Pada zaman dahulu ada seseorang yang terlalu kaya (crazy rich) hingga hartanya tidak akan habis tujuh turunan. Hidupnya sejahtera, anaknya banyak. Namun, ketika kontraknya di dunia akan habis, ia justru merana. Bagaimana bisa?
Hikayat ini ceritakan oleh Imam Ibnul Jauzi ‘uyun al-Hikayat Min Qashash ash-sholihin wa Nawadir az-Zahidin. Suatu ketika malaikat pencabut nyawa datang ke orang kaya tersebut dengan menyamar sebagai orang miskin.
Malaikat yang menyamar itu mengetuk pintu dan berkata,”Panggilkan pemilik rumah ini!”
Sontak, para pelayan di rumah itu tertawa keras.
“Memangnya kau siapa? Tidak layak tuan kami menemuimu!” tutur salah satu pelayan, sedikit menghardik.
Malaikat itu diam. Ia mengetuk pintu kembali. “Sampaikan saja kepada tuanmu, aku malaikat pencabut nyawa,” tuturnya.
Dari jauh, si orang kaya itu ternyata mendengar. Ia lemas bukan kepalang, kepalanya tertunduk. Ia memanggil pelayannya dan meminta mereka untuk memelankan suara dan berkata lembut.
Malaikat tadi lalu menemui si orang kaya. Keluarganya pun datang, seakan tidak percaya orang lusuh itu merupakan malaikat. Mereka berbisik-bisik, tapi si orang kaya tampak begitu yakin bahwa ia malaikat yang dikirim untuknya.
“Segeralah berwasiat, aku akan segera mencabut nyawamu sebelum kausempat keluar rumah,” tuturnya kepada orang kaya.