Kisah Syekh Yusuf Al Makassari di Afrika Selatan, Inspirasi Nelson Mandela Melawan Apartheid

Kisah Syekh Yusuf Al Makassari di Afrika Selatan, Inspirasi Nelson Mandela Melawan Apartheid

Syekh Yusuf Al-Makassari adalah salah satu inspirasi besar Nelson Mandela melawan Apartheid dan ketidakadilan

Kisah Syekh Yusuf Al Makassari di Afrika Selatan, Inspirasi Nelson Mandela Melawan Apartheid
Ilustrasi: Syekh yusuf al makassari sumber: Afandri Adya

Jika ada seorang ulama paling berpengaruh di Benua Afrika dan diakui di dunia internasional, nama itu  Syekh Yusuf Al Makassari. Ia bahkan dianggap peletak dasar Islam di Afrika Selatan dan menginspirasi perjuangan Nelson Mandela melawan Apartheid. Bagaimana kisahnya?

Kisah ini bermula dari Gowa, Makassar, Sulawesi Selatan, 3 Juli 1626. Sosok ini adalah Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalawati al-Makassar Al-Bantani.

Dalam buku Syekh Yusuf Makassar: Ulama, Sufi Pejuang (Obor, 1994) oleh Abu Hamid diceritakan, ia adalah peletak dasar Islam di Afrika Selatan.

Hal ini lantaran, di Afrika Selatan, ia membawa banyak perubahan dan mengispirasi lewat ajaran-jarannya. Ia bersama murid-muridnya yang juga ulama memberi pengajaran kepada para budak dan tawanan perang soal konsepsi Islam dan kemanusiaan secara umum.

Ajarannya soal kesetaraan manusia disukai oleh banyak pihak, para warga melayu yang dibuang dan orang-orang Arab, serta warga lokal Afrika yang terpinggirkan. Ia bahkan mengispirasi perjuangan masyarakat Afrika Selatan yang ingin mewujudkan persatuan dan kesatuan di tengah penindasan penjajah.

Di negerinya sendiri, khususnya di kerajaan Gowa Makassar, Syekh Yusuf Al Makassar merupakan ulama dan sufi yang dibenci Belanda lantaran senantiasa mengobarkan perlawanan ke penjajah.

Apalagi, posisinya juga penting di kerajaan itu, yakni sebagai salah satu pembesar kerajaan yang terus mengobarkan perlawanan.

“Orang bangsawan penting yang mencapai pantai kita (Afrika) adalah Syekh Yusuf. Pemimpin ini merupakan duri dalam daging bagi Kompeni Belanda di Hindia Timur,” kata Abu Hamid dalam buku tersebut (hal.63).

Jejak Pendidikan, Pengasingan hingga Mengenalkan Islam di Afrika Selatan

Sedari kecil, beliau sudah belajar Islam dan tradisi.

Ia belajar dari ulama-ulama lokal.  Usia 15 tahun, Syekh Yusuf dengan nama kecil Muhammad Yusuf itu mendapatkan pengajaran agama dari ulama kerajaan Gowa, Daeng RI Tassamang.

Lantas, ia pergi ke Banten dan Aceh, ia belajar pada ulama bernama Syekh Nuruddin Ar-Ranniri dan sejumla ulama. Lantas, pada tahun 1644 ia pergi ke Makkah dan Madinah, juga ke Yaman.

Ketika hendak balik ke Indonesia, ia tahu ia akan kesulitan. Selama hampir 20 tahun di Timur Tengah, ia bergerilya menyiapkan para murid dan berkorespondensi dengan ulama-ulama dan jaringan perjuanga di Indonesia untuk mengobarkan perjuangan melawan penjajah.

Ia pun akhirnya bisa pulang ke tanah air, tapi tidak ke Gowa karena waktu itu penjajah Belanda sudah menguasai daerah kelahirannya.

Ia pun ke Banten dan bersama Sultan Ageng Tirtayasa melakukan sejumlah perlawanan atas Belanda di Tangerang, Banten dan menginspirasi perlawanan-perlawanan masyarakat di sejumlah wilayah.

Atas aktivitas dan pengaruhnya inilah, ia dibenci penjajah Belanda. Hingga ia pun ditangkap oleh Belanda dan diasingkan ke beberapa negara seperti Ceylon (Sri Langka) dan Cape Town (Afrike Selatan).

Baca Juga: Syekh Yusuf Al Makassar Pengaruh Sufisme dan Ajaran

Sufisme dan Nelson Mandela

Sebagai seorang ulama, Syekh Yusuf Al-Makasari dikenal sebagai seorang ulama sufi yang mengajarkan ilmu ini ke masyarakat dan punya pengaruh besar.

Ia dikenal sebagai seorang mursyid, istilah guru dalam tarekat. Tarekat sendiri adalah ilmu Islam dan dikenal sebagai laku seorang sufi. Ia adalah mursyid dari tarekat Khalwatiyah.

Syekh Yusuf Al-Makassari juga menuliskan banyak kitab semasa hidupnya. Kitab-kitab ini bahkan masih jadi rujukan hingga kini.

Salah satu kitabnya, Safiinat An Najah, bahkan menjadi kitab wajib yang didasarkan di pesantren-pesantren salaf di Indonesia. Kitab ini merupakan kitab ringkas berisi dasar-dasar ilmu Fiqih berdasarkan mazhab Syafii, mazhab mayoritas yang dianut umat muslim di Indonesia.

Jadi, bisa bayangkan, ajaran Mazhab Syafi’I yang diajarkan di Indonesia oleh banyak ulama salah satunya tersebar berkat pengaruh ajaran dari Syekh Yusuf Al-Makassari.

Kitab yang beliau bikin

  • Safinatun Najah
  • Zubdad Al Asraar fi Tahqiq Ba’d Masyarib Al Akhyar
  • Taj Al Asraar fi Tahqiq Masyrab Al ‘Arifin min Ahl Al Istibshar
  • Matalib As Salikiin,
  • Fath Kaifiyyah Az Zikr,
  • Dll

Akhir Hidup Syekh Yusuf Al-Makassari

Syekh Yusuf Al-Makasasr wafat pada 23 Mei 1699. Para pengikut Yusuf menjadikan hari wafatnya sebagai hari peringatan (haul) laiknya ulama-ulama besar lainnya dalam tradisi Sunni.

Bahkan, Nelson Mandela, mantan presiden Afrika Selatan menyebutnya sebagai salah seorang Putra Afrika Terbaik.

Jenazah Syekh Yusuf kemudian dibawa ke Gowa. Ia dimakamkan di Lakiung, pada April 1705.

Untuk mengenang jasa-jasanya, pada 7 Agustus 1995, pemerintah Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden No. 071/TK/1995.

Tulisan ini sebelumnya pernah muncul di Kompas.tv dengan judul Syekh Yusuf dan perjuangan di Afrika