Beberapa orang akhir-akhir ini gemar sekali mengamalkan salah satu ajaran agama yaitu amar ma’ruf nahi mungkar. Namun mereka kurang mengenal dan mengetahui maksud dari amar ma’ruf nahi mungkar itu.
Berikut ini penjelasan singkat tentang amar ma’ruf nahi mungkar dari Dr. Rifqi Muhammad Fatkhi, MA. Ketua jurusan Ilmu Hadis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Amar ma’ruf nahi mungkar didasarkan pada salah satu ayat Al-Qur’an, yaitu surat Ali ‘Imran ayat 104.
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ – ١٠٤
Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Surat Ali Imran ayat 104).
Baca juga: Ini yang Harus Dilakukan Agar Amar Makruf Tak Menodai Toleransi
Amar ma’ruf adalah perintah melaksanakan kebaikan yang dikenali dan disepakati. Sedengkan mencegah kemungkaran (nahyun anil mungkar) adalah sesuatu yang dalam agama bisa saja dilakukan, namun bertentangan dengan norma atau adat istiadat setempat.
Seperti contoh bercumbu dengan istri. Dalam agama, bercumbu dengan istri malah dianjurkan, tetapi adat istiadat melarang kita mencumbu istri di jalanan.
Maka mencegah kemungkaran adalah mencegah sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai sosial, nilai-nilai adat.