
Ada beragam tradisi yang merekatkan hubungan antar warga. Salah satunya yaitu kebiasaan berbuka bersama dengan Bubur India di Masjid Jami Pekojan, Semarang dan sajian kopi Arab di Masjid Layur Atau Masjid Menara di Kampung Melayu ketika bulan Ramadan.
Bubur India Masjid Pekojan, Semarang
Satu jam sebelum berbuka puasa, aku dan kawanku sudah sampai di Masjid Jami Pekojan. Bangunan ini termasuk cagar budaya di Kota Semarang. Tiap hari di bulan suci Ramadan, masjid ini menyajikan sekitar 200 porsi Bubur India yang dapat dinikmati siapa saja yang berkunjung dan berbuka di sana. Bubur India ini sangat spesial karena kaya akan rempah-rempah, seperti kayu manis, cengkeh, serai, jahe, kapulaga, daun salam, dan sebagainya. Apalagi, dilengkapi dengan kari, sayur lodeh, susu, teh, semangka, dan kurma.
Bubur India diracik dengan penuh cinta dan semangat berbagi oleh pengelola masjid dan telah berjalan selama ratusan tahun. Bahan untuk membuat sajian Bubur India ini berasal dari infak masyarakat di Masjid Pekojan. Semua orang bisa mencicipi bubur India ini karena masjid ini terbuka bagi siapa saja. Sajian Bubur India bisa dinikmati oleh laki-laki, perempuan, dewasa, anak-anak, dan pendatang. Semua antusias dan bahagia menikmati Bubur India.
Saya dan kawan pun terhubung dengan masyarakat sekitar, pengunjung lain, dan anak-anak yang datang untuk berbuka bersama di Masjid Pekojan. Saya mengajak anak-anak berbincang dan menggambar digital bersama. Mereka sangat gembira mencoba hal baru.
Makan Bubur India bersama menghangatkan suasana berbuka puasa dan merekatkan persaudaraan. Tradisi memasak, berbagi, dan makan bersama Bubur India di Masjid Pekojan sangat patut diapresiasi. Semoga tradisi berbagi dan bekerja sama yang begitu menyenangkan ini bisa tetap lestari sampai nanti.
Kopi Arab
Masjid Layur Atau Masjid Menara di Kampung Melayu ini juga merupakan salah satu cagar budaya di Kota Semarang. Sajian Kopi Arab (Gahwa) saat berbuka puasa ini merupakan satu yang paling ditunggu oleh pengunjung dan masyarakat sekitar. Kopi Arab merupakan minuman pelengkap berbuka puasa andalan di sini.
Rasa penasaran saya dan kawan, menuntun kami datang langsung ke Masjid Layur untuk merasakan secara langsung kopi yang legendaris itu. Kopi Arab di Masjid Layur ini hanya disediakan ketika bulan suci Ramadan saja, jadi, kami benar-benar memanfaatkan waktu dengan baik. Diselingi beberapa kurma yang sangat manis, kopi Arab yang kami teguk pun terasa lebih sempurna.
Tiap sore, petugas masjid menyiapkan gelas-gelas yang akan dituangi minuman berwarna hitam itu. Kopi Arab yang panas dan menenangkan dituangkan dari teko ke gelas-gelas yang dibagikan kepada masyarakat yang datang ke Masjid Layur di Kampung Melayu, Semarang.
Budaya minum Kopi Arab ketika berbuka puasa di masjid ini diwariskan turun temurun beratus-ratus tahun, tepatnya sejak 1802. Kopi Arab menjadi perekat persaudaraan antara komunitas Arab, Melayu, dan sebagainya. Melansir dari kompas.com, Campuran rempah yang ada di Kopi Arab yaitu berupa kayu manis, serai, kapulaga, jinten, pala, pandan, daun jeruk, dan gula.
Rempah-rempah tersebut makin menghangatkan suasana dan membuat interaksi antar warga menjadi terjalin luwes dan nyaman. Para warga di sekitar Masjid Layur pun tak pernah melewatkan kesempatan untuk menikmati Kopi Arab yang otentik, karena konon resepnya dibawa oleh saudagar Yaman yang singgah.
Masjid Menara menjadi tempat masuknya orang-orang yang berasal dari Timur Tengah ke Pulau Jawa. Sungai di samping masjid ini menjadi jalur transportasi dengan kapal-kapal yang lebih kecil. Mercusuar yang ada di Masjid Layur difungsikan untuk memantau lalu lintas kapal. Masjid Menara pun termasuk salah satu cagar budaya yang dilindungi di Kota Semarang.
Bangunan masjid ini dulunya terdiri dari dua lantai, sekarang hanya tersisa satu lantai sebagai ruang utama dan hanya boleh difungsikan oleh laki-laki. Perempuan boleh salat di Masjid Layur di ruangan yang berbeda.
Azan maghrib penanda waktu berbuka puasa telah tiba. Kami meneguk Kopi Arab dan merasakan kehangatan rempah yang menjalar ke badan. Kopi ini selain legendaris dan sebagai media untuk berinteraksi, juga menyehatkan.
(AN)