Lakukan Tiga Amalan Penting Saat Masuk Malam Pertama Bulan Ramadhan

Lakukan Tiga Amalan Penting Saat Masuk Malam Pertama Bulan Ramadhan

Saat masuk malam pertama bulan Ramadhan, para ulama menganjurkan untuk melakukan tiga amalan ini.

Lakukan Tiga Amalan Penting Saat Masuk Malam Pertama Bulan Ramadhan
A Nepalese Muslim boy offers prayer during Eid al-Fitr celebrations at a mosque in Kathmandu July 29, 2014. The Eid al-Fitr festival marks the end of the Islamic holy fasting month of Ramadan. REUTERS/Navesh Chitrakar (NEPAL – Tags: RELIGION SOCIETY) – RTR40GK0

Bulan Ramadhan memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan di antara bulan lainnya. Seluruh amal baik yang dilakukan pada bulan ini niscaya akan mendapatkan balasan berlipat ganda dan lebih baik. Oleh karenanya, sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal kebaikan serta menjauhi kemaksiatan.

Berikut ini tiga amalan yang dapat dilakukan tatkala memasuki malam pertama bulan Ramadhan:

  1. Berdoa Saat Melihat Hilal dan Membaca Surat Al-Mulk

Amalan yang pertama ketika memasuki malam pertama bulan Ramadhan ialah berdoa saat melihat hilal dan memasuki awal bulan Ramadhan (sehingga doa ini tidak terkhusus saat melihat hilal saja), kemudian membaca surat Al-Mulk.

Syekh Abu Bakr Syatha Ad-Dimyati (w. 1302 H) dalam kitab Hasyiyah I’anah At-Thalibin menjelaskan:

(فَائِدَةٌ) فِيْ مُسْنَدِ الْدَّارِمِيْ وَصَحِيْحِ ابْنِ حِبَّانْ أَنَّ الْنَّبِيَّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – كَأَنْ يَقُوْلُ عِنْدَ رُؤْيَةُ الْهِلاَلِ

Artinya: “Faidah: Dalam kitab Musnad Ad-Darimi dan Shahih Ibn Hibban disebutkan bahwa Nabi Saw. tatkala melihat hilal beliau berdo’a:

اللهم أَهَّلَهُ عَلَيْنَا بِالْأَمَّنِ وَالْإِيْمَانِ، وَالسَّلاَمِ وَالْإِسْلاَمِ، وَالْتَّوْفِيْقِ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ. رَبَّنَا وَرَبَّكَ اللهُ

Allahumma Ahallahu ‘alaina bil aman wal iman, was salam wal Islam, wat taufiqi lima tuhibbuhu wa tardhahu. Rabbana wa Rabbakallah.

Artinya: “Ya Allah  pertemukan bulan ini dengan kami dalam keadaan aman, iman, keselamatan dan Islam Tuhanku dan Tuhanmu (Hilal) adalah Allah.” (H.R At-Turmudzi, ia menilainya hasan)

Lantas, setelahnya disunahkan membaca surat Al-Mulk, sebagaimana dijelaskan dalam Hasyiyah I’anah At-Thalibin:

وَيُسَنُّ أَنْ يَقْرَأَ بَعْدَ ذَلِكَ سُوْرَةُ تَبَارَكَ، لِأَثَرٍ فِيْهِ، وَلِأَنَّهَا الْمُنْجِيَّةُ الْوَاقِيَّةُ: قَالَ السُّبْكِيُ: وَكَأَنَّ ذَلِكَ لِأَنَّهَا ثَلاَثُوْنَ آيَةً بِعَدَدِ أَيَّامِ الْشَّهْرِ، وَلِأَنَّ الْسَّكِيْنَةَ تَنْزِلُ عِنْدَ قِرَاءَتِهَا. وَكَانَ – صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمْ – يَقْرَؤُهَا عِنْدَ الْنَّوْمِ

Artinya: “Disunnahkan untuk membaca surat Al-Mulk setelah membaca doa di atas, sebab terdapat keterangan hadis dan atsar mengenai hal tersebut. Selain itu, membaca surat Al-Mulk adalah penyelamat sekaligus pelindung dari siksa kubur. Imam As-Subki berkata: Hal tersebut karena surat Al-Mulk berisikan tiga puluh ayat seperti jumlah hari dalam sebulan, dan karena ketenangan akan turun saat membacanya, Nabi Saw. selalu membacanya saat hendak tidur.” (Sayyid Abu Bakar Syatha Ad-Dimyathi, Hasyiyah I’anah At-Thalibin [Beirut: Dar Al-Fikr], vol. 2, h. 247)

  1. Melaksanakan Salat Sunah Mutlak dan Membaca Surat Al-Fath

Amalan selanjutnya, ialah melaksanakan shalat sunah mutlak sebanyak empat rakaat pada malam pertama bulan Ramadhan. Yang dimaksud dengan shalat sunah mutlak adalah shalat sunah yang dilakukan tanpa terikat oleh waktu dan sebab.
Shalat sunnah bisa dilakukan dengan sekali salam atau dengan dua rakaat salam. Setiap rakaatnya membaca seperempat surat Al-Fath. Hal ini sebagaimana dikutip oleh Syekh Khatib Asy-Syirbini (w. 977 H) dalam Tafsirnya:

يَنْبَغِيْ فِيْ أَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ أَنْ نُصَلِيَ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ نَفْلاً مُطْلَقًا إِمَّا بِتَّشَهُدٍ وَاحِدٍ وَسَلاَمٍ وَاحِدٍ أَوْ كُلِ رَكْعَتَيْنِ بِذَاتِهَا وَنَقْرَأُ فِيْ كُلِ رَكْعَةٍ مَقْرَأُ (رُبْعٌ) مِنْ سُوْرَةِ الْفَتْحِ

Artinya: “Dianjurkan pada permulaan malam dari bulan Ramadhan untuk melaksanakan shalat sebanyak empat rakaat dengan pelaksanaan shalat sunah mutlak, baik dengan sekali salam atau dua rakaat salam. Pada setiap rakaatnya membaca seperempat dari surat Al-Fath.” (Muhammad bin Ahmad Asy-Syirbini, As-Siraj Al-Munir [Kairo: Mathba’ah Al-Amiriyah], vol. 4, h. 59)

Mengenai hal ini, mufasir terkemuka Imam Al-Qurthubi (w. 671 H) mengungkapkan:

وَقَالَ الْمَسْعُوْدِيُّ: بَلَغَنِيْ أَنَّهُ مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْفَتْحِ فِيْ أَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فِيْ صَلَاةِ التَّطَوُّعِ حَفِظَهُ اللَّهُ ذَلِكَ الْعَامِ

Artinya: “Imam Al-Mas’udi berkata: Orang yang membaca surat Al-Fath dalam shalat sunnahnya pada malam pertama di bulan Ramadhan, maka Allah akan menjaganya pada tahun tersebut.” (Syamsuddin Al-Qurthubi, Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an [Kairo: Dar Al-Kutub Al-Mishriyyah], vol. 16, h. 260)

Dalam riwayat lain dikatakan:

أَنَّ مَنْ صَلَّى فِيْ أَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ قَرَأَ فِيْهَا سُوْرَةُ الْفَتْحِ مَرَّ عَامُهُ كُلُّهُ فِيْ غِنًى وَفِيْ رِوَايَةٍ مَرَّ عَامُهُ كُلُّهُ فِيْ خَيْرٍ

Artinya: “Orang yang melaksanakan shalat sunah mutlak empat rakaat pada malam pertama di bulan Ramadhan, lantas membaca surat Al-Fath, maka ia akan melalui setahun penuh dalam kekayaan. Atau dalam riwayat yang lain akan melalui satu tahun yang penuh dalam kebaikan.” (Muhammad bin Ahmad Asy-Syirbini, As-Siraj Al-Munir [Kairo: Mathba’ah Al-Amiriyah], vol. 4, h. 59)

Adapun teknis pelaksanaan salat mutlak ialah dilakukan dengan cara berikut:

  • Berniat melaksanakan shalat sunah mutlak

أُصَلِيْ سُنَةً رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Ushallai sunnata rakataini lillahi ta’ala

Artinya: “Saya niat salat sunah dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

  • Membaca surat Al-Fath dari sebagian Al-Qur’an dengan cara: Rakaat pertama membaca ayat 1-10 surat Al-Fath, rakaat kedua membaca ayat 11-17 surat Al-Fath dan rakaat ketiga membaca ayat 18-26, kemudian pada rakaat keempat membaca ayat ke 27-29 surat Al-Fath.
  1. Membaca Do’a Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

Kemudian, saat memasuki malam pertama bulan Ramadhan juga dianjurkan untuk memperbanyak berdoa, di antaranya ialah doa yang dipanjatkan oleh Sulthon Al-Auliya Sayyidi Syekh Abdul Qadir Al-Jailani (w. 561 H):

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ الصِّيَامِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ الْقِيَامِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ اْلاِيْمَانِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ الْقُرْأَنِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ اْلاَنْوَارِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ الْمَغْفِرَةِ وَالْغُفْرَانِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ الدَّرَجَاتِ وَالنَّجَاتِ مِنَ الدَّرَكَاتِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ التَّائِبِيْنَ الْعَابِدِيْنَ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ الْعَارِفِيْنَ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ الْمُجْتَهِدِيْنَ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ اْلأَمَانِ. كُنْتِ لِلْعَاصِيْنَ حَبْسًا وَلِلْمُتَّقِيْنَ اُنْسًا. اَلسَّلاَمُ عَلَى اْلقَنَادِيْلِ وَالْمَصَابِيْحِ الزَّاهِرَةِ وَالْعُيُوْنِ السَّاهِرَةِ وَالدُّمُوْعِ الْهَاطِلَةِ وَالْمَحَارِيْبِ الْمُتَعَطِّرَةِ وَاْلعَبَرَاتِ الْمُنْسَكِبَةِ الْمُتَفَطِّرَةِ وَاْلاَنْفَاسِ الصَّاعِدَةِ مِنَ الْقُلُوْبِ الْمُحْتَقِرَةِ. اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ قَبِلْتَ صِيَامَهُمْ وَصَلاَتَهُمْ وَبَدَّلْتَ سَيِّئاَتِهِ بِحَسَنَاتِهِ. وَاَدْخَلْتَهُ بِرَحْمَتِكَ فِى جَنَّاتِكَ. وَرَفَعْتَ دَرَجَاتِهِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الراَّحِمِيْنَ

Artinya: “Salam bagimu wahai bulan Ramadhan Salam bagimu wahai bulan qiyam (bulan untuk mendirikan sholat tarawih) Salam bagimu wahai bulan iman. Salam bagimu wahai bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an. Salam bagimu wahai bulan yang penuh cahaya. Salam bagimu wahai bulan yang penuh ampunan. Salam bagimu wahai bulan (untuk menaikkan) derajat dan keselamatan dari derajat yang rendah. Salam bagimu wahai bulan bagi orang-orang yang bertaubat dan ahli ibadah. Salam bagimu wahai bulan milik orang-orang yang ma’rifat. Salam bagimu wahai bulan milik orang-orang yang bersungguh-sungguh. Salam bagimu wahai bulan yang aman. Engkau adalah penjara bagi orang-orang yang melakukan maksiat dan kesenangan bagi orang-orang yang bertakwa. Salam bagi pelita yang bersinar, mata-mata yang terjaga, air mata yang terus menetes, mihrab-mihrab yang semerbak mewangi, airmata yang tumpah, dan nafas-nafas yang naik dari hati yang hina. Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang Engkau terima puasa dan sholatnya, yang Engkau ganti kejelekannya dengan kebaikan, yang Engkau masukkan ke dalam surgaMu dengan rahmatMu, dan yang Engkau angkat derajatnya dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang Maha Asih.” (Syekh Abdul Qadir Al-Jilani, Al-Ghunyah li Tholibi Thoriq Al-Haq [Beirut: Dar Al-Kutub Ilmiah], h. 27)

Wallahu a’lam.