Ini kisah manisan beracun untuk sahabat Rasulullah SAW kasih orang musyrik. Kisah berawal ketika turun ayat 7 surat al Isra’ yang terjemahannya sebagai berikut :
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.”
Ayat ini benar-benar masuk dalam hati serang sahabat Rasul SAW. Ia begitu terpukau oleh keindahan ayat tersebut. Siang malam selalu melantunkan ayat tersebut. Kebiasaan yang dilakukannya ini membuat seorang perempuan musyrik sangat tidak senang. Dengan rasa benci dan hasud ia ingin mencelakai sahabat Rasulullah SAW ini.
Maka disusunlah cara untuk melukai sahabat itu. Ia kemudian mendapat ide untuk memberikan manisan yang di dalamnya dicampur racun. Setelah rencana dirancang dengan rapi, manisan beracun tersebut diberikan kepada sahabat Rasulullah SAW yang menurutnya sangat mengganggu.
Menerima manisan tersebut, sahabat Rasulullah SAW dengan senang hati menerimanya. Ia mengatakan bahwa manisan itu akan menjadi bekal perjalanan melintasi Adang pasir. Tidak ada rasa curiga sedikit pun atas pemberian tersebut.
Maka berangkatlah sahabat Rasulullah SAW pergi melintasi padang pasir. Ditengah perjalanan ia mendapati dua orang pemuda. Keduanya nampak kelelahan dan butuh makanan. “Apakah kalian berdua ingin manisan?” katanya.
Dua pemuda itu menjawab dengan spontan,” Ya. Kami sangat senang menerimanya.”
Maka manisan itu dimakan. Tak disangka di tengah-tengah makan, kedua pemuda itu langsung jatuh tersungkur. Keduanya meninggal dunia. Sahabat Rasulullah itu menjadi bingung.
Kisah sahabat ini berlanjut ketika beritanya dengan cepat tersebar di Madinah. Saat Rasulullah SAW mendengar, diperintahkan sahabat tersebut untuk ditangkap.
Sesampainya di hadapan Rasulullah SAW, sahabat itu ditanya,” Darimana engkau mendapatkan manisan itu?”
“ Dari seorang perempuan,” katanya singkat.
Kemudian Rasulullah SAW meminta wanita tersebut dihadirkan. Saat sampai betapa kagetnya wanita tersebut melihat dua pemuda yang terbujur kaku. Ia menangis sejadi-jadinya. Ia tak menyangka yang meninggal itu adalah kedua anaknya.
Wanita tersebut kemudian bersimpuh di kaki Rasulullah SAW. Ia kemudian berkata,” Kebenaran ayat itu telah membuka mataku bahwa setiap perbuatan buruk, yang aku lalukan akan kembal kepada diriku. Dan aku pun menyadari bahwa yang kembali padaku ( dua pemuda yang terbujur kaku) sebagai akibat dari apa yang telah aku lakukan.”
Kisah sahabat Rasulullah SAW ini memberikan banyak pelajaran kepada kita.