Pada masa dahulu, hidup seorang wanita dengan seekor kucing. Hingga suatu ketika, sang wanita tersebut mengurung kucing yang dimilikinya. Namun ketika kucing berada di dalam kurungan, ia justru menyiksa kucing itu dengan tidak memberinya makan dan minum.
Kucing wanita itu diikat dan dikurung siang malam. Tanpa diberi makan dan minum membuatnya tersiksa, akibat lapar dan haus. Hingga sang kucing terus menerus berteriak, dengan suara yang memelas meminta bantuan dan pertolongan. Dengan suara mengeong khas kucing, yang tentu saja para penyayang kucing akan paham bahwa kucing tersebut sedang tersiksa.
Walaupun mendengar suara kucing yang menjerit akibat kelaparan dan tersiksa, wanita yang mengurungnya tidak berusaha membantu dan terketuk hatinya untuk membebaskan atau memberi makan kucing tersebut. Ia abai dengan keadaan kucing yang sudah dibuatnya sengsara, dan lemah tak berdaya. Lama-kelamaan, suara kucing tersebut melemah dan kemudian tidak bersuara. Sang kucing ternyata telah mati, akibat disiksa oleh perempuan yang mengurungnya.
Setelah kucing tersebut mati, ia kemudian mengadu kepada Tuhannya. Tentang kelakuan sosok manusia yang telah mendzalimi sesama makhluk ciptaan Tuhan. Yaitu perempuan yang telah menyiksanya hingga mati. Akibat perbuatannya, wanita tersebut kemudian mendapat balasan dari Allah Swt. Ketika meninggal, ia ditempatkan di neraka. Bahkan Rasulullah Saw melihat kucing memburu wanita tersebut dan menahannya agar tetap di neraka dengan bekas-bekas cakaran kucing di wajah dan tubuhnya.
Hal ini diperlihatkan kepada Rasulullah Saw ketika beliau sedang melaksanakan shalat gerhana. Sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih Muslim Kitabul Kusuf, pada bab apa yang diperlihatkan kepada Rasulullah dalam shalat Kusuf. Bahwasanya Rasulullah Saw telah melihat wanita yang mengikat kucing itu berada di neraka, manakala beliau diperlihatkan surga dan neraka saat shalat gerhana.
Kisah seorang perempuan yang masuk neraka akibat menyiksa kucing di atas, menunjukkan besarnya dosa orang-orang yang menyiksa binatang dan menyakitinya. Baik itu dengan memukul maupun membunuhnya. Padahal pada dasarnya adalah boleh menahan binatang seperti kucing, burung, dan sebagainya. Namun harus dirawat dengan baik, diberi makan dan minum. Jika tidak mampu atau tidak mau, maka hendaknya melepaskannya dan membiarkannya pergi di bumi Allah Swt yang sangat luas untuk mencari rizkinya sendiri. Ia pasti akan mendapatkan makanan yang bisa menjaga hidupnya. Lebih-lebih, Allah Swt telah menyediakan rizki bagi kucing dari sisa-sisa makanan orang, begitu pula serangga-serangga yang ditangkapnya.
Di Akhirat kelak, manusia juga akan diazab sesuai dengan perbuatan yang dilakukannya di dunia. Sebagaimana yang terjadi pada wanita dalam kisah di atas, ia diazab dengan dimasukkan ke neraka dalam keadaan dikejar-kejar kucing dan dicakarinya. Karena dalam hidupnya ia menyiksa kucing hingga mati.
Rasulullah Saw sendiri telah menyampaikan kepada kita, bahwa kita bisa meraih pahala dalam hidup salah satunya adalah dengan berbuat baik kepada binatang. Oleh karena itu, Islam melarang menyiksa binatang. Karena di dunia ini, manusia tidaklah hidup sendirian. Ada banyak makhluk ciptaan Tuhan yang sama-sama mencari rizki, dan kehidupan di bawah kolong langit.
Sehingga sudah seharusnya seorang Muslim hendaknya tidak menindas ciptaan Tuhan yang lainnya, salah satunya adalah binatang seperti kucing. Karena sebagai makhluk yang bernyawa, tentu binatang memiliki perasaan dan kebutuhan mendasar. Sehingga ia juga membutuhkan kasih sayang dari makhluk lainnya, salah satunya adalah manusia.
Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi kasih sayang. Tidak hanya kepada sesama manusia saja, tetapi juga kepada seekor binatang sekalipun. Menganiaya binatang saja hukumannya berat, apalagi menganiaya sesama manusia. Wallahu a’lam bisshawab. [rf]