Bila Anda ke Semarang Jawa Tengah, ada yang khas di bulan Ramadhan. Lampion mainan anak anak yang bernama “Teng-tengan”. Walau banyak mainan baru nan canggih, mainan ini masih digemari.
Lampion teng tengan tengahnya diberi lilin memiliki bentuk prisma yang dihiasi dengan kertas berbentuk berbagai gambar. Teknologi sederhana ini memungkinkan cahaya membentuk bayangan berputar ketika lilin dinyalakan.
Junarso (48), perajin teng-tengan di Semarang mengaku bahwa dirinya sudah dan keluarganya sejak 1942 hingga sekarang. Memang Teng-tengan yang dikenal juga dengan nama “Dian Kurung” itu hanya dibuat para pengrajin umumnya di bulan Ramadhan.
Sementara itu, sesepuh warga Purwosari Perbalan, Tunut Sofani mengatakan bahwa awal mula lampion Teng Tengan itu untuk penerangan rumah warga karena dulu kawasan tersebut masih gelap. “Saat bulan Ramadhan, warga sini kalau ke musala kan gelap. Akhirnya, ada yang namanya Mbah Saman yang berinisiatif membuat lampion ini. Bisa ditempel, bisa di bawa kalau ke musholla,” katanya.
Seiring perkembangan zaman, lampion tersebut dikembangkan menjadi berbagai bentuk sampai ada yang dihias seperti sekarang dan tetap bertahan meski sekarang ini permintaan tidak seintens dulu.
“Nama asalnya Dian Kurung. Dian itu artinya lampu, kurung itu kurungan (sangkar, red.). Jadi, lampu yang dikurung. Kami berharap lampion khas ini bisa terus lestari,” katanya seperti dikutip kantor berita Antara.