Imam al-Ghazali adalah ahli ilmu tasawuf yang disegani hingga kini. Namun ada cerita unik perihal kegandrungannya dengan ilmu ini. Disebutkan bahwa gurunya awalnya di dunia tasawuf adalah seorang yang berprofesi sebagai tukang sol sepatu yang bernama Syeikh al-Utsqi al-Khurazy. Imam al-Ghazali berguru dengan ulama tersebut direkomendasikan oleh saudara kandungnya yang bernama Ahmad.
“Saya ingin belajar kepada tuan,” kata Imam al-Ghazali ketika bertemu dengan Syeikh al-Utsqi.
“Bisa jadi engkau tidak akan kuat menerima perintah-perintahku jika engkau belajar kepadaku,” jawab Syeikh al-Utsqi.
Kemudian Imam al-Ghazali menjawab,” Insya Allah saya kuat menerima perintah.”
Mendengar tekad itu, Syeikh al-Utsqi kemudian berkata,” Baiklah kalau begitu. Maka sekarang bersihkanlah lantai ini.”
Kemudian Imam al-Ghazali hendak membersihkan lantai dengan sapu. Sebelum memulai, Syeikh al-Utsqi berkata,” Bersihkanlah dengan tanganmu sendiri, jangan menggunakan sapu.”
Imam al-Ghazali memenuhi perintah gurunya itu. Diletakkannya sapu di tempatnya. Sesaat setelah itu Imam Ghazali akan membersihkan lantai dengan tangannya sendiri. Banyaknya kotoran menjadikan Imam Ghazali hati-hati membersihkan lantainya dan bermaksud menghindari kotoran.
Melihat gelagat tersebut, Syeikh al-Utsqi menegurnya,” Bersihkan pula kotoran itu dengan tanganmu langsung.”
Setelah menyingsingkan bajunya, Imam al-Ghazali menuruti perintah gurunya. “ Nah sekarang bersihkanlah kotoran itu dengan pakaianmu,” pinta Syeikh al-Utsqi. Perintah itupun dilakukan Imam al-Ghazali dengan hati yang tulus. Saat Imam Ghazali memulai perintah gurunya itu, tiba-tiba Syeikh al-Utsqi mencegahnya dan memerintahkan Imam Ghazali pulang ke rumah.
Sang Imam menurutinya. Namun aneh sesampainya di rumah Imam Ghazali merasakan dirinya telah mendapatkan ilmu pengetahuan yang luar biasa. Allah telah memberikan ilmu laduni yang diperolehnya dari kebersihan hati.