Otoritas Pilipina mengumumkan kemenangan total atas ISIS di Marawi, Minggu (23/10). Pernyataan disampaikan ke publik melalui jenderal mereka, Danilo Pamonag, dalam sebuah upara militer di Marawi. Dalam pidatonya, ia menyatakan bahwa operasi penyelamatan kota tersebut telah berhasil.
“Sekarang kami telah mencapai tujuan kami canangkan (memenangkan perang),” tuturnya sebagaimana dikutip dari Aljazeera.
Ia pun menyatakan bahwa saat ini fokusnya adalah memberantas sisa sisa ISIS (ISIL, kelompok maute-red) dan mulai membersihkan puing-puing, serta bangunan yang hancur. Ada 300 lebih bangunan yang diklaim telah dikuasai dna mulai ditata ulang.
“Saya ingin mengatakan bahwa sekarang (peperangan) telah selesai. Dan hal ini merupakan kemenangan total bagi seluruh pasukan,” tambahnya.
Peperangan Marawi sendiri memakan banyak sekali korban. Dari pihak ISIS ada 897 pria yang meninggal. Sedangkan dari kepolisian mencapai 165 jiwa. Data ini sendiri dipastikan akan terus bertambah. Belum lagi jumlah kerusakan fisik dan psikologis warga asli Marawi yang kebanyakan memilih mengungsi.
Pemerintah Filipina juga mengklaim bahwa penduduk Marawi dihasut untuk melawan dan memberontak. Amin Bacu, warga malaysia, dan Ibnu Khayin, seorang Indonesia, merupakan dua orang yang dianggap pemimpin ISIS dan dikabarkan masih berjuang untuk bertahan di Marawi.
Bagi Indonesia sendiri, satu hal yang patut dicermati adalah pulangnya beberapa kombatan eks-perang Marawi, yang ditengarai juga turut kabur saat kalah perang dan kembali ke Indonesia, serta dicurigai mengembangkan selnya di sini. Tentunya, ini perlu penanganan serius bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk melakukan proses deradikaliasi biar tidak seperti kebanyakan kombatan perang Afghanistan maupun Suriah.