Suatu hari Abdullah bin Ja’far menjenguk Khalifah Abdul Malik bin Marwan. Saat itu khalifah dalam keadaan sakit. Sudah beberapa waktu Sang Khalifah tidak mampu berdiri. Kakinya terasa sakit. Tenu keadaan ini menjadikan khalifah gundah gulana.
“ Engkau sakit apa wahai Khalifah,” tanya Abdullah bin Ja’far.
“Kakiku sakit, sepertinya encokku kambuh,” jawab khalifah.
Mendengar perkataan Khalifah, Abdullah bin Ja’far ingin membantu menyembuhkan penyakit itu. “ Saya punya pelayan yang mempunyai keahlian dalam menyuwuk. Namanya Budaih. Keahlian itu diwarisi dari ibunya yang keturunan bangsa Barbar,” katanya.
“Sebaiknya panggil dia sekarang,” kata Khalifah.
Maka diutuslah kurir untuk menjemput Budaih. Namun ada perasaan menyesal dari Abdullah bin Ja’far karena dia telah berbohong pada Khalifah. Ia paham benar bahwa Budaih sebenarnya tidak bisa menyuwuk.
Tidak menunggu lama, Budaih muncul. Khalifahpun langsung betanya,” Katanya kamu bisa menyuwuk berbagai penyakit wahai Budaih.”
“ Benar sekali wahai Khalifah,” kata Budaih dengan tegas tanpa ragu ragu.
Sejurus kemudian Budaih melakukan aksinya. Ia mulai mengelus-elus kaki Khalifah sambil komat-kamit membaca mantra. Tak lama kemudian Budaih berkata,” Wahai Khalifah sekarang berdirilah.Insya Allah sudah sembuh”
Khalifahpun menuruti apa perintah Budaih. Tanpa dinyana Khalifah bisa berdiri. Khalifah tampak senang sekali karena kakinya terasa lebih baik dan enak untuk berjalan. “ Alhamdulillah, kaki terasa lebih enak, “kata Khalifah. Tak lama kemudian dipanggillah sekretarisnya, dan meyuruh mencatat mantra yang dibaca Budaih. Khlaifah sangat khawatir jika penyakitnya kambuh lagi.
Mendengar hal itu Budaih tampak celingukan kemudian berkata,”Wahai Khalifah, kata mantan istriku , untuk menulis mantra tersebut harus ada imbalannya.”
“ Baiklah kalau begitu, aku akan memberimu 4000 dirham untuk dituliskan mantranya,” jawab Khalifah.
Namun mantra belum bisa ditulis, karena Budaih memberikan syarat lagi.” Kata mantan istriku, uang tersebut harus ada yang mengantarkannya ke rumahku. Syarat itu diterima dan Khalifah menyuruh mengantarkannya ke rumah Budaih. Namun tiba-tiba Budaih melihat sekretaris Khalifah mulai menulis dengan tulisa Bismillahirrahmannirrahim.
Budaih kaget dan kemudian berkata,” mantra ini tidak didahului dengan bacaan Bismillahhirrahmanirrahim.”
Mendengar hal itu Khalifah bingung dan berkata,” bagaimana Budaih, mada ada mantra suwuk yang tidak dimulai dengan ucapan Bismillahirahmanirrahim.”
“ Memang begitu Wahai Khalifah, tapi tadi saya sebenarnya membaca syair pendek tentang cinta.”
“ Ah kamu bisa saja. Lalu apa lagi yang kamu baca,” tanya Khalifah penuh selidik.
“ Itu saja,” ujar Budaih dengan lugunya.
Mendengar hal tersebut Khalifah Abdul malik bin marwan tertawa terpingkal-pingkal.