Nama asalnya adalah Abdus Syam. Setelah masuk Islam pasca perang Khaibar, Kanjeng Nabi SAW mengubahnya menjadi Abdurrahman. Abdurrahman bin Shahrin. Namun kunyahnya sangat masyhur sebagai Abu Hurairah, si pengasuh kucing.
Ihwal kunyah ini bermula pada saat suatu hari Abdurrahman bin Shahrin menyelamatkan seekor anak kucing yang kedinginan dengan menyimpannya di lengan bajunya atau sakunya. Kucing itu lalu dirawatnya, dibesarkannya, dan terus membersamainya. Ya, seekor kucing itu–bukan banyak kucing. Ia pun masyhur dengan julukan Abu Hurairah.
Kelak, dalam sirah tasawuf, ihwal sejenis dilakoni salah satu sufi terkemuka, yakni Abu Bakar as-Sibli. Bahkan, diriwayatkan, (di antara) wasilah beliau menjadi kekasih Allah Ta’ala muasalnya ialah karena beliau menyelamatkan seekor anak kucing yang malang….
Abu Hurairah membersamai Kanjeng Nabi SAW tidaklah lama. Hanya sekira tiga tahun. Namun, kita tahu, beliau merupakan perawi hadis yang paling banyak melampaui siapa pun–saking intens, intim, dan karibnya beliau dengan Kanjeng Nabi SAW, baik saat beramai maupun berduaan. Baru disusul perawi Abdullah bin Umar, lalu Anas bin Malik, kemudian Sayyidah Aisyah, terus Abdullah bin Abbas, dan terakhir Abu Sa’id al-Khudri.
Suatu hari, tatkala Kanjeng Nabi SAW sedang bersama Abu Hurairah, juga Mu’adz bin Jabal, lalu seorang sahabat lainnya (tak disebutkan namanya), Beliau SAW dawuh kepada mereka bertiga: berdoalah kalian bertiga satu-persatu, aku akan mengaminkannya….
Tentu saja ini momen yang amat luar biasa! Sungguh tak terbayangkan! ShallaLlah álaih wa alih wa shahbih….
Mulailah sahabat yang tak disebutkan namanya itu berdoa. Kanjeng Nabi SAW mengaminkannya, diikuti Mu’adz bin Jabal, juga Abu Hurairah.
Lalu, giliran Mu’dz bin Jabal berdoa, Kanjeng Nabi SAW mengaminkannya, diikuti sahabat pertama tadi, juga Abu Hurairah.
Baca Juga, Kisah Sahabat Nabi Muhammad SAW: Abu Dzar Al-Ghiffari, Orang yang Pertama Kali Mengucapkan Salam
Terakhir, berdoalah Abu Hurairah. Cara dan isi doanya sungguhlah unik, tak biasa–bahkan, maaf kata, mengundang senyum.
Ia berdoa begini: “Ya Allah Ta’ala, aku memohon padaMu sebagaimana doa-doa telah disampaikan dua sahabatku tercinta barusan. Ditambah, berilah aku ingatan kuat yang membuatku tak lupa lagi….”
Kanjeng Nabi SAW mengaminkannya, juga Mu’adz bin Jabal, dan sahabat satunya lagi. Kanjeng Nabi SAW lalu dawuh, sungguh Abu Hurairah cerdas dalam berdoa…