Awal dakwah menyebarkan agama Islam yang dilakukan Rasulullah Muhammad SAW tidak langsung berjalan mulus, ada banyak cemoohan dan rintangan yang datang bahkan dari salah satu paman Rasulullah sendiri yang Abu lahab.
Kisah ini terdapat dalam kitab As-Sirah An-Nabawiyah li lbni Hisyam karya Syekh Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam Al-Muafiri terbitan Darul Fikr.
Ibnu Ishaq berkata, “Rasulullah tetap menjalankan perintah Allah dengan sabar, mengharap ridha-Nya dan menyampaikan nasehat kepada kaumnya sekalipun beliau mendapat gangguan, hujatan, pendustaan, dan cemoohan. Tokoh-tokoh Quraisy yang mencemooh Rasulullah seperti disampaikan kepada Ibnu Ishaq oleh Yazid bin Ruman dari Urwah bin Az-Zubair, terutama lima orang pemimpin di kaum masing-masing.
Kelima orang pemimpin itu – selain Abu Jahal bin Hisyam dan Abu Lahab bin Abdul Muthalib – pertama-tama adalah Al-Aswad bin Al-Muthalib bin Asad Abu Zam’ah bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai bin Kilab. Yang kedua, Al-Aswad bin Abdu Yaghuts bin Wahb bin Abdu Manaf bin Zuhrah bin Kilab. Yang ketiga, Al-Walid bin Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum bin Yaqdzah bin Murrah. Yang keempat, Al-Asha bin Wail bin Hasyim bin Su’aid bin Sahm bin Amr Hushaish bin Ka’ab. Yang kelima, Al-Harts bin Ath-Thulathilah bin Amr bin Al-Harts bin Abdu Amr bin Buwi bin Malkan.
Ketika mereka terus-menerus mencemooh Rasulullah, Allah menurunkan Al-Qur’an surah Al-Hijr : 94-96 yang berbunyi:
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya Kami memelihara kamu dari (kejahatan) orang-orang yang mencemooh, yaitu orang-orang yang menganggap adanya tuhan yang lain di samping Allah, maka mereka kelak akan mengetahui.”
Tulah untuk Pencemooh
Saking keterlaluan hujatan dan cemoohan kelima orang pencemooh tersebut, Rasulullah pernah berdoa yang tidak baik untuk mereka. Lalu seperti kena tulah/walat, kelima orang pencemooh itu celaka dan tewas dengan aneka macam cara yang buruk.
Ibnu Ishaq menyatakan bahwa ia mendapat cerita dari Yazid bin Ruman dari Urwah bin Az-Zubair bahwa sewaktu orang-orang Quraisy melakukan thawaf di Ka’bah dan Rasulullah berdiri di samping Ka’bah, malaikat Jibril melewati Al-Aswad bin Al-Muthalib, kemudian Jibril melemparkan daun hijau ke wajahnya dan Al-Aswad bin Al-Muthalib pun menjadi buta.
Malaikat Jibril berjalan melewati Al-Aswad bin Abdu Yaghuts, kemudian Jibril memberi isyarat ke perut Al Aswad bin Abdu Yaghuts. Lalu Al-Aswad bin Abdu Yaghuts mati dengan perut gembung.
Malaikat Jibril seterusnya berjalan melewati Al-Walid bin Al-Mughirah dan memberi isyarat kepada bekas luka di bawah telapak kakinya. Luka akibat terkena bulu anak panah Bani Kuza’ah yang telah sembuh tiba-tiba kambuh yang membawa kematian Al-Walid bin Al-Mughirah.
Malaikat Jibril berjalan terus melewati Al-Ash bin Wail dan memberi isyarat ke arah telapak kaki Al-Ash bin Wail. Ketika Al-Ash bin Wail pergi ke Tha’if dengan keledainya, tiba-tiba keledanya menerabas semak berduri dan duri semak-semak itu menancap di telapak kaki Al-Ash bin Wail yang membuatnya tewas.
Kemudian malaikat Jibril berjalan melewati Al-Harts bin Ath-Thulathilah dan memberi isyarat ke kepalanya. Kemudian kepala Al-Harts bin Ath-Thulathilah mengeluarkan cairan yang membuatnya tewas.
Gangguan Abu Lahab
Di tengah gencarnya cemooh dan gangguan Quraisy, Rasulullah terus berdakwah kepada orang-orang Mekkah dan bahkan kepada orang-orang yang datang ke Mekkah. Kabilah-kabilah Arab biasa berkumpul di Mekkah pada pekan-pekan tertentu beberapa kali dalam setahun, misal di pasar Ukazh, yang diadakan selama bulan Syawal, dan pasar Mujannah, yang berlangsung setelah bulan Syawal selama dua puluh hari.
Ketika Rasulullah tahu ada rombongan datang, beliau segera mendatangi mereka sambil berkata, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah memerintahkan kamu sekalian supaya menyembah kepada-NYA dan janganlah kamu menyekutukan Dia dengan sesuatu. Wahai sekalian manusia ucapkanlah olehmu, Tiada Tuhan melainkan Allah, supaya kamu berbahagia!”
Namun, di mana pun Rasulullah datang pasti di belakang beliau terlihat Abu Lahab datang mengikuti sambil berseru keras-keras, “Hai sekalian manusia, sesungguhnya orang ini memerintahkan kamu sekalian supaya meninggalkan agama orangtua-orangtuamu terdahulu! Hai sekalian manusia, janganlah kamu dengarkan perkataan orang ini karena dia itu pendusta!”
Bahkan sesekali jika marahnya sudah memuncak, Abu Lahab melempar kepala Rasulullah dari belakang dengan batu!
Akibat tindakan Abu Lahab ini, sangat sedikit orang yang mau menerima seruan Islam. Orang-orang Islam pun bahkan belum berani menunjukkan keislamannya secara terang-terangan. Kebanyakan orang ikut-ikutan mencaci, mencemooh, mengusir, dan mendustakan Rasulullah. Kendati begitu, beliau tidak pernah berputus asa. Beliau terus berdakwah semakin gencar dan semakin bersemangat.
Selain Abu Lahab, salah seorang yang memusuhi Rasulullah adalah Utbah bin Rabi’ah. Namun, Utbah tidak sekasar Abu Lahab. Utbah pernah memberi Rasulullah anggur ketika beliau diusir dari Tha’if.