Judi Online, Negara Mana yang Punya Budaya Paling Gambling?

Judi Online, Negara Mana yang Punya Budaya Paling Gambling?

Ada penelitian menarik yang ngupas habis soal minat judi online di berbagai negara dan nggak semua negara itu punya minat yang sama soal hobi mengadu peruntungan.

Judi Online, Negara Mana yang Punya Budaya Paling Gambling?
Ilustrasi: Mesin Slot (Gambar oleh Aidan Howe via Pixabay)

Pernah nggak kamu lagi asyik scroll lini masa medsos, terus tiba-tiba nongol iklan judi online

Ternyata, ada penelitian menarik yang ngupas habis soal minat judi online di berbagai negara dan nggak semua negara itu punya minat yang sama soal hobi mengadu peruntungan.

Penelitian berjudul Online identities and Social Influence in Social Media Gambling Exposure (2021) menunjukkan bahwa semakin sering kamu nimbrung di grup online, semakin besar peluang kamu tertarik sama konten perjudian. 

Hal itu bukan cuma omong kosong. Data dari responden berusia 15-25 tahun di Finlandia, Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Spanyol membuktikan hal ini.

Jadi, gimana ceritanya keterlibatan di grup online bisa bikin orang makin tertarik sama judi? 

Kira-kira begini bayangannya. Seandainya kamu sering ikut obrolan di grup yang bahas berbagai topik, termasuk perjudian, kamu jadi lebih terpapar informasi tentang judi. Apalagi kalau obrolannya seru dan bikin penasaran. Lama-lama, rasa penasaran itu bisa berubah jadi minat. Kamu jadi kepo, ingin tahu lebih banyak, dan akhirnya bisa nyemplung ke kolam judi online yang kedalamannya naudzubillah itu.

Norma Kelompok, Circle-mu Penting Banget!

Kamu tahu nggak sih, kalau mayoritas teman-teman di grupmu nge-like konten judi, kamu juga jadi lebih tertarik? Untung aja kan fitur like di medsos X sekarang udah gabisa diliat publik. 

Nah, efek “ikut-ikutan” ini nyata banget di dunia medsos. Misalnya, kalau kamu lihat banyak teman di grup yang suka dan share konten judi, kamu mungkin jadi merasa bahwa judi itu biasa dan wajar. Efek sosial ini menurut riset rupanya kuat banget memengaruhi keputusan orang. 

Begini ilustrasinya. Bayangin, kamu lagi scrolling timeline dan lihat postingan tentang judi dengan banyak like dan komen dari teman-temanmu. 

Kamu bisa aja jadi penasaran dan mikir, “Apa sih yang seru dari judi ini?” Akhirnya, rasa penasaran itu bisa jadi minat beneran. Inilah kenapa lingkungan sosial, termasuk di dunia maya, punya pengaruh besar terhadap minat dan perilaku sehari-hari kita.

Cerita Pribadi dan Sikap Terhadap Judi

Lalu yang paling gak habis pikir, cerita pengalaman pribadi seseorang soal judi justru bikin orang lain makin nggak tertarik. 

Kok bisa? 

Mungkin karena cerita-cerita itu sering kali mengungkap sisi gelap dari perjudian, seperti kehilangan uang, masalah keluarga, atau bahkan kecanduan. Cerita-cerita ini bisa bikin kita lebih sadar akan risiko dan dampak negatif dari judi.

Selain itu, sikap yang terlalu pro-judi juga malah bikin orang kurang tertarik. Kenapa begitu? 

Menurut riset, sikap yang berlebihan cenderung membuat orang justru skeptis dan berpikir dua kali sebelum terjun ke dunia judi. Jadi, kalau ketemu konten yang mendukung judi secara berlebihan, kamu mungkin justru akan menghindarinya.

Perbedaan Minat Judi Berdasarkan Negara

Mari kita mulai rihlah pergunduan dari Spanyol, negara yang dikenal dengan budaya hangat dan penuh semangat. 

Di Spanyol, judi online seolah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Bayangkan kamu sedang nge-trip di sepanjang jalanan Spanyol, mendengar orang-orang berbicara tentang taruhan sepak bola atau lotere lokal dengan antusiasme yang sama seperti mereka membicarakan pertandingan sepak bola besar. 

Budaya judi yang terbuka dan banyaknya kasino serta tempat taruhan yang legal membuat minat judi online di kandang banteng itu sangat tinggi. Anak muda Spanyol tampaknya menikmati sensasi dan peluang yang ditawarkan oleh judi online.

Sekarang, kita terbang ke seberang Atlantik menuju Amerika Serikat. Di negeri Paman Sam ini, meskipun regulasi perjudian berbeda-beda di setiap negara bagian, peluang untuk berjudi tetap melimpah. 

Las Vegas atau Atlantic City, misalnya, terkenal sebagai dua kota yang menjadi surga perjudian. Kasino, taruhan olahraga, dan poker online adalah bagian dari budaya pop di sana. Saya jadi teringat Antonio Gramsci. Dia mungkin melihatnya sebagai hegemoni rezim dalam propaganda kapitalisme. Halah!! Ok Lanjut..   

Anak muda Amerika Serikat tumbuh dengan banyak pilihan untuk berjudi, baik secara langsung maupun online, sehingga minat mereka terhadap judi online dianggap cukup tinggi, meskipun mungkin tidak setinggi di Spanyol.

Akamsi Dilarang Judi

Selanjutnya, kita merapat ke Asia Timur, tepatnya ke Korea Selatan. Di sini, kita menemukan cerita yang sedikit berbeda. Perjudian di sana ternyata sangat diatur ketat oleh pemerintah. 

Kasino di Korsel hanya dibuka untuk turis, sementara warga lokal tidak diizinkan berjudi di dalam negeri. Meskipun demikian, dengan kemajuan teknologi dan internet, beberapa anak muda Korea Selatan tetap menemukan cara untuk terlibat dalam judi online, walau minatnya tidak setinggi di Amerika Serikat atau Spanyol.

Terakhir, kita sampai di Finlandia, negara dengan pemandangan indah dan budaya yang hati-hati terhadap risiko. 

Di Finlandia, judi diatur oleh monopoli negara yang sangat ketat. Budaya di sini cenderung lebih konservatif dalam hal mengambil risiko finansial. 

Hasilnya, minat terhadap judi online di Finlandia adalah yang paling rendah di antara negara-negara lain yang diteliti. Anak muda Finlandia tampaknya lebih tertarik pada kegiatan lain yang lebih aman dan tidak berisiko.

Gimana kira-kira dengan Indonesia?

Masih butuh penjelasan?