Syafaat adalah salah satu hal yang selalu diharap-harapkan oleh umat Islam pada hari akhir nanti. Secara bahasa, kata syafaat berasal dari kata شفع — يشفع — شفاعة yang mempunyai arti sepasang, sejodoh, genap, dan perantara, sedangkan secara istilah, syafaat menurut Raghib al-asfahani adalah bergabung dengan yang lain untuk memberikan pertolongan terhadap yang ditolong. Adapun Menurut Hashbie al-Shidiqie syafaat adalah memohon untuk dihapuskan segala dosa maupun segala bentuk kesalahan seseorang.
Sederhananya, syafaat adalah permohonan atau pertolongan yang diberikan oleh seseorang yang mempunyai kedudukan lebih tinggi kepada seseorang yang mempunyai kedudukan dibawahnya. Jika dikaitkan dengan Allah SWT maka syafaat adalah sebuah pengampunan yang diberikan kepada para hamba-Nya.
Selanjutnya, muncullah sebuah pertanyaan tentang siapa saja yang akan mendapatkan syafaat di hari akhir nanti?
Menurut Imam Nawawi, syafaat akan diberikan kepada lima golongan, yaitu: Pertama, syafaat bagi orang-orang yang berdosa dan telah masuk ke dalam neraka, akan tetapi berkat syafaat yang diberikan oleh Nabi Muhammad Saw, nabi-nabi yang lain, para malaikat serta orang-orang mukmin, kemudian orang-orang yang masuk neraka tersebut dikeluarkan dari neraka, sebagaimana hadis berikut:
حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ زَيْدٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا سُلَيْمَانَ الْعَصَرِيَّ حَدَّثَنِي عُقْبَةُ بْنُ صُهْبَانَ قَالَ سَمِعْتْ أَبَا بَكْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يُحْمَلُ النَّاسُ عَلَى الصِّرَاطِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَتَقَادَعُ بِهِمْ جَنَبَةُ الصِّرَاطِ تَقَادُعَ الْفَرَاشِ فِي النَّارِ قَالَ فَيُنْجِي اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى بِرَحْمَتِهِ مَنْ يَشَاءُ قَالَ ثُمَّ يُؤْذَنُ لِلْمَلَائِكَةِ وَالنَّبِيِّينَ وَالشُّهَدَاءِ أَنْ يَشْفَعُوا فَيَشْفَعُونَ وَيُخْرِجُونَ وَيَشْفَعُونَ وَيُخْرِجُونَ وَيَشْفَعُونَ وَيُخْرِجُونَ وَزَادَ عَفَّانُ مَرَّةً فَقَالَ أَيْضًا وَيَشْفَعُونَ وَيُخْرِجُونَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مَا يَزِنُ ذَرَّةً مِنْ إِيمَانٍ قَالَ أَبُو عَبْد الرَّحْمَنِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبَانَ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ زَيْدٍ مِثْلَهُ
Artinya : Telah menceritakan kepada kami ‘Affan telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Zaid ia berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Sulaiman Al Anshari telah menceritakan kepadaku Uqbah bin Shuhban ia berkata; aku mendengar Abu Bakrah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: “Pada hari kiamat kelak, manusia akan dibawa ke atas shirath (jembatan di atas neraka Jahannam), maka setiap sisi shirath menjatuhjan manusia seperti berebutnya anai-anai ke arah api, ” beliau berkata; “Dengan rahmat-Nya, maka Allah Tabaraka Wata’ala menyelamatkan orang yang dikehendaki-Nya, ” beliau melanjutkan; “Kemudian Para Malaikat, para Nabi dan para Syuhada` (orang orang yang mati Syahid) diizinkan untuk memberikan syafa’at (pertolongan), lantas mereka memberikan syafa’at dan berhasil mengeluarkan mereka (orang-orang yang berada di neraka).
Kemudian mereka memberikan syafa’at dan berhasil mengeleluarkan mereka (orang-orang yang berada di neraka), kemudian mereka memberi syafa’at dan berhasil mengeluarkan mereka (orang-orang yang berada di neraka).” ‘Affan menambahkan, lalu beliau bersabda: “Dan mereka memberikan syafa’at lagi dan berhasil mengeluarkan (dari nereka) orang-orang yang di dalam hatinya masih ada keimanan walau hanya seberat biji sawi.” Abu Abdurrohman berkata; “Telah bercerita kepada kami Muhammad Bin Abban bahwa Sa’id bin Zaid telah bercerita kepada kami dengan hadits yang semisal.” (HR. Ibnu Majjah)
Kedua, syafaat bagi orang-orang yang seharusnya masuk neraka, akan tetapi berkat syafaat yang diberikan oleh Nabi Muhammad Saw serta orang-orang yang diizinkan oleh Allah Swt untuk memberikan syafaat, kemudian orang-orang tersebut dapat selamat dari neraka, sebagaimana hadis berikut:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ ذَكْوَانَ عَنْ أَبِي رَجَاءٍ الْعُطَارِدِيِّ عَنْ عِمْرَانَ بْنِ الْحُصَيْنِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيَخْرُجَنَّ قَوْمٌ مِنْ النَّارِ بِشَفَاعَتِي يُسَمَّوْنَ الْجَهَنَّمِيِّينَ
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa’id telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Dzakwan dari Abu Raja` Al ‘Utharidi dari ‘Imran bin Hushain dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Akan keluar suatu kaum dari mereka karena syafa’atku, mereka disebut dengan Al-Juhannamiyah.” (HR. Ibnu Majjah)
Ketiga, syafaat bagi orang yang masuk surga dengan tanpa hisab, syafaat seperti ini diberikan oleh Nabi Muhammad Saw setelah sebelumnya meminta izin kepada Allah Swt dan kemudian Allah Swt mengabulkan permintaan Nabi Muhammad Saw untuk memberikan syafaat bagi umatnya, sebagaimana hadis berikut:
…عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ …فَيَأْتُونِّي فَيَقُولُونَ يَا مُحَمَّدُ أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ وَخَاتَمُ الْأَنْبِيَاءِ وَغَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ أَلَا تَرَى مَا نَحْنُ فِيهِ أَلَا تَرَى مَا قَدْ بَلَغَنَا فَأَنْطَلِقُ فَآتِي تَحْتَ الْعَرْشِ فَأَقَعُ سَاجِدًا لِرَبِّي ثُمَّ يَفْتَحُ اللَّهُ عَلَيَّ وَيُلْهِمُنِي مِنْ مَحَامِدِهِ وَحُسْنِ الثَّنَاءِ عَلَيْهِ شَيْئًا لَمْ يَفْتَحْهُ لِأَحَدٍ قَبْلِي ثُمَّ يُقَالُ يَا مُحَمَّدُ ارْفَعْ رَأْسَكَ سَلْ تُعْطَهْ اشْفَعْ تُشَفَّعْ فَأَرْفَعُ رَأْسِي فَأَقُولُ يَا رَبِّ أُمَّتِي أُمَّتِي فَيُقَالُ يَا مُحَمَّدُ أَدْخِلْ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِكَ مَنْ لَا حِسَابَ عَلَيْهِ مِنْ الْبَابِ الْأَيْمَنِ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ
Artinya : … Dari Abu Hurairah dia berkata, …. mereka menemuiku seraya berkata, ‘Wahai Muhammad! Engkau adalah Rasulullah dan penutup para nabi, Allah telah mengampuni semua dosamu baik yang telah lalu atau yang akan datang, mintakanlah syafaat untuk kami kepada Rabbmu? Tidakkah engkau telah melihat keadaan kami dan yang menimpa kami? ‘ Lalu aku pergi dan datang di bawah al-‘Arsy, lalu aku bersujud kepada Rabbku kemudian Allah memberiku karunia berupa sanjungan dan pujian-pujian baik yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelumku.
Kemudian diseru, ‘Wahai Muhammad! Bangunlah, mintalah pasti diberi, dan mintalah syafaat pasti dikabulkan syafaatnya.’ Lalu aku bangkit dan berkata, ‘Umatku wahai Rabbku! Umatku Wahai Rabbku! ‘ Lalu dijawab, ‘Wahai Muhammad! Masukkanlah dari umatmu orang yang tidak dihisab atasnya dari pintu al-Aiman (paling kanan) dari pintu-pintu surga. (HR. Tirmidzi)
Keempat, syafaat khusus bagi Nabi Muhammad Saw yaitu adanya kelapangan di hari kiamat dan segera diadakannya perhitungan (hisab) bagi umatnya, sebagaimana hadis berikut :
…عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ… فَيَأْتُونِي فَأَنْطَلِقُ حَتَّى أَسْتَأْذِنَ عَلَى رَبِّي فَيُؤْذَنَ لِي فَإِذَا رَأَيْتُ رَبِّي وَقَعْتُ سَاجِدًا فَيَدَعُنِي مَا شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ يُقَالُ ارْفَعْ رَأْسَكَ وَسَلْ تُعْطَهْ وَقُلْ يُسْمَعْ وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ فَأَرْفَعُ رَأْسِي فَأَحْمَدُهُ بِتَحْمِيدٍ يُعَلِّمُنِيهِ ثُمَّ أَشْفَعُ فَيَحُدُّ لِي حَدًّا فَأُدْخِلُهُمْ الْجَنَّةَ ثُمَّ أَعُودُ إِلَيْهِ فَإِذَا رَأَيْتُ رَبِّي مِثْلَهُ ثُمَّ أَشْفَعُ فَيَحُدُّ لِي حَدًّا فَأُدْخِلُهُمْ الْجَنَّةَ ثُمَّ أَعُودُ الرَّابِعَةَ فَأَقُولُ مَا بَقِيَ فِي النَّارِ إِلَّا مَنْ حَبَسَهُ الْقُرْآنُ وَوَجَبَ عَلَيْهِ الْخُلُودُ قَالَ أَبُو عَبْد اللَّهِ إِلَّا مَنْ حَبَسَهُ الْقُرْآنُ يَعْنِي قَوْلَ اللَّهِ تَعَالَى { خَالِدِينَ فِيهَا {
Artinya : …. Dari Anas radliallahu ‘anhu … Maka mereka pun mendatangiku, maka aku pun pergi sehingga aku meminta izin kepada Rabbku ‘azza wajalla, lalu aku pun diizinkan. Maka ketika aku melihat Rabbku, aku langsung jatuh sujud kepada Rabbku ‘azza wajalla, kemudian Dia membiarkanku bersujud sekehendak-Nya. Setelah itu dikatakan; ‘Bangunlah ya Muhammad! memintalah maka engkau akan diberikan! berkatalah maka engkau akan didengarkan! dan mintalah syafa’at maka engkau akan diberi (hak memberi syafa’at).”
Maka aku mengangkat kepalaku dan memuji-Nya dengan pujian yang Dia ajarkan kepadaku, kemudian aku memberikan syafa’at dan Dia memberikan aku batasan, lalu aku memasukkan orang-orang ke dalam surga. Kemudian aku kembali kepada Rabbku ‘azza wajalla untuk yang kedua kalinya, dan ketika aku melihat Rabbku aku langsung jatuh sujud kepada Rabbku, kemudian Dia membiarkanku bersujud sekehendak-Nya. Kemudian dikatakan; ‘Bangunlah ya Muhammad! berkatalah maka engkau akan didengarkan! memintalah maka engkau akan diberikan! dan mintalah syafa’at maka engkau akan diberi (hak memberi syafa’at).”
Maka aku mengangkat kepalaku dan memuji-Nya dengan pujian yang Dia ajarkan kepadaku, kemudian aku memberikan syafa’at dan Dia memberikan aku batasan, lalu aku memasukkan orang-orang ke dalam surga.” Kemudian aku kembali kepada Rabbku ‘azza wajalla untuk yang ketiga kalinya, dan ketika aku melihat Rabbku aku langsung tersungkur bersujud kepada Rabbku, kemudian Dia membiarkanku bersujud sekehendak-Nya. Kemudian dikatakan; ‘Bangunlah ya Muhammad! berkatalah maka engkau akan didengarkan! memintalah maka engkau akan diberikan! dan mintalah syafa’at maka engkau akan diberi (hak memberi syafa’at).’
Maka aku mengangkat kepalaku dan memuji-Nya dengan pujian yang Dia ajarkan kepadaku, kemudian aku memberikan syafa’at dan Dia memberikan aku batasan, lalu aku memasukkan orang-orang ke dalam surga.” Kemudian aku kembali kepada Rabbku ‘azza wajalla untuk yang keempat kalinya, lalu aku berkata: ‘Wahai Rabb, tidak ada yang tersisa kecuali orang yang terhalang oleh Al Qur`an dan wajib kekal di neraka. (HR. Bukhori)
Kelima, syafaat bagi penghuni surga yaitu berupa penaikkan derajat penghuni surga tersebut, sebagaimana hadis berikut:
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ الْمُخْتَارِ بْنِ فُلْفُلٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا أَوَّلُ النَّاسِ يَشْفَعُ فِي الْجَنَّةِ وَأَنَا أَكْثَرُ الْأَنْبِيَاءِ تَبَعًا
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id dan Ishaq bin Ibrahim berkata Qutaibah telah menceritakan kepada kami Jarir dari al-Mukhtar bin Fulful dari Anas bin Malik dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku adalah manusia pertama yang memberi syafa’at di surga, dan aku adalah nabi yang paling banyak pengikutnya.”(HR. Muslim)
Terlepas dari hal tersebut, syafaat merupakan hak preogratif Allah SWT, tidak seorangpun dapat memberi syafaat kecuali Allah SWT meridhoi orang yang diberi syafaat dan juga Allah SWT mengizinkan orang yang memberi syafaat. Sehingga, hal yang harus kita lakukan sebagai hamba-Nya adalah dengan berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan apapun yang diperintahkan-Nya dan menjauhi apapun yang dilarang-Nya serta berharap agar kelak di hari akhir nanti termasuk pada golongan yang mendapatkan syafaat.
Wallahu A’lam