Kadang kita merasa Allah tidak adil dengan kita. Saat teman-teman yang lain sudah sukses, kita masih terus berjuang menggapai kesuksesan itu. Namun ternyata semua pasti ada hikmahnya.
Berikut Khutbah Jumat dengan Tema Semua Pasti Ada Hikmahnya
Khutbah Jumat Pertama
اَلْحَمْدُ لِلهِ الْكَرِيْمِ المَنَّانِ, خَالِقِ الْإِنْسِ وَالْجَانِّ, أَنْزَلَ الْقُرْآنِ, وَعَلَّمَ اْلبَيَانِ, فَأَنْطَقَ الِّلسَانِ عَلَى خَيْرَ خَلْقِ اللهِ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلاَم، مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِاللهِ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أفْضَلُ الصَّلَاةِ وَأَزْكَى السَّلَام.اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعالَمِيْنَ. اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْن. أمَّا بَعْدُ.
فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ،
Maasyiral Muslimin Sidang Jumat yang Dimuliakan Allah
Suatu hari, pada saat Nabi hendak berangkat ke Mekkah untuk menunaikan ibadah umrah, nabi tertahan di bukit Hudaibiyah. Utsman lalu bertandang ke markas kafir Quraisy untuk bernegosiasi. Namun tersiar kabar bahwa Utsma terbunuh. Setelah kabar terbunuhnya Utsman dipatahkan dan Utsman bin Affan kembali dengan selamat. Datanglah utusan Quraisy kepada Rasulullah SAW untuk mengajak berdamai. Utusan tersebut bernama Suhail bin Amr, saudara Bani Amir bin Luay.
Saat Suhail datang kepada Rasulullah SAW dan berbicara panjang lebar terkait tujuannya datang karena diutus oleh para pembesar Quraisy untuk berdamai dengan Rasul SAW dan mungkin saja beberapa pembicaraan yang lain, akhirnya diputuskan oleh Rasulullah SAW bahwa beliau mau berdamai dengan kaum Quraisy yang berada di Mekkah.
Kabar perdamaian ini tidak disetujui oleh sebagian sahabat. Salah satu sahabat Rasulullah Saw. yang tidak setuju dengan keputusan perdamaian yang disetujui Rasulullah tersebut adalah Umar bin Khattab. Umar menyatakan ketidaksetujuannya kepada sahabat Abu Bakar as-Shiddiq.
Umar berkata kepada Abu Bakar, “Bukankah dia (Nabi Muhammad) utusan Allah Swt?” Abu Bakar menjawab, “Benar.” Umar bertanya kembali, “Bukankah kami orang-orang muslim, sedangkan mereka (kaum kafir Quraisy) adalah orang-orang musyrik?” “Benar Umar,” jawab Abu Bakar. Umar melanjutkan pertanyaannya, “Lalu mengapa kita rela menjual agama kita hanya dengan kehidupan duniawi kita?”
Pertanyaan Umar ini membuat Abu Bakar agar marah, “Wahai Umar, tetaplah mentaatinya (Rasulullah Saw.)” Umar malah menjawab, “Aku (bersikap seperti ini) justeru karena mentaati (ajaran)nya.”
Tidak puas dengan jawaban Abu Bakar, Umar langsung mendatangi Rasul dan menyatakan ketidaksetujuannya atas rencana perdamaian Rasul dengan kaum Quraisy tersebut dengan kata-kata dan pertanyaan yang hampir sama dengan pertanyaan dan perkataan yang ia sampaikan kepada Abu Bakar.
Namun jawaban Rasulullah SAW saat itu malah ingin menunjukkan bahwa perdamaian tersebut adalah keputusan yang dilandaskan pada wahyu Allah, “Aku utusan Allah, aku tidak akan menyalahi perintah Allah dan Dia tak akan menyia-nyiakanku.”
Mendengar penjelasan Rasulullah tersebut, Umar kemudian bertaubat dan memohon maaf kepada Rasul. Tidak hanya meminta maaf, Umar bahkan bercerita bahwa ia telah memerdekakan budak sebagai penebus atas kesalahannya saat itu.
Maasyiral Muslimin Sidang Jumat yang Dimuliakan Allah
“Semua pasti ada hikmahnya,” begitulah kata orang bijak. Mengalahnya nabi dalam beberapa poin perjanjian ternyata ada hikmahnya. Hal itu bahkan menjadi keuntungan nabi di masa yang akan datang.
Salah satunya adalah ketenangan dan keamanan situasi. Sehingga hal ini difungsikan Rasulullah Saw. untuk berdakwah kepada para raja, beberapa di antaranya, Kaisar Romawi, yaitu Raja Heraklius, Kisra (Persia), Raja Najasi (Habasyah) dan beberapa raja yang lain. Hal ini disebutkan oleh Quraish Shihab, Membaca Sirah Nabi Muhammad Saw dalam Sorotan Al-Qur’an dan Hadis-Hadis Shahih.
Walaupun pada hari Hudaibiyah tersebut, Rasulullah Saw dan kaum muslimin tidak bisa memasuki kota Mekkah, namun pada tahun setelahnya Rasulullah Saw. dan kaum muslimin akhirnya bisa masuk ke kota Mekkah dan melakukan umrah.
Menurut Ibn Hisyam, umrah ini disebut sebagai Umrah al-Qaḍā’ (umrah pengganti). Bahkan kaum Quraisy membiarkan Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin untuk tinggal di Mekkah selama tiga hari. Dalam jeda waktu inilah Rasulullah SAW masih sempat melaksanakan pernikahan dengan Maimunah binti Harits.
Selain itu, Ibn Hisyam juga menyebutkan bahwa peristiwa Fath Makkah merupakan buah kesabaran Rasulullah Saw dalam menghadapi kaum Quraisy pada perjanjian Hudaibiyah. Bahkan, dengan mengutip Imam Ibnu Shihab az-Zuhri (w 124 H), Ibn Hisyam menyebutkan dalam waktu dua tahun setelah perjanjian Hudaibiyah ditandatangani, jumlah orang yang masuk islam jauh lebih banyak daripada jumlah kaum muslimin sebelum adanya perjanjian Hudaibiyah.
Maasyiral Muslimin Sidang Jumat yang Dimuliakan Allah
Dari kisah kerugian Rasul dalam perjanjian hudaibiyah ini bisa kita ambil kesimpulan bahwa setiap hal yang kita dapatkan, meskipun itu merugikan bagi kita, semua pasti ada hikmahnya. Selama kita masih selalu ikhtiyar, berusaha, dan selalu percaya kepada jalan-jalan yang telah ditentukan Allah SWT, maka dengan izin Allah SWT, kita akan menemukan hikmahnya. Karena tidak ada ciptaan dan ketentuan Allah yang sia-sia.
Hal ini sebagaimana tertuang dalam surat Ali Imran ayat 191
الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya, “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”
Jika ada sebagian dari kita yang merugi saat usaha, di-PHK dari kantornya, susah mendapatkan rejeki, dan lain sebagainya, maka kita perlu ingat janji Allah SWT di atas. Tidak ada yang sia-sia. Teruslah berusaha, tetaplah berjuang untuk mendapatkan keinginan kita. Dalam suatu waktu mungkin kita perlu istirahat sebentar, namun kita tidak boleh berhenti. Siapa tahu, Allah SWT sudah menyiapkan jalannya. Kombinasikan ikhtiyar dan tawakkal secara bersama, selain itu juga perlu disertai kesabaran dan rasa qanaah. Justru semakin dipikirkan, maka masalah itu akan terasa semakin berat. Percayalah, bahwa semua pasti ada hikmahnya. Kita bisa belajar dari masalah-masalah yang menimpa. Setelah itu, kita semakin terlatih agar tidak terjerembab dalam masalah yang sama.
Maasyiral Muslimin Sidang Jumat yang Dimuliakan Allah
Semoga khutbah singkat ini bermanfaat, khususnya bagi khatib pribadi, dan umumnya bagi jamaah sekalian.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ
Teks Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ ِللهِ الْعَزِيْزِ الْغَفُوْرِ، اَلَّذِيْ جَعَلَ فِي اْلإِسْلاَمِ الْحَنِيْفِ الْهُدَي وَالنُّوْرِ، اَللَّهُمَّ صَلِّيْ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمَرْسَلِيْنَ وَعَلَي آلِهِ الطَّيِّبِيْنَ وَأَصْحَابِهِ اْلأَخْيَارِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
Baca juga teks khutbah Jumat yang lain di sini.