Alkisah, ada seorang lelaki dari Bani Israil yang pandai mengobati orang gila. Kemudian datang seorang cantik yang terkena gangguan jiwa, lalu perempuan itu dibawa kepadanya dan tinggal di rumahnya. Setelah beberapa lama perempuan cantik dengan gangguan jiwa tersebut tinggal di rumahnya, ternyata lelaki Bani Israil itu terpikat dengan kecantikannya. Sang lelaki akhirnya menggaulinya hingga hamil.
Kisah ini dikisahkan oleh Abu Nu’aim al-Asfahani dalam kitabnya Hilyatul Auliya’ wa Thabaqat al-Asfiya’.
Kemudian ia didatangi oleh setan dan berkata kepada laki-laki tersebut, “Jika ketahuan, nanti si perempuan ini akan buka mulut. Karena itu, bunuh dia dan kuburkan jasadnya di rumahmu.” Karena bisikan setan itulah, laki-laki tersebut kemudian membunuh perempuan yang telah dia digauli sampai hamil itu dan menguburkan di dalam rumahnya.
Setelah kejadian tersebut, keluarga sang perempuan datang menanyakan kabarnya. Namun sang laki-laki menjawab bahwa dia sudah mati. Mendapat penjelasan seperti itu, keluarga sang perempuan tidak curiga sama sekali. Karena laki-laki yang bisa mengobati orang gila itu terkenal sebagai orang saleh dan ikhlas.
Setelah keluarga perempuan tersebut tidak menaruh curiga sama sekali, setan menghampiri mereka dan berkata, “Sesungguhnya kerabatmu itu tidak mati biasa, melainkan digauli oleh orang itu sampai hamil, hingga akhirnya dia membunuh anak perempuanmu dan menguburkannya dalam rumah di tempat demikian.”
Akhirnya keluarga perempuan tersebut kembali mendatangi rumah lelaki Bani Israil itu. Mereka lalu berkata, “Kami sebenarnya tidak mencurigaimu, tetapi beritahukan kepada kami di mana kamu menguburnya? Siapa yang waktu itu bersamamu?”
Mereka akhirnya memeriksa rumah orang itu dan mendapati tempat yang digunakan untuk mengubur perempuan tersebut. Singkat cerita, laki-laki itu ditangkap dan dipenjara.
Setelah ditangkap dan dipenjara, setan pun kembali mendatanginya. Kepadanya, setan berkata, “jika engkau ingin agar aku mengeluarkanmu dari keadaan ini, maka kafirlah kepada Allah.”
Ternyata, laki-laki tersebut menuruti apa yang dikatakan oleh setan. Ia menyatakan kufur kepada Allah Swt, tetapi yan terjadi setelah dia kufur ternyata dia tetap dihukum mati dan saat itulah setan menyatakan bahwa kekufurannya tidak ada hubungan dengannya.
Begitulah bujukan setan, ketika dia membujuk seorang hamba untuk kufur atau melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt. Dia akan berkata, “Kafirlah kamu!“. Maka ketka manusia telah kafir, setan akan berkata, “sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu”.
Begitulah setan dalam membujuk rayu manusia ke jalan kesesatan. Orang pintar, shalih dan ikhlas pun tidak lepas dari bujuk rayu setan. Bahkan bisa dijerumuskan olehnya, apalagi hamba-hamba yang pas-pasan.
Oleh karena itulah, perbanyaklah mendekatkan diri kepada Allah Swt dengan beribadah kepada-Nya dan berbuat baik terjadap semua makhluk ciptaan-Nya. Dan selalu memohonlah kepada-Nya agar kita semua dijauhkan dari godaan setan yang terkutuk.
Agar hidup kita tidak ternodai dengan hal-hal yang dilarang oleh-Nya, yang selalu dikampanyekan oleh setan kepada umat manusia. Supaya kufur dari Tuhannya, dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh-Nya.
Karena setan sendiri pada dasarnya sudah diberi izin oleh Allah Swt untuk menggoda dan mengganggu manusia yang hidup di dunia. Hal tersebut tidak lain bertujuan supaya manusia selalu mempertebal iman, Islam dan ihsannya dalam beragama. Sehingga ketika kita bisa mempertebal hal itu semua, setan tidak akan bisa mengganggu kita karena keimanan kita yang sudah kuat.
Pelajaran lainnya yang bisa diambil hikmah dari kisah di atas adalah bahwa orang pintar, saleh dan ikhlas pun belum tentu berbanding lurus dengan kelakuannya. Bahkan ada yang menggunakan kepintarannya untuk menzalimi orang lain, dan sebagainya.