Malaikat Raqib dan Atid pastinya sudah sangat familiar di telinga setiap Muslim. Nama dua malaikat ini ada di antara sepuluh nama malaikat yang wajib diimani, dan dikenal sebagai nama malaikat pencatat amal manusia, baik atau buruk.
Aktivitas atau tugas malaikat memang sangat dekat dengan manusia, yang bahkan disebut dalam al-Quran lebih dekat dari urat lehernya sendiri dan berfungsi sebagai “pengawas yang selalu siap”. Adapun penjelasan tentang malaikat Raqib Atid bisa kita simak dalam QS Qaf: 16-18:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهٖ نَفْسُهٗ ۖوَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيْدِ اِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيٰنِ عَنِ الْيَمِيْنِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيْدٌ مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. (Ingatlah) ketika dua malaikat mencatat (perbuatannya), yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).
Dari ayat ini, disebut istilah raqibun atid, yang akhirnya sering dirujuk sebagai nama malaikat (Raqib dan Atid) yang sering dijelaskan bertugas mengawasi dan mencatat amal perbuatan manusia.
Dari sini muncul pertanyaan, apakah raqib dan atid itu nama malaikat, atau tugas malaikat? Wallahu A’lam. Namun, ada penjelasan yang bisa memberikan petunjuk untuk penjelasan lebih lanjut seputar malaikat pencatat amal manusia ini.
Dalam karya Prof. Quraish Shihab, Malaikat dalam Al-Qur’an: Yang Halus & Yang Terlihat, mengulas apa makna dari kata raqib atid dalam surat Qaf tersebut. Kata raqib diambil dari akar kata yang makna dasarnya adalah “tampil tegak untuk memelihara sesuatu”. Ia hadir secara tegak untuk memperhatikan dan mengawasi untuk memelihara yang diawasi.
Ada dua kata penting dari kata raqib, yakni: mengawasi dan memelihara. Oleh karenanya, kehadiran malaikat ini tidak untuk bertujuan mencari-cari kesalahan, menjebak atau menjerumuskan yang diawasi, justru sebaliknya. Ia bertujuan untuk memelihara dan menjaga supaya manusia tidak terjerumus.
Penjelasan tersebut terlihat dari cara kerja malaikat raqib. Malaikat pengawas ini tidak, atau belum mencatatkan niat buruk seseorang sebelum niat tersebut diwujudkan dalam bentuk perbuatan nyata. Adapun sebaliknya, malaikat pengawas akan mencatat niat baik sekalipun niat itu masih ada di dalam hati dan belum diwujudkan.
Prof. Quraish menambahkan penjelasan pakar tafsir al-Qurthubi dalam menafsirkan ayat dari QS Qaf: 18 yang sudah tersebut di atas. Yakni para malaikat pencatat amal itu, setelah kematian manusia yang diawasinya, tetap hadir dalam kubur dengan bertasbih dan berdoa kepada Allah SWT.
Adapun malaikat Atid, atau kata atid yang tertera dalam ayat tersebut di atas, diambil dari akar kata yang bermakna “selalu hadir dan selalu siap dengan segala perangkat yang dibutuhkan”. Demikian masih menurut Prof. Quraish Shihab dalam buku beliau. Yang berarti, bahwa kehadiran malaikat pengawas tersebut juga memiliki sifat yang selalu hadir, selalu siap menemani manusia sepanjang hayatnya dan tidak pernah sesaatpun lengah.
Walhasil, dari penjelasan tersebut bisa disimpulkan bahwa kata raqib atid yang merujuk pada malaikat memang disebutkan secara gamblang oleh al-Quran. Akan tetapi, kata raqib atid tersebut juga secara bersamaan mempunyai makna fungsi dan cara kerja malaikat ini dalam mencatat amal perbuatan manusia.