Jika ditanya siapa manusia paling tampan, pasti lah kita menjawab Nabi Yusuf AS. Hal ini maklum karena saat masih kecil dahulu, guru-guru kita pasti bercerita ketampanan Nabi yang membuat Zulaikha klepek-klepek ini.
Dalam Al-Qur’an, ada sebuah cerita menarik tentang ketampanan Nabi Yusuf. Para perempuan yang melihat wajahnya mengiris jari-jarinya karena terpesona oleh ketampanannya.
“Ketika perempuan-perempuan itu melihatnya, mereka terpesona kepada (keelokan rupanya) dan mereka (tanpa sadar) melukai tangannya sendiri seraya berkata: “Maha Sempurna Allah. Ini bukanlah manusia, sungguh ini adalah malaikat yang sempurna.” (Q.S Yusuf : 31)
Baca juga: Abdul Wahhâb ibn Ibrâhîm al-Âsyî: Pelopor Sastra Hijaz Modern Asal Aceh
Sayangnya, dalam literatur buku-buku sejarah, kita tidak menjumpai secara eksplisit cerita-cerita tentang ketampanan Nabi Muhammad SAW.
Dari uraian singkat di atas, kira-kira mana yang lebih tampan, Nabi Muhammad SAW atau Nabi Yusuf?
Sebelum membahas hal itu, alangkah baiknya kita mengetahui lebih dulu bahwa Nabi Muhammad SAW dan Nabi Yusuf memiliki keistimewaan yang diberikan oleh Allah berupa keindahan fisik yang tidak ada tandingannya di muka bumi.
Meski begitu, ada dua hal yang tersimpan dalam diri Nabi Muhammad SAW yang tidak dimiliki oleh Nabi Yusuf.
Pertama, al-Haibah al-Jalaliyyah. (wibawa)
Haibah atau wibawa adalah salah satu kemuliaan yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW yang tidak ada dalam diri Nabi Yusuf. Hal inilah yang menyebabkan setiap perempuan yang melihat wajah Nabi Yusuf akan terpesona karenanya, juga kakak-kakaknya yang mencelakainya dan mengasingkannya karena merasa iri dengan pribadi Nabi Yusuf.
Semua itu disebabkan oleh tidak adanya sifat wibawa dalam diri Nabi Yusuf. Maka, wajar-wajar saja bila Al-Qur’an menyebutkan bahwa ketika ada sekelompok perempuan yang memandang wajah Nabi Yusuf, mereka sampai mengiris jari-jari mereka sendiri tanpa merasa kesakitan karena takjub dengan ketampanannya. Atau perlakuan Zulaikha kepada Nabi Yusuf karena “bergairah” ketika menatap wajah Nabi Yusuf.
Berbeda dengan Nabi Muhammad SAW, yang secara khusus diberikan oleh Allah sifat wibawa. Sehingga, tidak pernah sekalipun ada cerita yang menyebutkan ada seorang wanita yang tergila-gila dengan Nabi Muhammad SAW. Yang ada justru mereka menaruh hormat dan menundukkan kepalanya karena merasa malu dan tidak pantas memandang wajah Nabi Muhammad SAW.
Baca juga: Keutamaan Minum Air Bekas Wudhu
Kedua, Dzouun Nuroniyyah. (cahaya)
Pernah suatu hari, saat istri Nabi Muhammad SAW menjahit baju, tiba-tiba lampunya mati. Karena terlalu terkejut, jarum yang digunakan untuk menjahit terlempar entah kemana. Ketika Nabi Muhammad SAW keluar dan bertanya, seketika itu juga istri Nabi Muhammad SAW melihat cahaya dari tubuh beliau hingga jarum yang terlempar itu bisa terlihat.
Cahaya yang keluar dari tubuh Nabi Muhammad SAW inilah yang membuat beliau disegani dan dihormati oleh semua kalangan. Tidak ada yang berani menatap wajah Nabi Muhammad SAW secara langsung.
Sayyid Muhammad bin ‘Alawiy bin Abbas al-Maiki mengatakan bahwa ketampanan yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW di dunia ini hanya lah satu dari sepuluh bagian. Andai yang sembilan bagian itu ditampakkan juga, maka orang-orang yang melihatnya akan mengiris hatinya karena indahnya wajah Nabi Muhammad SAW. (AN)
Wallohu a’lam.