Lingkungan hidup merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia, karena lingkungan adalah ciptaan Tuhan yang berfungsi sebagai pendukung keberlanjutan kehidupan semua makhluk ciptaan-Nya yang ada di dunia, termasuk manusia. Lingkungan yang rusak tentu akan mengancam jiwa atau diri manusia, dalam hal ini rusak dan lestarinya lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap kesehatan dalam diri manusia baik yang bersifat lahiriah (jasmani) maupun batiniah (rohani).
Kesehatan sendiri merupakan salah satu nikmat yang diberikan oleh Allah swt kepada umatnya, namun sering sekali nikmat berupa kesehatan tersebut tidak disadari bahkan dilupakan oleh manusia, sehingga manusia jarang mensyukurinya. Kesehatan juga mempunyai hubungan erat dengan jiwa atau badan manusia, karena tubuh manusia juga membutuhkan oksigen, asupan nutrisi, gizi dan berbagai hak lainnya. Oleh karena itulah, manusia dianjurkan mengkonsumsi makanan-minuman yang baik dan sehat, melakukan olah raga, dan berbagai kegiatan yang bisa mendukung organ tubuh manusia agar tetap berfungsi dengan baik.
Dalam Islam sendiri, banyak sekali ayat Al-Qur’an atau hadis Nabi saw yang menjelaskan perihal makanan-minuman yang baik untuk dikonsumsi oleh umatnya. Karena Islam adalah agama yang bertujuan membawa maslahah bagi umat manusia baik di dunia maupun di akhirat, sehingga ajaran Islam yang bersifat universal mencakup dan mengurus seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk dalam menjaga kesehatan dan jiwa manusia. Oleh karena itulah, Islam menganjurkan umatnya untuk menjaga kebersihan dan juga menjaga alam dari kerusakan, yang mana tujuan yang ada di baliknya tidak lain adalah untuk menjaga jiwa manusia.
Dalam hal ini, menjaga lingkungan sama dengan menjaga jiwa. Hal tersebut dikarenakan menjaga lingkungan dan melestarikannya sama dengan menjaga keberlangsungan hidup manusia, dalam artian perlindungan terhadap kehidupan psikis manusia dan keselamatan mereka. Merusak dan mencemari lingkungan, serta eksploitasi berlebihan sumber daya alam akan berdampak terhadap prinsip-prinsip keseimbangan lingkungan yang mengakibatkan timbulnya ancaman dan bahaya bagi kehidupann manusia.
Sebagaimana disebut di atas, salah satu tujuan agama Islam adalah memberi kemaslahatan bagi manusia di dunia. Aspek kemaslahatan di dunia, tentu berkaitan erat dengan kehidupan jasmani manusia, sehingga salah satu cara untuk mewujudkannya adalah mempunyai jiwa atau badan yang sehat, supaya manusia bisa menjalankan berbagai aktivitasnya sebagai makhluk sosial dan juga bisa menjalankan tugasnya sebagai pemimpin di bumi, serta mewujudkan kemaslahatan lainnya yaitu kemaslahatan di akhirat. Karena badan atau jiwa yang tidak sehat, tentu akan menghambat manusia untuk berhubungan dengan sesamanya dan kepada Tuhannya, sebagai wujud untuk mewujudkan kemaslahatan di akhirat nanti.
Kesehatan badan atau jiwa, tentu sangat berhubungan erat dengan lingkungan di mana manusia itu hidup. Lingkungan yang rusak, tentu akan berakibat pada kondisi jiwa yang terganggu, baik itu kesehatan jasmani maupun rohani. Akibat lingkungan yang rusak, manusia akan mudah terkena penyakit misalnya lingkungan yang kotor tentu akan membuat kesehatan tubuh berkurang, tidak nyaman dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, dan munculnya berbagai penyakit.
Sampah yang berserakan atau sungai yang kotor, akan menimbulkan banyak penyakit seperti gatal-gatal, demam berdarah, dan berbagai penyakit lainnya. Hilangnya lahan hijau, akan berakibat pada udara yang tidak segar. Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, akan berdampak pada kekeringan dan sulitnya air bersih, padahal air adalah salah satu kebutuhan pokok manusia untuk memenuhi kehidupannya. Hilangnya lahan hijau juga mempunyai dampak buruk berupa bencana banjir, yang kemudian banyak memakan korban jiwa. Belum lagi pada waktu banjir, banyak hewan-hewan berbahaya yang hidup di air bermunculan yang setiap saat dapat membahayakan jiwa manusia.
Indonesia sendiri saat ini sedang menghadapi masalah-masalah serius terkait dengan lingkungan, seperti tercemarnya sungai, pencemaran udara, penebangan liar, kebakaran hutan, pencurian kayu, kerusakan terumbu karang, pencemaran pesisir dan laut, dan sebagainya. Yang semuanya mempunyai dampak yang harus dibayar sangat mahal, ketika terjadi berbagai bencana karena kerusakan lingkungan. Hal tersebut juga dikarenakan hilangnya sikap responsibelitas dan kredibelitas terhadap masalah lingkungan. Walaupun Sains dan teknologi memang diperlukan, tetapi itu saja tidak cukup. Oleh karena itulah, kita memerlukan peran agama untuk terlibat dan keluar dan krisis lingkungan yang terjadi.
Meningkatnya kerusakan hutan di Indonesia telah mencapai tahap yang menghawatirkan. Penebangan liar, aktivitas pertambangan dalam hutan, dan pembakaran hutan merupakan faktor rusaknya sumber daya hutan Indonesia. Semakin banyaknya bencana alam berupa banjir dan tanah longsor di Indonesia, tidak terlepas dari semakin rusaknya hutan alam yang ada.
Pencemaran udara akibat asap-asap motor, limbah industri, serta ditambah dengan hilangnya pohon-pohon besar sebagai penyeimbang kestabilan udara di kota-kota besar, sudah sangat memprihatinkan dan berdampak luas pada banyaknya korban jiwa akibat infeksi saluran pernapasan. Kerusakan hutan dan gagalnya reboisasi juga berdampak pada semakin tingginya tingkat kekrisisan Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS yang krisis, tentu mengakibatkan siklus hidrologi terganggu, sehingga banjir mudah terjadi pada musim penghujan dan kekeringan terjadi pada musim kemarau, karena tidak adanya cadangan air tanah yang dapat disimpan.
Masalah lingkungan hidup sebenarnya adalah masalah bagaimana sifat dan hakikat sifat manusia terhadap lingkungan hidupnya. Menjaga lingkungan dan melestarikannya sama dengan menjaga jiwa, dalam artian perlindungan terhadap kehidupan psikis manusia dan keselamatan mereka di mulai dengan menjaga lingkungan yang ada di sekitarnya.
Karena jiwa yang sehat ada dalam lingkungan yang sehat, bayangkan saja misalnya kita ingin belajar atau menyelesaikan sebuah pekerjaan. Namun jika lingkungan yang kita jadikan tempat untuk belajar atau mengerjakan sesuatu itu kotor, tentu apa yang kita lakukan menjadi tidak nyaman. Lingkungan kotor tentu akan membuat manusia bekerja dua kali lipat, yang mengakibatkan kecapekan. Jiwa manusia jika sudah capek, kadang menjadi emosional, mudah marah yang kemudian mengganggu kesehatan mental, sehingga sering tidak terkontrol.
Islam sendiri menaruh perhatian yang besar terhadap keberlangsungan kehidupan manusia. Sebagaimana dijelaskan dalam surah al-Maidah ayat 32;
نْ أَجْلِ ذَٰلِكَ كَتَبْنَا عَلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنَّهُ مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا ۚ وَلَقَدْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنَاتِ ثُمَّ إِنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ بَعْدَ ذَٰلِكَ فِي الْأَرْضِ لَمُسْرِفُونَ
Artinya; oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan Dia telah membunuh manusia seluruhnya. dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah Dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. dan Sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu, sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.
Di dalam Islam sendiri, manusia dilarang membunuh sebagaimana ayat di atas yang bertujuan untuk menjaga jiwa. Di sisi lain, Islam juga memerintahkan umatnya untuk menjaga kebersihan sebagai wujud menjaga kesehatan manusia. Tentu saja, perintah tersebut satu paket dengan wasilah atau perantara dalam menjaga kebersihan tersebut. Yaitu berupa menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak merusaknya, melakukan perawatan dan berbagai hal positif untuk keberlanjutan lingkungan. Karena keberlanjutan lingkungan adalah keberlanjutan kehidupan manusia, ketika lingkungan rusak maka bencana sudah mengintai setiap saat.
Oleh karena itulah, manusia sebagai makhluk yang paling mulia di dunia ini sudah semestinya menjaga lingkungannya. Karena menjaga lingkungan sama halnya dengan menjaga dirinya sendiri dalam artian menjaga jiwanya agar tidak rusak, yang berujung pada hilangnya nyawa.