Laporan PBB: ISIS Memperbudak 3.500 Warga Sipil di Iraq
PBB Merilis laporan yang memperkirakan ada sekitar 3.500 orang, terutama perempuan dan anak-anak, yang dijadikan sebagai budak di Irak oleh militan Negara Islam (ISIS). Menurut laman Huffington Post yang turut merilis laporan tersebut, Rabu (20/1), menunjukkan bahwa mereka juga memberlakukan aturan keras di sana, ditandai dengan eksekusi warga di ruang publik dan dilakukan dengan mengerikan.
Kelompok militan ini juga mengontrol sebagian besar Suriah juga telah melakukan pelanggaran kemanusian. Itu terjadi tidak hanya pada kasus-kasus tertentu belaka, melainkan dalam banyak hal. “Dalam beberapa kasus, jumlah kejahatan perang terus bertambah, juga kejahatan terhadap kemanusiaan, dan bisa jadi terjai telah genosida (pemusnahan-red)," kata laporan itu.
Misi Bantuan PBB untuk Irak dan kantor hak asasi manusia PBB memperkirakan ada 3.500 warga sipil saat ini masih ditahan di sana dan dijadikann budak oleh kelompok ISIS.
"Mereka ditahan sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak dan datang terutama dari masyarakat Yazidi, tapi tidak sedikit yang juga dari masyarakat minoritas etnis dan agama lainnya," kata laporan tersebut dirilis di Jenewa, Swiss.
Beberapa hal yang dikisahkan melalui laporan itu, misalnya, bagaimnana prosesi eksekusi itu dilakukan, antara lain, dengan menembak, pemenggalan, membakar dan melemparkan orang dari atas bangunan. Semua hal itu tentu saja merupakan kejahatan berat atas kemanusian.
Dikatakan juga oleh PBB bahwa memiliki informasi tentang pembunuhan tentara anak-anak dan telah diverifikasi. Laporan itu juga memberikan konfirmasi bahwa ada sekitar 800 dan 900 anak-anak di Mosul yang diculik. Mereka dillatih untuk jadi militer dan pelatihan agama dengan cara mereka.
"Bahkan sejumlah korban tidak sanggup untuk mendeskripsikan secara akurat dan jelas bagaimana ia menderita saat di Irak," papar Kepala HAM PBB, Zeid Ra'ad Al Hussein.
Ia juga menegaskan bahwa banyak di antara mereka yang tewas atau cacat akibat kekerasan yang selama ini terjadi. Banyak juga yang meninggal akibat kekurangan akses ke makanan pokok, air maupun perawatan medis.
Laporan itu sendiri menunjukkan dengan telanjang bagaimana ISIS membuat Irak menjadi daerah yang ‘horor’ dan menyebabkan gelombang pengungsi besar-besaran yang ingin melarikan diri ke Eropa dan daerah-daerah lainnya.(dpr/sindikasi damai)