Diriwayatkan oleh Zaid bin Aslam, seseorang datang kepada Rasulullah saw dan berkata, “Ajari aku apa yang telah diajarkan Allah kepadamu.”
Kemudian Rasulullah menyuruh seorang sahabat untuk mengajarinya. Maka ia pun mengajarkan Al-Qur’an kepada orang itu hingga sampai pada Surat Al-Zalzalah.
إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا
Hingga sampailah pada ayat ke 7 dan 8,
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْراً يَرَهُ – وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرّاً يَرَهُ
“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS.Al-Zalzalah:7-8)
Setelah mendengar ayat ini, spontan seorang yang belajar itu berkata, “Ini cukup bagiku.”
Sahabat yang mendapat tugas untuk mengajari orang ini merasa bingung karena masih banyak ayat yang belum ia ajarkan. Lalu ia pun melapor kepada Rasulullah saw. Dan beliau menjawab,
“Tinggalkan ia, sungguh ia telah mengerti.”
Dalam kesempatan lain Rasulullah menyebut ayat ini sebagai Al-Jami’ah (ayat yang mencakup keseluruhan). Dan pada kenyataannya, jika kita merenungan kandungan dari ayat ini dan menjadikannya pegangan dalam hidup, maka hal itu sudah cukup untuk menjadi pendorong dalam kebaikan dan penahan diri dari keburukan dan penyimpangan.
*Bisa juga dibaca di sini