Mimpi bertemu Rasulullah adalah harapan setiap muslim. Kenikmatan bertemu Rasulullah mengalahi seluruh kenikmatan yang ada di dunia ini. Jangankan mimpi bertemu sosok Rasulullah, kita bisa mimpi bersimpuh di hadapan makam Rasulullah saja tentu merasakan kenikmatan yang luar biasa.
Belakangan ini media sosial dihebohkan berita Haikal Hassan mengaku mimpi ketemu Rasulullah. Soal ini hanya Haikal Hassan yang tahu persis bagaimana kejadiannya. Kita boleh percaya atau tidak. Menurut Ustadz Ahong, ulama terdahulu punya acara tersendiri untuk menguji kebenaran apakah orang yang mengaku mimpi Rasulullah itu benar atau tidak. Sebab, memang setan sekalipun tidak bisa menyerupai fisik Rasulullah. Akan tetapi, setan bisa saja mengaku kalau dia itu Rasulullah dalam mimpi kita.
Merujuk pada kitab Fathul Barri, karya Ibnu Hajar al-Asqalani, Ustadz Ahong mengatakan bahwa dalam diriwayatkan dari Hammad bin Zaid yang mendengar Muhammad bin Sirin bercerita, “Jika ada seseorang datang padanya menceritakan pernah mimpi bertemu Rasulullah, maka ia memintanya demikian, “Coba deskripsikan apa yang kau lihat.” Jika seseorang itu mendeskripsikan mimpi itu tidak sesuai pengetahuannya (tentang sosok Rasulullah) itu artinya mimpimu bohong.
Dalam riwayat lain, imam al-Hakim juga pernah meriwayatkan sebuah riwayat dari Ashim bin Kulaib. Kulaib bin Syihab bin Majnun al-Jurmi, orang Kufah, Irak, merupakan tabiin senior. Sudah pasti ia pernah bertemu sahabat Ibnu Abbas.
Kulaib itu pernah bertanya pada sahabat Ibnu Abbas. “Aku pernah mimpi bertemu Rasulullah nih, sahabat Ibnu Abbas.” “Ya udah, coba kamu ceritain gimana mimpinya?” jawab Ibnu Abbas. “Sosok yang ada dalam mimpi saya itu mirip dengan al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib,” Jawab Kulaib. “Wah, berarti benar kamu telah bermimpi bertemu Rasulullah,” jawab Ibnu Abbas. Al-Hasan bi Ali bin Abi Thalib itu tidak lain merupakan cucu Rasulullah yang memang sangat mirip dengan beliau.
Nah, jika suatu saat ada seseorang mengaku atau kita merasa pernah mimpi bertemu Rasulullah, sebaiknya jangan terburu-buru meyakini bahwa itu Rasulullah. Memang setan sekalipun tidak dapat menyerupai Rasulullah. Tapi minimal kita harus memverifikasinya terlebih dahulu melalui kitab-kitab ulama yang menjelaskan mengenai fisik Rasulullah.
Jika ternyata orang yang kita lihat itu sesuai dengan ciri-ciri fisik Rasulullah yang disampaikan oleh para ulama, maka sebaiknya kita tidak menyebarkan informasi tersebut ke khalayak publik. Ini demi menghindari timbulnya fitnah.
Akan tetapi, kata Ustadz Ahong, sebelum bermimpi itu kita harus mengaca diri. Sudah pantas kah kita bermimpi bertemu Rasulullah? Apakah kita sudah berusaha berakhlak sebagaimana Rasulullah ajarkan? Apakah kita sudah saling mengasihi sesama manusia tanpa membedakan agama, suku, ataupun ras orang lain?
*Jangan lupa follow akun Twitter Ustadz Ahong di sini