Dalam Islam, sedekah memiliki dua dimensi yaitu dimensi kesalehan spiritual dan dimensi kesalehan sosial. Selain dapat memperbaiki diri, sedekah mampu membenahi kehidupan sehari-hari dan berdampak terhadap kehidupan sosial dalam sebuah mmasyarakat. Sedekah yang manfaatnya berdampak hingga orang dermawan tersebut meninggal, maka sedekah itu akan menjadi amal jariyah baginya. Karena itu, perbanyaklah sedekah, anda tidak akan tahu sedekah yang mana yang akan diterima oleh Allah.
Menurut Abu Laist Samarqandi dalam Tanbihul Ghafilin, terdapat beberapa alasan yang membuat sedekah seseorang diterima oleh Allah SWT. Di antaranya berikut ini.
Pertama, mengeluarkan sedekah dari harta yang halal, sebab Allah lebih menyukai harta yang halal yang didapatkan dari kerja kerasnya sendiri. Dalam al-Qur’an Allah berfirman
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ
Wahai orang yang beriman berinfaklah dari hal-hal baik yang engkau usahakan (QS: Al-Baqarah : 267)
Kedua, memberi sedekah meski saat itu ia hanya punya sedikit harta.
Ketiga, menyegerakan sedekah karena takut tidak pernah sempat melakukannya.
Keempat, memberikan harta terbaiknya karena ia khawatir jatuh pada sikap bakhil. Ia tidak memnyedekahkan sesuatu karena itu barang atau harta yang sudah tidak lagi ia suka atau karena sudah usang.
وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنْفِقُونَ وَلَسْتُمْ بِآخِذِيهِ إِلَّا أَنْ تُغْمِضُوا فِيهِ ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.(QS: al-Baqarah ayat 267)
Kelima, bersedekah ketika sepi karena takut akan riya. Sebab riya dapat menghanguskan pahala amal ibadah yang dilakukan seseorang, karena itu berhati-hatilah terhadap sifat riya.
Keenam, tidak berharap dapat balasan kembali karena takut pahala yang dijanjikan Allah terhapuskan.
Ketujuh, tidak mengungkit-ungkit sedekah yang pernah ia berikan karena menjaga agar tidak menyakiti orang lain. Sebagaimana Allah pun pernah memperingatkan dalam firman-Nya
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan si penerima. (QS: Al-Baqarah ayat 264)
Selengkapnya, klik di sini