Kisah ini diceritakan oleh sufi besar Maulana Jalaluddin Rumi. Diceritakan suatu saat Nabi Isa Alaihissalam sedang berjalan-jalan di padang pasir dekat Baitul Maqdis. Beliau bertemu dengan sekelompok orang yang masih suka mementingkan dirinya sendiri.
terjadilah dialog antara Nabi Isa dengan sekelompok orang tadi. Diantara mereka ada yang memberanikan diri dan meminta kata Rahasia apa yang digunakan Nabi Isa untuk menghidupkan orang mati. Mendengar permintaan tersebut Nabi Isa menjawab,” Kalau kukatakan apa Kata Rahasia tersebut pasti nanti engkau akan menyalahgunakannya.”
Mendengar jawaban Nabi Isa, mereka pun berkata, “Kami sudah siap untuk pengetahuan semacam itu. Lagipula hal itu akan menambah keyakinan kami.” Nabi Isa pun kemudian menjawab,” Kalian tidak akan memahami apa yang kalian minta.” Namun akhirnya Nabi Isa mengabulkan permintaan sekelompok orang tersebut. Setelah itu akhirnya Nabi Isa berpisah. Mereka melanjutkan perjalanannya masing-masing.
Segerombolan orang tersebut kemudian meneruskan perjalannya. Demikian pula dengan Nabi Isa. Setelah seberapa lama melakukan perjalanan, di suatu tempat segerombolan orang tersebut seonggok tulang yang sudah mulai memutih warnanya. Diantara mereka kemudian berbisik-bisik. Salah satunya berkata,” Mari kita uji kemampuan Kata Rahasia yang diberikan Nabi Isa itu.”
Ajaib. Begitu Kata Rahasia pemberian Nabi Isa dirapalkan tulang tersebut segera terbungkus daging. Lama-kelamaan menjelma menjadi binatang liar dan buas. Binatang tersebut terlihat sangat kelaparan. Tak seberapa lama binatang itu merobek-robek mereka yang melafazkan kata Rahasia pemberian Nabi Isa. (Disadur dari buku Kisah Bertabur Hikmah karya Idris Syah)