Pebulutangkis Indonesia, Jonathan Christie (Jojo) yang meraih emas dalam tunggal putra perseorangan Asian Games 2018 mengungkapkan bahwa ia akan menyumbangkan sebagian dari bonusnya kepada orang-orang yang membutuhkan. Termasuk, membangun masjid dan gereja di Lombok.
“Saya ada nazar dan doa pada Tuhan, beberapa dari bonus ini akan saya bagikan juga pada korban bencana di Lombok dan keluarga ataupun tim yang men-support saya sangat luar biasa, karena ini semua berkat dari Tuhan,” ujar Jojo ketika diwawancarai wartawan 28 Agustus lalu.
Sebagai seorang beriman, secara khusus beriman Katolik, Jojo menjalankan salah satu ajaran Katolik yakni berderma (bersedekah). Pertanyaannya, bagaimana sedekah dimaknai dalam ajaran iman Katolik? Sebelumnya, saya tidak memaksudkan tulisan ini untuk mewakili seluruh ajaran Gereja Katolik. Ini hanyalah hasil pemaknaan saya pribadi sebagai orang Katolik sejak lahir sekaligus sebagai orang yang sedang mendalami iman Katolik.
Orang Katolik meyakini bahwa harta dan rezeki yang mereka miliki adalah pemberian Tuhan. Tuhan sudah memberikan segalanya secara cuma-cuma alias gratis. Oleh karena itu, mereka semestinya memberi juga dengan cuma-cuma. Jojo mengimani ajaran ini dengan baik saat menyatakan bahwa semua (keberhasilan, kemenangan, rezeki) adalah berkat dari Tuhan.
Tuhan akan memberkati mereka yang membantu orang miskin dan sebaliknya mengecam mereka yang acuh tak acuh pada orang miskin. Dalam Injil Matius 5:42, misalnya, Yesus Kristus (Isa AS) memerintahkan, “Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan jangan juga menolak orang yang mau meminjam dari padamu.” Injil adalah kumpulan kisah riwayat hidup dan sabda Yesus Kristus (Isa AS). Mengenai siapa Yesus Kristus (Isa AS) bagi orang Katolik akan saya bahas dalam tulisan lainnya.
Sepanjang hidupnya pun, Yesus Kristus selalu dekat dengan orang miskin. Selain mewartakan sabda Allah, Yesus membuat mukjizat untuk orang-orang miskin dan berkesusahan. Ia menyembuhkan orang sakit, mengusir setan, dan mengampuni orang-orang berdosa. Orang Katolik yang mengimani Yesus sebagai Tuhan semestinya meneladani hidup-Nya dengan dekat dan mau berbagi dengan orang miskin.
Inti dari iman Katolik adalah cinta kasih. Cinta kasih tersebut ditujukan kepada Tuhan dan kepada sesama. Dua arah cinta kasih tersebut mempunyai bobot dan hakikat yang sama besarnya. Cinta kepada Tuhan sendiri diwujudkan secara nyata dengan mencintai sesama.
Ada banyak karya cinta kasih pada sesama yang dianjurkan iman Katolik, secara jasmani (memberi makan pada yang lapar, memberi tumpangan pada tunawisma, mengunjungi para narapidana, dll) maupun secara rohani (menghibur orang yang sedih, mengajar anak-anak dan orang miskin, memberi nasihat pada orang yang sedang dalam masalah, dll). Namun dari semua karya itu, memberi derma kepada orang miskin dan menderita adalah wujud cinta kasih yang utama kepada sesama. Memberi derma juga merupakan perbuatan keadilan yang berkenan pada Allah.
Berapa banyak sedekah yang diwajibkan dalam ajaran Katolik? Untuk ini, iman Katolik tidak memiliki aturan ketat. Namun, beberapa gereja Kristen selain Katolik memiliki aturan “persepuluhan”, yakni memberi derma sebesar sepuluh persen dari penghasilan mereka.
Sekadar pengetahuan singkat saja, ada banyak aliran Kristen di dunia ini. Katolik hanyalah salah satu di antaranya. Saya akan menulis secara lebih panjang lebar mengenai ini pada kesempatan lain.
Sejauh dapat saya maknai, demikian ajaran iman Katolik memandang pentingnya sedekah (derma). Saya kira dalam iman Islam pun sedekah mempunyai makna yang tidak kalah pentingnya. Saya menjadi ingin tahu juga, bagaimana iman Islam memandang sedekah?