Terkadang manusia harus melewati satu masa yang sangat berat dan sulit bagi dirinya. Dia harus menghadapi sebuah masalah yang begitu dahsyat dan problem yang begitu besar. Hingga rasanya ia ingin menjerit,
“Ohh, andai aku mati sebelum melihat cobaan ini !”
Namun ia tak pernah berpikir bahwa detik-detik tersulit saat itu bisa saja menjadi awal dari hari-hari bahagianya.
Ketika Maryam akan melahirkan Nabi Isa as, ia merintih sendirian ditengah fitnah dan beban hidup yang dihadapinya. Seperti dikutip didalam Al-Qur’an.
فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَىٰ جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَٰذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا
“Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan”. (QS.Maryam:23)
Dia tidak tau bahwa ia akan melahirkan Isa, seorang utusan Allah. Nabi yang agung. Rasul yang akan memperbaharui agama yang telah dilecehkan sejak lama oleh Bani Israil. Mukjizat dan tanda kebesaran Allah yang dilahirkan tanpa ayah.
Selengkapnya bisa dibaca di sini