Kalis sebelumnya. Menurutnya, sebenarnya terkait standar tersebut yang bermasalah adalah karena terlalu banyak menuntut. Hal itulah yang akan membuat hubungan suami istri.
“Kalau kita itu menuntut, itu sih sebetulnya yang paling berat.”
(AN)