Dikisahkan dalam kitab ‘Uyun al-Hikayat min Qashash ash-Shalihin wa Nawadir az-Zahidin, karya Ibnul Jauzi bahwa Abu Ali al-Maghribi meriwayatkan sebuah kisah tentang Abu Yusuf al-Ghasuli. Di mana pada suatu waktu, al-Ghasuli sedang berada di Syam bersama Ibrahim. Hingga pada suatu hari, Ibrahim menemui al-Ghasuli dan berkata, “Wahai Ghasuli, hari ini aku baru saja melihat sebuah kejadian aneh bin ajaib!”
“Kejadian ajaib apa itu?” Tanya Ghasuli.
Ibrahim pun bercerita tentang kejadian yang ia alami, “Tadi, aku berdiri di sebuah kuburan. Tiba-tiba kuburan itu merekah, lalu diikuti dengan keluarnya seorang kakek yang rambutnya sudah mulai beruban.” Rupanya ia menyaksikan seseorang yang dihidupkan kembali dari kubur.
Orang yang keluar dari kuburan tersebut lalu berkata, “Wahai Ibrahim, bertanyalah. Karena sesungguhnya Allah menghidupkanku kembali dari kubur demi engkau.”
“Apa yang telah Allah perbuat terhadap dirimu?” Tanya Ibrahim.
Si kakek lalu berkata, “Aku menghadap kepada Allah dengan membawa amal perbuatan buruk. Lalu Allah berkata kepadaku, ‘Aku telah mengampunimu karena tiga hal. Pertama, engkau menghadap kepadaku, sementara engkau mencintai orang yang Aku cintai. Kedua, engkau menghadap kepadaku, sementara di dadamu tidak terdapat suatu pun keharaman. Ketiga, engkau menghadap kepadaku, sementara warna rambutmu sudah mulai berubah memutih, dan aku malu untuk mengazab seorang kakek yang warna rambutnya sudah mulai berubah memutih.”
Setelah sang kakek berkata seperti itu, tiba-tiba kuburan yang sebelumnya terbuka menutup kembali. Al-Ghasuli yang penasaran lalu bertanya kepada Ibrahim, “Wahai Abu Ishaq, maukah engkau tunjukkan kepadaku di mana kuburan itu?”
Mendengar pertanyaan al-Ghasuli seperti itu, Ibrahim lalu berkata, “Wahai Ghasuli, bermuamalahlah engkau dengan Allah, niscaya Dia akan memperlihatkan kepadamu berbagai keajaiban dan keanehan.”
Ketika manusia mendekatkan diri kepada Tuhannya, dengan memperbanyak melakukan perbuatan-perbuatan baik dan rajin beribadah. Tentu Allah Swt akan menghadirkan sesuatu yang mungkin tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Diantara beberapa cara berhubungan baik dengan Allah SWT adalah dengan mencintai kekasih Allah SWT yaitu Nabi Muhammad SAW. Dan salah satu cara mencintai Rasulullah SAW dengan memperbanyak shalawat kepadanya, dan meneladani akhlak-akhlaknya, serta selalu beriman kepada Allah SWT.
Sebagaimana hadis Rasulullah SAW:
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ (رواه البخاري ومسلم)
“Tiga perkara yang seseorang akan merasakan manisnya iman: 1, Ia lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari yang lainnya. 2, Ia mencintai seseorang hanya karena Allah. 3, Ia benci untuk kembali pada kekufuran sebagaimana ia benci bila dilemparkan dalam neraka.”
Berhubunganlah dengan Tuhan dengan sebaik mungkin, tanpa mengabaikan berhubungan baik dengan seluruh makhluk ciptaan-Nya. Supaya Allah Swt selalu memberikan banyak rezeki kepada kita semua. Karena Islam bukan hanya agama yang memerintahkan beribadah kepada Allah semata, namun kepada makhluk ciptaan-Nya.