Ketika mendengar nama Balqis, yang tergambar dalam benak kita adalah penguasa Negeri Saba, pemilik istana megah, perempuan super kaya, dan perempuan penyembah matahari. Iya betul, atas alasan itulah Hud-hud mengadukan alasan kealpaannya tatkala Nabi Sulaiman memeriksa kumpulan burung. Kalau saja Hud-hud datang tanpa alasan yang jelas niscaya ia bakal disiksa atau disembelih. Beruntung Hud-hud kembali merapat ke barisan dengan kabar yang istimewa.
Kabar apalagi kalau bukan tentang Ratu Balqis yang dijumpai Hud-hud usai berlalu-lalang. Kisah ini terekam dalam Al-Quran Surah an-Naml ayat 20 sampai dengan 44. Setelah Nabi Sulaiman mengirim surat melalui Hud-hud kepada Balqis, Nabi yang mengerti semua jenis bahasa itu mengumpulkan seluruh tentaranya baik dari kalanagan bangsa Jin dan manusia untuk memindahkan istana Balqis ke hadapannya.
Setelah singgasana Balqis didatangkan kepada Nabi Sulaiman sebelum Balqis tiba di hadapannya, maka Nabi Sulaiman memerintahkan agar singgasana itu dirubah sebagian ciri khasnya untuk menguji pengetahuan dan kekuatan daya ingat Balqis saat melihat singgasananya yang telah diubah itu. Apakah Balqis dapat menebak bahwa itu adalah singgasananya ataukah tidak?
قَالَ نَكِّرُوا لَهَا عَرْشَهَا نَنْظُرْ أَتَهْتَدِي أَمْ تَكُونُ مِنَ الَّذِينَ لَا يَهْتَدُون
Dia berkata, “Ubahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal(nya).” (QS. an-Naml: 41).
Ibnu Abbas mengatakan, sebagian aksesoris singgasana itu dilepas. Mujahid mengatakan bahwa Sulaiman AS. memerintahkan agar apa yang tadinya berwarna merah diubah dengan warna kuning, yang tadinya berwarna kuning diubah menjadi merah, dan yang tadinya berwarna hijau diubah menjadi merah, semua warna diubah dari keadaan semula.
Ikrimah mengatakan bahwa mereka melakukan penambahan dan pengurangan pada singgasana tersebut. Qatadah mengatakan bahwa yang tadinya diletakkan di bagian atas ditaruh di bawah, dan yang tadinya ditaruh di belakang diletakkan di muka, lalu mereka melakukan sedikit modifikasi penambahan dan pengurangan pada istana Balqis. Sebagaimana ayat selanjutnya yang berbunyi:
َفَلَمَّا جَاءَتْ قِيلَ أَهَكَذَا عَرْشُكِ قَالَتْ كَأَنَّهُ هُوَ
Makaketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya, “Apakah ini singgasanamu?” Dia menjawab, “Sepertinyaini singgasanaku…” (QS. an-Naml: 42).
Ditampilkan ke hadapan Balqis singgasananya yang telah diubah dan yang telah dimodifikasi dengan sedikit penambahan dan pengurangan. Di sinilah sang Ratu Negeri Saba teruji. Akan tetapi, dalam keadaan pangling Ratu Balqis tidak lantas kehilangan kecerdasannya. Selain Ratu berwibawa, Balqis rupanya juga cerdik dan teliti.
Buktinya, saat ditanya oleh Nabi Sulaimam, Balqis tidak menjawab bahwa “iya itu adalah singgasanaku,” mengingat jarak perjalanan yang sangat jauh (antara Yaman dan Baitul Maqdis). Balqis juga tidak menjawab, “tidak, ini bukan singgasanaku,” mengingat masih banyak terdapat ciri-ciri khas singgasana miliknya yang masih utuh, hanya telah mengalami modifikasi dan perubahan. Maka ia menjawab, “Sepertinya ia, ini singgasanaku ( هُو كَأَنَّهُ) yakni, mirip dengan singgasananya. Ungkapan ini menunjukkan kecerdikan dan kecermatan Ratu Balqis.
Wallahu A’lam.