Sejak memutuskan berjilbab, diam-diam Tantri tak lantas benar-benar mendapat ‘ketenangan’ dalam hati. Pasalnya di satu sisi, ia tetap aktif menjalankan perannya sebagai musisi. Bersama dua orang punggawa Kotak yang lain, Tantri masih memenuhi undangan show dari panggung ke panggung, baik secara off air maupun on air. Namun di sisi lain, Tantri dilanda ragu dan gelisah lantaran banyak teman-teman artis dan sesama pemusik yang memutuskan hijrah seperti dirinya, tapi sudah benar-benar meninggalkan dunia musik.
“Mereka bukan cuma berhenti total, tapi ada yang sampai menjual semua alat musiknya, dari yang mahal sampai yang murah. Semuanya itu malahan dia jual murah,” cerita Tantri di kanal youtube Shihab & Shihab, 10 Desember lalu.
Tentu saja aksi teman pemusik yang berhijrah itu membuatnya goyah, apakah tindakannya yang belum meninggalkan dunia musik seratus persen itu salah? Apalagi genre musik rock yang selama ini membesarkan namanya, sarat dengan pandangan miring. Haruskah ia tanggalkan band yang telah membesarkan namanya itu?
Di tengah kegalaunnya itu, tanpa dinyana Najwa Shihab mengundangnya untuk hadir dalam bincang Shihab & Shihab. Kanal yang mengulas persoalan keislaman dan dipandu Najwa beserta sang Ayah, Prof Quraisy Shihab, ini membuat Tantri tanpa ragu mengiyakan undangan tersebut.
Selama ini ia berusaha mencari jawaban dengan mengikuti beberapa pengajian untuk menambah wawasan tentang keislaman. Namun jawaban yang dicari tak kunjung datang.
Tantri pun mengaku senang mendapat kesempatan bertanya kepada salah seorang mufassir Indonesia tentang persoalan yang dihadapinya. Bahkan pada 11 Desember lalu di akun Instagramnya Tantri menulis, ‘Keingintahuan saya akan banyak hal tentang Islam banyak sekali, salah satunya pandangan Islam terhadap musik. Saya memilih dengan Abi Quraisy Shihab karena beliau adalah seorang mufassir Al-Qur’an dan jawabannya sangat menenangkan tanpa ada nada mengancam. Saya menikmati proses setiap pertanyaan yang muncul di benak dan hati saya, dan saya mencari dengan siapa saya harus bertanya, karena Allah memberikan akal untuk bisa menalar, tepat atau tidak. Dan saya mendapat jawaban yang menentramkan. ”
Dalam bincang-bincang di Shihab & Shihab, Tantri gelontorkan pertanyaan seputar musik, hiburan dan seni dalam Islam, lalu bagaimana hukum alat musik, simbol metal yang sering lekat dengan genre musik rock yang ia geluti, cara memaknai hijrah, serta tips dan kiat-kiat dalam memilih pengajian serta guru agama yang layak untuk dimintai pandangan keislamannya.
Begitu bincang-bincang yang berdurasi hampir satu jam itu berakhir, Tantri berujar sumringah. “Aku lega!” seraya mensedakepkan kedua tangannya di dada dengan ekspresi puas.