Al-Qur’an mengajarkan agar kita selalu memohon dan meminta kepada Allah swt. Bahkan dalam sebuah ayat Allah menjamin semua permohonan hamba-Nya akan dikabulkan.
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدۡعُونِيٓ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡ
“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu.” (QS.Ghafir:60)
Semua doa pasti akan dikabulkan oleh Allah, namun kapan doa itu terkabul? Itu adalah urusan Allah swt.
Namun segala sesuatu pasti ada syaratnya, begitu juga doa. Agar doa ini sampai kepada Allah kita perlu memulai dan mengakhirinya dengan solawat, mendorongnya dengan amal sholeh dan syarat-syarat lainnya yang pernah kita sebutkan pada kajian sebelumnya.
Namun selain itu semua, ada satu syarat penting yang tak boleh terlewatkan. Disini kita akan menemukan fenomena bahwa terkabulnya doa bergantung juga terhadap keyakinan kita bahwa doa itu akan terkabul.
Rasulullah saw pernah bersabda,
أُدعُوا اللَّهَ وَأَنتُم مُوقِنُون بِالإِجَابة
“Berdoa lah kepada Allah dalam keadaan yakin bahwa doa itu akan dikabulkan.”
Ketika masih ada keraguan dalam berdoa, maka doa itu menjadi kosong dan hampa. Lihatlah bagaimana keyakinan para Nabi dalam doa-doa mereka hingga diabadikan semua kisah itu dalam Al-Qur’an.
(1). Lihatlah Nabi Nuh as dalam doanya :
۞وَقَالَ ٱرۡكَبُواْ فِيهَا بِسۡمِ ٱللَّهِ مَجۡرٜىٰهَا وَمُرۡسَىٰهَآۚ إِنَّ رَبِّي لَغَفُور رَّحِيم
Dan dia berkata, ”Naiklah kamu semua ke dalamnya (kapal) dengan (menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS.Hud:41)
(2). Lihatlah keyakinan Nabi Ibrahim as dalam doanya :
ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي وَهَبَ لِي عَلَى ٱلۡكِبَرِ إِسۡمَٰعِيلَ وَإِسۡحَٰقَۚ إِنَّ رَبِّي لَسَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ
Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(ku) Ismail dan Ishak. Sungguh, Tuhanku benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa.” (QS.Ibrahim:39)
(3). Lihatlah keyakinan Nabi Sholeh as dalam doanya :
إِنَّ رَبِّي قَرِيب مُّجِيب
“Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya).” (QS.Hud:61)
(4). Lihatlah keyakinan Nabi Syuaib as dalam doanya :
إِنَّ رَبِّي رَحِيم وَدُود
“Sungguh, Tuhanku Maha Penyayang, Maha Pengasih.” (QS.Hud:90)
(5). Lihatlah Nabi Yusuf as dengan semua kejadian yang menimpanya, tapi semua itu tidak menggoyang keyakinannya bahwa Allah swt akan mengabulkan doanya.
إِنَّ رَبِّي لَطِيفٌ لِّمَا يَشَآءُۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡحَكِيمُ
“Sungguh, Tuhanku Mahalembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana.” (QS.Yusuf:100)
(6). Lihatlah keyakinan Nabi Sulaiman as dalam doanya :
فَإِنَّ رَبِّي غَنِيّٞ كَرِيمٞ
“Maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya, Mahamulia.” (QS.An-Naml:40)
Seperti inilah doa-doa para Nabi yang memiliki keyakinan yang mutlak bahwa doa mereka akan dikabulkan. Maka jangan heran bila dengan doa-doa singkat yang mereka panjatkan bisa terjadi segala sesuatu yang dahsyat.
Lihatlah Nabi Nuh as ketika beliau memohon pertolongan kepada Allah swt,
فَدَعَا رَبَّهُۥٓ أَنِّي مَغۡلُوبٞ فَٱنتَصِرۡ
Maka dia (Nuh) mengadu kepada Tuhannya, “Sesungguhnya aku telah dikalahkan, maka tolonglah (aku).” (QS.Al-Qamar:10)
Maka saat itu pula Allah mengirimkan banjir dan topan yang menghabiskan semuanya kecuali Nabi Nuh as dan pengikutnya.
Poinnya, diterimanya doa bergantung pada seberapa besar keyakinan kita akan diterimanya doa tersebut.
*Bisa juga dibaca di sini